TIAKUR, LaskarMaluku.com – Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya meluncurkan strategi “TIRTA” (Tata Kelola Pasar Ikan Tiakur Melalui Digitalisasi dan Inovasi Rantai Dingin) sekaligus menandatangani nota kesepakatan dengan berbagai stakeholder di Pasar Ikan Hnyoli Lieta SKPT Moa. Program yang merupakan proyek perubahan peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Pim) II tahun 2025 ini bertujuan mentransformasi tata kelola perikanan dari hulu ke hilir dengan sistem digital terintegrasi Jumat (19/9/2025).

Launching strategi “TIRTA” menandai transformasi besar dalam tata kelola sektor perikanan di Kabupaten MBD yang memiliki potensi laut luar biasa namun belum memberikan nilai tambah optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Program ini mengintegrasikan teknologi digital dengan sistem rantai dingin untuk memastikan kualitas hasil tangkapan tetap terjaga, stabilitas harga, dan keterbukaan akses pasar.

Pasar ikan modern yang dibangun pemerintah pusat ini diberi nama “Hnyoli Lieta” yang berarti sopan santun dalam bahasa lokal, mencerminkan filosofi adat yang ingin dipertahankan dalam modernisasi infrastruktur perikanan. Fasilitas ini dilengkapi dengan sistem digitalisasi yang memungkinkan monitoring harga ikan secara real-time dan portal untuk pemasaran ke luar daerah.

Strategi “TIRTA” dirancang sebagai gerakan kolektif membangun ekosistem perikanan yang efisien, transparan, dan berkelanjutan. Program ini tidak sekadar digitalisasi teknis, tetapi juga mengintegrasikan kearifan lokal dengan teknologi modern untuk menjaga nilai-nilai budaya sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi.

Pemerintah berkomitmen memfasilitasi penambahan kapasitas sepanjang masyarakat bekerja keras memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan.

Penandatanganan nota kesepakatan melibatkan Dinas Perikanan sebagai leading sector dengan berbagai stakeholder termasuk Bappelitbang, DPMD, Dinas Perindag, Dinas Perhubungan, Bagian Hukum, Camat Moa, Lurah Tiakur, dan Media Expo MBD. Kolaborasi multi-stakeholder ini penting untuk memastikan implementasi yang efektif dan berkelanjutan.

Program “TIRTA” yang merupakan proyek perubahan Kepala Dinas Perikanan sebagai peserta Pim II mendapat apresiasi langsung dari Bupati yang menyatakan akan mempertahankan jabatan kepala dinas perikanan untuk beberapa tahun ke depan guna memastikan keberlanjutan program strategis ini.

“Kita punya potensi alam yang sangat luar biasa yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Di satu sisi kita mengalami kesulitan karena terdiri dari pulau-pulau, tetapi di sisi lain itu berkat besar, antara pulau-pulau itu ada laut, ada ikan yang berlimpah-limpah. Di tempat ada berkat maka niscaya masyarakat akan mendapatkan manfaat, kita semua bisa sejahtera dari laut,” ujar Bupati MBD Benyamin Thomas Noach dalam sambutannya.

Bupati mengapresiasi program ini dan memberikan harapan besar. “Mudah-mudahan penjualan ikan ini bukan saja jual di lokal tetapi dengan fasilitas portal yang di sini kita bisa menjual ikan keluar. Harapannya kita coba dengan kapasitas 10 ton, siapa tahu kita bisa produksi lebih dari 10 ton, ada pasar di luar yang bisa menampung hasil ikan kita, akan menambah lagi, pemerintahan akan memfasilitasi apapun asal rakyatnya bekerja keras,” katanya.

Terkait nama pasar, Bupati menjelaskan, “Pasar ini punya nama Hnyoli Lieta itu artinya sopan santun, jadi mudah-mudahan penjual ikan di sini dan pembeli ikan di sini punya sopan santun yang tinggi, selain kita mendapat uang yang banyak tetapi kita juga memelihara adat istiadat dengan baik.”

Bupati juga memberikan jaminan kepada Kepala Dinas Perikanan. “Saya melihat secara pribadi programnya sangat baik, itu artinya bahwa saya tidak mungkin memberikan tanggung jawab ini dipikul oleh orang lain. Pak Edi harus bertanggung jawab atas apa yang disampaikan hari ini, artinya bahwa jabatan kepala dinas perikanan belum bergeser dalam dua tiga tahun ke depan,” tegasnya.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten MBD, Hibry D. Ubro, menyampaikan filosofi program ini. “Hari ini, di bawah langit Tiakur yang biru dan di atas tanah yang memeluk laut, kita menyaksikan lahirnya sebuah strategi yang tidak hanya teknis, tapi juga filosofis. ‘TIRTA’ adalah wujud dari mimpi panjang kita menjadikan ikan sebagai sumber hidup, bukan sekadar sumber nafkah,” ungkapnya.

Ubro menegaskan komitmen transformasi. “Melalui strategi ‘TIRTA’, kami berkomitmen untuk mentransformasi tata kelola pasar ikan Tiakur secara menyeluruh dari hulu ke hilir dengan pendekatan berbasis teknologi, inovasi, dan kearifan lokal,” katanya.

Ubro juga mengutip nilai-nilai lokal. “Dalam adat kita, ada ungkapan: ‘Ikan bukan hanya untuk dimakan, tapi untuk dihormati.’ Karena laut adalah ibu, dan ikan adalah anak-anaknya. Maka, strategi TIRTA hadir untuk menjaga anak-anak laut itu dengan teknologi, dengan rantai dingin, dengan sistem digital yang transparan dan terintegrasi,” jelasnya.

Di akhir sambutannya, Ubro menegaskan, “TIRTA adalah aliran baru. Ia mengalir dari semangat masyarakat, dari kerja keras pemerintah, dari dukungan akademisi, dan dari harapan anak-anak muda. Ia merupakan simbol bahwa Maluku Barat Daya tidak tertinggal, namun justru memimpin dengan cara kita sendiri.” tutupnya. (L09)