AMBON, LaskarMaluku.com – Kebijakan Pemerintah Pusat berkaitan dengan Makan Bergizi Gratis (MBG) di 12 kabupaten/kota di Maluku belum menyentuh semua peserta didik.
Apalagi, program MBG ini masih dalam tahap uji coba dan belum berjalan maksimal dan belum menyentuh semua peserta didik.
Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Welem Daniel Kurnala, SH, M.Si mengemukakan, dari hasil pengawasan di sebelas kabupaten kota, program makan bergizi gratis belum ada dampaknya.
Kendati begitu, program ini katanya, bisa terlihat di dua atau satu kabupeten kota tetapi itu pun belum serentak, masih sebatas uji coba.
“Dampaknya belum sama sekali, cuma kita ketemu mungkin satu dua Kabupaten, jadi tidak ada dampak bahwa disana disini ada makan bergizi gratis,.program MBG ini belum serentak,”ungkap Kurnala
Dikatakan, sebuah keprihatinan mendalam yang kita bisa rasakan ketika DPRD Provinsi Maluku melakukan pengawasan ke berbagai kabupeten kota, nampak jelas bahwa akibat dari kebijakan efesiensi anggaran ini dampaknya sangat terasa disemua sektor.
“Satu hal yang kami harapkan dari Presiden Prabowo Subianto dan wakil Presiden, khusus untuk pendidikan dan kesehatan jangan berlakukan efesiensi anggaran.,kami ini daerah kepulauan dan beberapa kabupaten ada pada kategori Terluar Terdepan, Tertinggal dan Termiskin (4 T),”kata Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, WD Kurnala.
Permintaan dirinya itu, lantaran kedua bidang tersebut, masuk dalam kategori pelayanan publik yang membutuhkan perhatian serius pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dimana Pemerintah daerah yang juga sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah ini.
“Kita harus jujur bahwa benar memang susah, kalau kena efisiensi transportasi antar pulau di Provinsi ini, butuh tata kelola terbaik untuk bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat kita, “pinta Kurnala, Wakil rakyat dari dapil enam, kabupeten Malra, Aru dan kota Tual ini, berharap.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, (TP-PKK) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Ny. Yeni Rosbayani Asri, memberikan perhatian serius kepada keluarga-keluarga kurang mampu.
Perhatian ibu Ketua TP PKK ini fokus perhatiannya kepada anak yang tingginya berada di bawah batas ambang untuk usianya dianggap mengalami kekurangan gizi.
Selain itu Reny Rosbayani Asri menyerahkan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada dua keluarga miskin di Dusun Ulusadar, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupeten Seram Bagian Barat SBB, Provinsi Maluku, Selasa (20/5/2025),
“Saya sangat sedih melihat anak-anak tumbuh dalam rumah yang tidak layak. Mereka berhak mendapatkan lingkungan yang sehat agar bisa berkembang dengan baik,” ungkap Yeni, sambil meneteskan airmatanya.
Menurutnya, Stunting masih menjadi masalah serius di Kabupaten SBB. Faktor lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab utama.
Oleh karena itu, bantuan RTLH dipandang sebagai solusi terpadu untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga miskin sekaligus mencegah stunting.
“Ini bukan sekadar soal rumah, tapi soal hak anak untuk hidup sehat dan layak,” ujar Ny Yeni Rosbayani Asri, sebagaimana dikutip dari TresTV 45.com
Yeni juga menegaskan pentingnya perlindungan hak-hak masyarakat kurang mampu. Ia meminta kepada para kepala dinas dan kepala desa agar tidak memotong hak rakyat.
“Kalau perlu, kita relakan sebagian hak kita demi mereka yang lebih membutuhkan,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten SBB berkomitmen untuk terus menurunkan angka stunting melalui pendekatan multisektor, termasuk peningkatan gizi, perbaikan sanitasi, dan pembangunan hunian sehat.
Untuk diketahui, Keluarga Marwan dan La Baharudin menerima bantuan tersebut karena anak-anak mereka mengalami stunting dan tinggal di rumah yang nyaris roboh.
Penyerahan bantuan dilakukan hasil kerja sama antara TP-PKK dan Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten SBB.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi malnutrisi dan stunting sekaligus
Program ini menargetkan untuk mengurangi angka malnutrisi dan stunting, terutama pada kelompok rentan seperti balita, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Meningkatkan kesehatan dan prestasi belajar:
Dengan asupan gizi yang lebih baik, diharapkan kesehatan anak-anak akan meningkat, dan prestasi belajar mereka juga akan ikut terangkat.(L05)