AMBON, LaskarMaluku.com – Kota Ambon kembali menjadi pusat perhatian pendidikan Katolik nasional. Selama tiga hari, sejak tanggal 27-29 Agustus 2025, para pengelola pendidikan Katolik dari Regio MAM (Keuskupan Agung Makassar, Ambon, dan Manado) berkumpul dalam kegiatan lokakarya strategis yang dipusatkan di Hotel Marina, Kota Ambon.
Pertemuan yang digelar di ibukota Provinsi Maluku ini menjadi ajang konsolidasi untuk menyiapkan para guru menghadapi implementasi kurikulum terbaru Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah: Deep Learning atau pembelajaran mendalam.
Pertemuan ini melibatkan sembilan kabupaten dan dua kota di Maluku serta partisipasi dari Keuskupan Agung Makassar, Keuskupan Manado, dan Keuskupan Amboina.
Lebih dari 300 peserta hadir, terdiri dari kepala sekolah, guru, dan pengurus yayasan Katolik. Forum ini juga menyoroti isu strategis yang tak kalah penting: kebijakan redistribusi guru ASN ke sekolah swasta, sebuah kebijakan yang membawa harapan sekaligus tantangan bagi pendidikan Katolik.
Sekretaris Nasional Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Romo Yohanes Arieyana, menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi para guru.

“Guru-guru kita kalau hanya diberikan pelatihan sekali itu tidak cukup. Tetapi kalau berulang-ulang, mereka akan semakin siap, bahkan semakin senang dalam mengajar. Dengan begitu, pembelajaran Deep Learning bisa diterapkan secara baik,” kata Romo Yohanes Arieyana.

Pernyataan itu menegaskan bahwa lokakarya ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan proses jangka panjang untuk memperkuat kualitas pengajaran di sekolah Katolik.
Lokakarya Regio MAM sejatinya merupakan agenda rutin yang dilaksanakan bergilir di tiga wilayah besar tersebut. Namun, pandemi Covid-19 sejak 2019 membuat pertemuan ini terhenti.
Dan pada tahun 2022, kegiatan ini hidup kembali di Makassar, berlanjut ke Manado pada 2024, dan kini Ambon menjadi tuan rumah 2025. Tahun depan, giliran Makassar yang akan menyelenggarakannya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, RP Karol Yamrevav MSC, menjelaskan, dari isu pembelajaran mendalam yang sekarang digulirkan pemerintah, kita berkumpul, berdiskusi, dan berlokakarya bersama.
“Hasilnya nanti akan diteruskan ke Majelis Nasional Pendidikan Katolik, yang berwenang merumuskan rekomendasi untuk pemerintah,”ungkap Pastor Karol Yamrevav.
Salah satu topik yang mencuat dalam pertemuan ini adalah implementasi Permendikdasmen Nomor 1 Tahun 2025. Regulasi tersebut memperbolehkan guru ASN, baik PNS maupun PPPK, ditempatkan di sekolah swasta yang mengalami kekurangan tenaga pendidik.
Meski dianggap solusi, kebijakan ini juga menimbulkan persoalan. Banyak sekolah swasta Katolik kehilangan guru berkualitas setelah mereka diangkat sebagai PPPK dan ditempatkan di sekolah negeri. Kondisi ini membuat sekolah swasta semakin kekurangan tenaga pengajar berpengalaman.
“Kami berharap guru-guru negeri tidak hanya ditempatkan di sekolah negeri, tapi juga sekolah swasta Katolik. Selama ini, banyak guru swasta Katolik yang bagus masuk PPPK lalu ditempatkan di negeri, sehingga sekolah swasta kekurangan kader guru,” ujar Romo Yohanes Arieyana.
Jumlah peserta dalam lokakarya tahun ini menjadi yang terbesar dibandingkan sebelumnya. Dari Ambon hadir 137 peserta, Manado 69, dan Makassar 29. Mereka mengikuti rangkaian materi yang mencakup Deep Learning, growth mindset, hingga strategi pendidikan Katolik dalam dinamika kebijakan nasional.

Sekretaris Keuskupan Amboina yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Amboina, RD Agus Arbol, menegaskan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi sekolah Katolik.
“Banyak sekolah belum melaksanakan pelatihan menyeluruh tentang Deep Learning. Karena itu, regio kita mengambil inisiatif ini. Syukurlah Kementerian melalui Balai Diklat Guru provinsi memberikan dukungan pelatihan gratis,” kata RD Agus Arbol.
Pertemuan Regio MAM bukan hanya forum teknis, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat peran sekolah Katolik di tengah tantangan zaman. Selain mempersiapkan implementasi kurikulum baru, hasil pertemuan ini akan menjadi masukan penting bagi MNPK dalam menyusun kebijakan pendidikan nasional.
Lebih jauh, kegiatan ini juga menjadi ajang menuju Kongres Pendidikan Katolik Nasional yang direncanakan berlangsung di Kupang pada Desember 2025, bertepatan dengan peringatan 51 tahun MNPK.
Dengan demikian, lokakarya di Ambon tidak sekadar pertemuan tahunan, melainkan langkah konkret memperkuat peran pendidikan Katolik di Indonesia – mempersiapkan guru, menguatkan yayasan, sekaligus mengawal kebijakan pemerintah agar berpihak pada seluruh satuan pendidikan, negeri maupun swasta. (L05)
