AMBON LaskarMaluku.com – Kebijakan pengosongan aktivitas penambangan emas di gunung Botak, Kabupaten Buru, oleh Pemerintah Provinsi Maluku bersama aparat TNI/Polri, dinilai sejumlah kalangan sangat tepat dan strategis.
Wakil Rektor (Warek) IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistim Informasi Universitas Pattimura (Unpatti), Dr Ruslan Tawari, M.Si menilai, kebijakan Pemerintah Provinsi Maluku, melakukan pengosongan lokasi tambang Gunung Botak, sangat strategis karena bagian dari penataan kawasan itu secara sistematik .
“Kita ketahui bahwa ini tambang rakyat yang harus benar-benar dikelolah secara baik dan profesional sehingga pada saatnya tidak akan menimbulkan konsekwensi terhadap masyarakat khususnya terkait dengan bencana alam. Seraya mencontohkan peristiwa kelam yang dialami masyarakat di tiga provinsi di Pulau Sumatera.
“Kita belajar dari pulau Sumatera dalam hal ini Aceh, Sumatera Utara dan Padang yaitu sesuatu yang betul-betul menjadi ikhtiar bagi kita, sehingga penataan lingkungan itu penting. ICMI dalam Silatnas Bali mendesak menetapkan Musibah Sumatera itu sebagai Bencana Nasional oleh karena itu apa yang dilakukan pemerintah hari ini dengan pengosongan Tambang Gunung Botak’ itu penting tetapi harus terkonfirmasi baik dengan masyarakat sehingga jangan ada lagi tanda kutip’ masyarakat mencurigai bahwa ini bukan kepentingan rakyat tapi kepentingan mafia-mafia tambang lagi” itu penting untuk digaris bawahi karena sekarang setelah terjadi bencana mulai kita saling curiga maka awal penataan ini harus sistemik dan tuntas dan saya minta kepada pemerintah untuk tuntaskan masalah ini, “tandas Ruslan Tawari yang juga akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpatti Ambon ini menandaskan.
Kebijakan pemerintah daerah untuk melakukan pengosongan pada saat ini, adalah sebuah langkah strategis karena itu terkait dengan masalah mitigasi bencana, masalah tata kelola, masalah keberlanjutan menjadi sebuah langkah awal dimulainya proses penataan terhadap masalah lingkungan
“Pengosongan ini menjadi titik dimulainya penataan lingkungan, “kata Tawari mengakhiri wawancaranya dengan media Laskar Maluku.com (L05).
