AMBON LaskarMaluku.com – Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Dr Vita N Lawalata berpendapat Program Studinya kedepan menghasilkan para lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja. Ini dibuktikan dari berbagai program kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri dan alumninya mampu bekerja diberbagai sektor dunia usaha.
Tidak hanya itu, komitmen Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura tengah berusaha untuk menghasilkan pengolahan pangan yang higienis dan yang bergizi tinggi. Komitmen ini selaras dengan program pemerintah Presiden Prabowo tentang Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak di Indonesia khususnya di provinsi Maluku.

Menurut Dr Vita N. Lawalata, Laboratorium pangan yang dipunya Fakultas Pertanian Unpatti saat ini difungsikan untuk praktikum. Akan tetapi kajian dan analisis pengolahan pangan telah diakui Institut Pertanian Bogor (IPB) Bandung Jawa Barat.

“Kami sudah kerjasama dengan IPB sehingga laboratorium kami dari hasil analisa sudah layak untuk lakukan aktivitas pengolahan pangan dan program studi kami mendapatkan sertifikat dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Bandung Jawa Barat, “akui Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon, Dr Vita N Lawalata, di Unpatti Ambon,.

Menurutnya, Laboratorium pengolahan pangan ini tersedia, untuk memacu kami menyiapkan diri menciptakan kebutuhan pangan yang bergizi untuk kepentingan masyarakat Maluku kedepan.

“Laboratorium pangan itu mahasiswa selalu melakukan praktikum tentang bagaimana mengolah pangan yang baik, diformulasikan di laboratorium dan dihitung komposisi gizinya.

Untuk mensukseskan delapan program atau Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming soal Hilirisasi dibidang Pertanian misalnya, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian perlu mengambil langkah-langkah koordinasi dengan tingkat Fakultas maupun dengan pimpinan tinggi Unpatti untuk membuat ToR mini pengembangan laboratorium pengolahan pangan bergizi untuk mensukseskan program Presiden Prabowo soal menyediakan Makanan Bergizi Gratis (MBG).

“Untuk pengembangan laboratorium pangan bergizi untuk mensukseskan program Presiden Prabowo Subianto tentang menyediakan MBG bagi anak-anak di provinsi Maluku, “ujar Vita N Lawalata.

Menurutnya, kebijakan ini sangat perlu dilakukan untuk mewujudkan Asta cita soal bagaimana mendukung pangan bergizi di provinsi yang kita cintai bersama ini. Impian ini mesti diwujudkan agar Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon menjadi dapur Pangan di Provinsi Maluku.

Sejauh ini, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon didukung 16 dosen dan dua guru besar serta tiga lainnya adalah Magister.

Melalui berbagai program hilirisasi dan inovasi yang dihasilkan, Progam studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Unpatti, menunjukkan komitmen yang kuat dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk pertanian di Provinsi Maluku. Dengan pendekatan kolaboratif dan penerapan teknologi modern, Parodi ini berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Optimisme dan harapan yang kuat bahwa hasil penelitian lembaganya telah diakui sehingga persiapan ke Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipunyai saat ini memberikan keunggulan kompetitif dan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Untuk mewujudkan Visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 diwujudkan dengan 8 misi yang disebut dengan Asta Cita.

Beberapa program Asta Cita Presiden Prabowo yang mesti sesuaikan dengan kebutuhan setiap daerah untuk bagaimana mendukung dan mewujudkan impian tersebut.
Diantaranya mendorong kemandirian swasembada pangan, energi, air ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.

Kemudian memperkuat pembangunan manusia (SDM) sains teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender serta penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang pangan.

Melanjutkan Hilirisasi dan Industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah untuk pemerataan ekonomi.

Walau begitu, impian untuk mewujudkan “Asta Cita” sudah jelas akan sedikit terhambat menyusul adanya kebijakan efesiensi anggaran yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No 1 Tahun 2025 tentang Efesiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025. (LO5)