JAKARTA, LaskarMaluku.com – Uskup Diosis Amboina, Mgr Seno Ngutra mengaku bersyukur dengan tema Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) tahun 2025 “Berjalan Bersama Sebagai Peziarah Pengharapan”.
Pasalnya, sebelum tema ini digaungkan secara dunia, “Berjalan Bersama” sudah diterapkan di Keuskupan Amboina sejak Musyawarah Pastoral tahun 2023 lalu.
“Saya sebagai Uskup sudah mengangkat tema “Berjalan Bersama” di Keuskupan Amboina. Dan rasa syukur saya bahwa tema yang saya angkat di awal 2023 itu diperkuat dalam Sinode para Uskup Dunia dan Paus juga menekankan tema tersebut, sehingga ini menjadi tema umum di seluruh dunia,”ungkap Uskup Seno Ngutra kepada media ini disela-sela kegiatan SAGKI ke-5 di Hotel Mercure Ancol, Selasa (4/5/2025).
Oleh sebab itu, sambung Uskup Seno, SAGKI ini sendiri justru menguatkan apa yang telah Keuskupan Amboina mulai dengan Berjalan Bersama.
“Saya juga berharap ada unsur-unsur baru yang kita temukan dari keuskupan lain, sehingga bisa memperkaya apa yang telah kita kembangkan di Keuskupan Amboina. Sehingga bagi saya, kita umat Keuskupan Amboina tidak merasa sesuatu yang sangat baru atau asing dengan SAGKI ini. Tetapi apa yang telah kita mulai, akan diperkuat dan diperkaya dengan beragam pengalaman dari keuskupan lain di Indonesia,”kata Uskup Seno Ngutra.

Unsur Kesatuan Gereja Katolik Indonesia
Menurut Monsignor, moment SAGKI 2025 ini kita merasakan unsur kesatuan gereja Katolik itu secara nyata terutama di Indonesia. Dimana semua perwakilan para Uskup, para Imam, Biarawan, Biarawati dan umat duduk bersama dalam satu ruangan di hari-hari yang istimewa ini. Dan tentunya ada beragam pengalaman dari keuskupan-keuskupan yang berbeda-beda.
“Tetapi ada satu hal yang menyatukan bahwa iman kekatolikannya itu membuat kita merasa sebagai bagian dari gereja keuskupan lain yang mungkin sedang menderita, yang kesulitan dalam pelayanan juga keuskupan yang mungkin mudah dijangkau dan lain-lain, tapi semuanya bersatu dalam satu rasa bahwa inilah dan Gereja Katolik,”ungkap Yang Mulia Mgr Seno Ngutra.
Unsur Mendengarkan
Uskup juga mengatakan, unsur yang paling penting dalam sinode kali ini, adalah unsur mendengarkan.
“Jadi kita belajar untuk mendengarkan. Selama ini mungkin ada paradigma bahwa umat mendengarkan Uskup dan para Imamnya, tetapi sekarang dalam sinode ini kita merasakan sekali unsur mendengarkan itu dan dilihat dari sisi yang terbalik bahwa hierarki sungguh-sungguh mendengarkan umat, cerita umat kecil, kaum perempuan, kaum terpinggirkan dan saya kira ini yang menjadi kekuatan dalam tema besar kita Berjalan Bersama sebagai satu Gereja Katolik dalam skop dunia tentunya tetapi secara khusus lagi dalam Gereja Katolik di Indonesia,”tutup Uskup Seno Ngutra. (L02)
