AMBON, LaskarMaluku.com – Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun. Bapa Suci meninggal di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Demikian laporan dari kantor berita Vatikan, seperti dilansir bbc.com.

Kematiannya terjadi sehari setelah ia muncul di Lapangan Santo Petrus untuk mengucapkan “Selamat Paskah” kepada ribuan umat Katolik.

Kardinal Kevin Joseph Farrell mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus “dengan kesedihan yang mendalam” pada Senin (21/04).

“Pada pukul 7:35 pagi ini (waktu setempat), Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” ujar Kardinal Farrell.

“Dia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan cinta universal, terutama bagi mereka yang paling miskin dan terpinggirkan,” lanjutnya.

Farrell menambahkan: “Dengan rasa syukur yang tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami mempercayakan jiwa Paus Fransiskus kepada cinta kasih belas kasihan tak terbatas dari Allah Tritunggal.”

Dalam bulan-bulan terakhir hidupnya, kondisi kesehatan Paus yang memburuk membuatnya menghabiskan beberapa pekan di rumah sakit.

Pada 14 Februari lalu, pria berusia 88 tahun itu dibawa ke rumah sakit Gemelli di Roma untuk dirawat karena pneumonia di kedua paru-parunya. Bapa Paus mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari dan keluar dari rumah sakit pada 23 Maret.

Paus sangat rentan terhadap pneumonia, yang merupakan infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, setelah menjalani pengangkatan sebagian paru-paru saat masih muda.

Masa kepausan Fransiskus menandai banyak hal dan meskipun ia tak pernah berhenti memperkenalkan reformasi pada Gereja Katolik, ia tetap populer di kalangan tradisionalis.

Ia adalah Paus pertama dari Benua Amerika atau belahan bumi selatan.

Sejak Gregorius III yang lahir di Suriah meninggal pada tahun 741, belum pernah ada Uskup Roma non-Eropa.

Ia juga adalah Yesuit pertama yang terpilih menduduki takhta Santo Petrus, Yesuit secara historis dipandang dengan kecurigaan oleh Roma.

Pendahulu Fransiskus, Benediktus XVI, adalah Paus pertama yang mengundurkan diri secara sukarela dalam hampir 600 tahun, dan selama hampir satu dekade, Taman Vatikan menjadi tempat tinggal dua paus.

Sebagai Kardinal Bergoglio dari Argentina, ia sudah berusia tujuh puluhan ketika ia menjadi Paus pada tahun 2013.

Kesedihan menyelimuti Lapangan Santo Petrus

Lonceng berbunyi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025).

Kerumunan ratusan ribu orang tampak terdiam – suasananya dipenuhi dengan kesedihan yang tak terperi.

BBC berbicara dengan sejumlah orang dari berbagai negara, termasuk India, Afrika Selatan, Denmark, yang berkumpul di lapangan Santo Petrus.

Kepada BBC, semuanya mengatakan bahwa hal yang paling mereka rindukan dari Paus adalah upayanya untuk menjadikan Gereja Katolik lebih inklusif.

Apa pesan terakhir Paus Fransiskus?

Pesan terakhir Paus Fransiskus: “Tidak ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, berpikir, dan berekspresi”.

Pesan ini disampaikan pada saat perayaan Paskah pada Minggu (20/04) saat ajudannya membacakan pesan perdamaiannya dan “penghormatan terhadap pandangan orang lain”.

Dalam pidato terakhirnya, Paus mengenang penduduk Gaza, khususnya penduduk Kristen, karena konflik itu “menyebabkan kematian dan kehancuran” dan menciptakan “situasi kemanusiaan yang menyedihkan”.

Dia juga menyebut meningkatnya antisemitisme global sebagai sesuatu yang “mengkhawatirkan”.

“Betapa besar kehausan akan kematian, akan pembunuhan yang kita lihat dalam berbagai konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia,” katanya.

“Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan… untuk semua rakyat Israel dan rakyat Palestina,” kata pesan itu.

“Lakukan gencatan senjata, bebaskan para sandera dan datanglah untuk membantu orang-orang yang kelaparan yang menginginkan masa depan yang damai.”

Paus juga mendorong semua pihak yang terlibat dalam perang Ukraina untuk “melakukan upaya yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi”

Apa kata para pemimpin dunia?

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mengatakan kabar kematian Paus Fransiskus “sangat menyedihkan bagi kami”.

“Saya mendapat kehormatan menikmati persahabatannya,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Meloni menambahkan “dia meminta dunia, sekali lagi, mengubah arah, untuk mengikuti jalan yang ‘tidak menghancurkan, tetapi membudidayakan, memperbaiki, melindungi'”.

“Ajarannya dan warisannya tidak akan hilang. Kami menyapa Bapa Suci dengan hati yang penuh kesedihan, tetapi kami tahu bahwa dia sekarang berada dalam kedamaian Tuhan.”

Ucapan belasungkawa atas kematian Paus Fransiskus mengalir deras dari para pemimpin dunia.

Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof, mengatakan “Paus Fransiskus adalah seorang yang merakyat”.

Sementara itu, Presiden Parlemen Eropa, Roberta Metsola, mengatakan “senyumnya yang menular telah merebut hati jutaan orang di seluruh dunia”.

Sedangkan Presiden Israel, Isaac Herzog memuji Paus Fransiskus memiliki “belas kasih yang tak terbatas”.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengenang Paus Fransiskus sebagai “pembela nilai-nilai tertinggi humanisme dan keadilan”, seperti dikutip dari pernyataan pemerintah Rusia.

Kremlin menambahkan bahwa Putin “memiliki kehormatan untuk berkomunikasi dengan pria luar biasa ini dalam banyak kesempatan”.

Putin “akan selamanya menyimpan kenangan terindah tentangnya,” kata Kremlin juga.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus, dengan mengatakan:

“Beliau tahu bagaimana memberikan harapan, meringankan penderitaan melalui doa, dan membina persatuan.”

Zelensky menambahkan bahwa mendiang Paus berdoa untuk perdamaian di Ukraina dan untuk rakyat Ukraina.

“Kami berduka bersama umat Katolik dan semua umat Kristen yang mencari dukungan spiritual dari Paus Fransiskus. Kenangan abadi!”

Presiden Swiss, Karin Keller-Sutter, bilang Paus Fransiskus adalah seorang “pemimpin spiritual yang hebat, pendukung perdamaian yang tak kenal lelah”.

Adapun Menteri Pertama Skotlandia, John Swinney, menggambarkan Paus Fransiskus sebagai “suara perdamaian, toleransi, dan rekonsiliasi”

Di sisi lain, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memberi penghormatan kepada Paus Fransiskus dengan menyebutnya sebagai “orang yang rendah hati, berada di pihak yang paling rentan dan paling rapuh”.

Sementara itu, Menteri Agama Indonesia, Nasaruddin Umar, menyampaikan duka mendalam atas kematian Paus Fransiskus dia sebut sebagai salah satu sahabat dekatnya.

“Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan,” ujar Nasaruddin dalam keterangan tertulis yang diterima BBC News Indonesia.

Rencananya, Bapa Suci akan disemayamkan di Basilika St Mary Major, salah satu dari empat basilika kepausan di Roma. (*/L02)