AMBON LaskarMaluku.com – Sebanyak kurang lebih tiga ratus para perempuan hebat yang tergabung dalam Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) se-Kevikepan Kota Ambon berkumpul bersama melakukan ziarah ke Porta Sancta (pintu suci) di Gereja Katedral Ambon, diikuti Katekase singkat dan dilanjutkan dengan misa syukur atau Ekaristi Kudus dari Pastor Penasehat Rohani, RP Carol Jamrevav MSC dalam rangka merayakan HUT Wanita Katolik RI yang ke-101 tahun, tanggal 26 Juni 2025.
Porta Sancta, atau Pintu Suci dalam bahasa Indonesia, adalah pintu khusus yang terletak di basilika utama Gereja Katolik Roma.

Sedangkan di wilayah provinsi dimana terdapat gereja Katedral, Pintu ini hanya dibuka selama Tahun Yubileum (Jubilee), yang biasanya dirayakan setiap 25 tahun, atau dalam peristiwa besar lainnya. Pintu ini menjadi simbol pertobatan, pengampunan, dan rahmat Tuhan, serta kesempatan bagi umat Katolik untuk melakukan ziarah dan memperbarui iman mereka.
Secara tradisional, Pintu Suci disegel dengan semen dan mortir dari dalam, dan hanya dibuka secara seremonial saat Tahun Yubileum. Umat yang melewati Pintu Suci dengan iman dan pertobatan diharapkan menerima indulgensi penuh. Pintu ini juga melambangkan perjalanan spiritual umat menuju keselamatan dan persekutuan dengan Allah.

Pastor Carol Jamrevav, dalam Katekese singkatnya mengungkapkan, di Roma Italia, terdapat beberapa basilika yang memiliki Pintu Suci antara lain:
Basilika Santo Petrus di Vatikan, Basilika Santo Yohanes Lateran (Roma), Basilika Santa Maria Maggiore (Roma), Basilika Santo Paulus di Luar Tembok (Roma).
Pada Tahun Yubileum 2025, mendiang Paus Fransiskus secara resmi membuka Pintu Suci di Basilika Santo Petrus pada tanggal 24 Desember 2024 lalu menandai dimulainya Tahun Yubileum 2025.
Kegiatan ziarah ke Porta Sancta yang dilakukan oleh perempuan hebat yang terhimpun dalam organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pengurus Daerah DPD tingkat provinsi Maluku dan Maluku Utara, ikut melibatkan WKRI dari delapan cabang tingkat paroki dan ranting (wilayah dalam paroki) memeriahkan sejarah perjalanan WKRI yang berdiri pada tanggal 26 Juni 1924.

Saat ini WKRI telah memasuki usia yang ke-101 tahun. Perayaan akan hari ulang tahun Wanita Katolik Republik Indonesia yang ke-101 itu dimeriahkan secara sederhana di gereja Katradal Ambon atau sering disebut dengan Ibu dari semua gereja di Keuskupan Amboina.
Penasehat Rohani, Pastor Carol Jamrevav MSC, mengatakan, meski kegiatan perayaan ulang tahun ke-101 dirayakan secara sederhana tapi bertepatan dengan tahun Yubelium 2025, para perempuan-perempuan hebat, berziarah ke Porta Sancta (Pintu Suci), gereja Katradal Ambon.
“Itu sungguh luar biasa karena mengisi Yubelium dengan kegiatan mengunjungi ke Porta Sancta dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi dan ini sesuatu yang sangat bagus untuk para anggota, kemudian mereka berkesempatan untuk mendapatkan ketekese, “Ujar Pastor Carol Jamrevav, penasehat rohani Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD Maluku dan Maluku Utara.
Porta Sancta melambangkan Yesus sebagai pintu, dalam Injil Yohanes dikatakan, bahwa Dia adalah gembala, tapi Dia juga pintu menuju surga, maka ketika kita datang kita tidak sekedar melawati Porta Sancta tapi disana kita berjumpa dengan Sang Pintu Kristus sendiri menanti dengan berkatNya, sehingga semua peserta dapat menikmati berkat-berkat yang Tuhan Yesus sediakan kepada mereka (WKRI).
“Ini yang menjadi tahun istimewa karena merayakan 101 tahun dengan cara mengunjungi *”Porta Sancta”* walupun sederhana tapi punya dampak rohani besar bagi para WKRI yang hadir pada saat mengikuti ziarah ke Porta Sancta, Katekese dan misa syukur, “pungkas Pater Jamrevav kepada Laskar Maluku.com usai misa syukur dalam rangka memperingati hari ulang tahun Wanita Katolik Republik Indonesia yang ke 101 yang dilangsungkan di gereja Katradal Ambon, Kamis (26/6/25) sore.

Kegiatan HUT WKRI dimeriahkan dengan pemberian tali kasi kepada 13 anggota WKRI cabang di Kevikepan Kota Ambon yang terkena musibah banjir dan tanah longsor.
Pemberian tali kasi itu sebagai bagian dari melaksanakan Tema Tahun 2025 ini.
“WKRI Berjalan Bersama dalam Pengharapan mewujudkan Kesejahteraan Perempuan dan Anak”. Jadi pemberian bantuan tali kasih itu sebelum memberikan perhatian kepada orang luar harus memperhatikan anggota-anggota WKRI yang terkena bencana tanah longsor dan banjir, ” jelas pastor penasehat WKRI DPD Maluku dan Maluku Utara, Pater Carol Jamrevav MSC, yang juga pastor Paroki Santo Yakobus Ahuru.

Sementara itu, Ibu Paulina Wokanubun Renyut, selaku Anggota Presidium I DPD Maluku dan Maluku Utara, mengemukakan bahwa dampak dari cuaca ekstrem telah membawa bencana bagi teman-teman WKRI di berbagai tempat, khususnya yang di kota Ambon misalnya terdapat 13 Anggota WKRI.
Menurutnya pemberian bantuan tali kasi yang diberikan, jangan dilihat dari nilainya tetapi bentuk perhatian kita WKRI kepada anggotanya.
“Kita berprihatin terhadap mereka yang terkena musibah, jadi bentuk perhatian kita kepada sesama yang terkena dampak, ” ujar ibu Paulina Wokanubun Renyut.

Bantuan tali kasi yang diberikan lanjut ibu Paulin, merupakan bantuan kebutuhan emergency dan yang terhimpun dari DPD Provinsi dan DPD Cabang yang ada di paroki di kota Ambon.
WKRI merupakan wadah bagi perempuan Katolik untuk menjalankan kegiatan keagamaan dan sosial.

Organisasi Kemasyarakatan:
WKRI berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk pemberdayaan perempuan dan pelayanan kepada masyarakat.
Wadah Pemberdayaan:
WKRI memberikan wadah bagi perempuan Katolik untuk mengembangkan diri dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, keterampilan, dan kesejahteraan.
WKRI menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi lain, baik di dalam maupun luar negeri.
WKRI didirikan pada tanggal 26 Juni 1924 di Yogyakarta oleh Raden Ajeng Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat Darmaseputra.
Awalnya bernama Perkumpulan Ibu-ibu Katolik Pribumi, kemudian beberapa kali mengalami perubahan nama hingga menjadi Wanita Katolik Republik Indonesia.
Tujuan awal pendiriannya adalah meningkatkan kualitas perempuan melalui pendidikan dan penyediaan bahan bacaan. WKRI telah berperan dalam berbagai perjuangan bangsa, termasuk saat masa pendudukan Jepang dan setelah Proklamasi Kemerdekaan.
Dengan struktur organisasi yang jelas dan berbagai kegiatan yang dilakukan, WKRI terus berkontribusi dalam kehidupan perempuan Katolik dan masyarakat Indonesia.
Dalam memperingati HUT-nya yang ke 101, dirayakan secara sederhana ditengah situasi kota Ambon yang terus menerus diguyur hujan tetapi tidak mengurangi semangat kebersamaan para kaum ibu Wanita Katolik Republik Indonesia di kota Ambon untuk melakukan ziarah ke Porta Sancta. (Andi Sagat)