AMBON,LaskarMaluku.com – Setelah diberitakan pembangunan proyek Seminari milik Keuskupan Amboina di Desa Airlow amburadul, pihak PT Nailaka Indah akhirnya angkat bicara melalui stafnya Muskapitan Haruna.

Kepada media ini di lokasi Seminari Airlouw, Sabtu (2/8/2025), Muskapitan mengaku jika proyek pembangunan seminari di Airlouw bersumber dari dana APBN dan pembangunannya sesuai dengan perencanaan dari Balai Prasarana Pemukiman Maluku.

Menurutnya, saat ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI sementara melakukan audit administrasi dan akan dilanjutkan dengan inspeksi ke lapangan.

Kendati demikian, Muskapitan Haruna mengakui jika pihaknya telah merampungkan dua unit gedung pendidikan seminari sesuai perencanaan.

“Kami kontraktor tidak boleh menyalahi spesifikasi sesuai kontrak. Pekerjaan ini dibangun berdasarkan gambar perencanaan,”jelasnya dihadapan Pastor Agus Ulahayanan selaku penanggung jawab teknis seluruh pembangunan Keuskupan Amboina di Desa Airlouw.

Menurut Muskapitan Haruna, apabila proyek yang dibangun PT Nailaka tidak sesuai dengan spek, maka tentunya pihak dari Balai Prasarana Pemukiman Maluku selaku pemilik proyek tidak akan menerima. “Tapi fakta yang terjadi adalah proyek telah diserahkan kepada pihak Keuskupan Amboina. Sudah serahterima dengan Balai, dan kalau memang proses penyerahan tersebut tidak sesuai spek yang dirancang pihak perencanaan yang pasti pihak balai pasti menolak,”jelasnya seraya menambahkan, seminari sudah selesai dibangun dan telah dilakukan penyerahan dari balai ke pihak keuskupan.

Muskapitan Haruna menambahkan, kalau pihaknya bekerja sesuai kontrak yang diberikan oleh Balai Prasarana Pemukiman Maluku, yang kala itu Disponsori oleh Ibu Naomi sebagai pihak perencana termasuk Pak Yudi.

“Jadi sekali lagi pelaksanaan dengan nama kegiatan Pembangunan Seminari Amboina di Air Louw kami kerjakan berdasarkan Produk Balai,”tegas Haruna sembari mengatakan untuk perubahan desain pada tahap perencanaan itu kami tidak mengetahui dan bisa dikonfirmasi ke bagian perencanaan Balai Prasarana Pemukiman Maluku melalui ibu Naomi, sedangkan Satkernya adalah pak Ridwan dan PPKnya adalah Pak Kusnadi dan mereka ini menurut informasi sudah pindah tugas ke tempat lain.

Pembangunan Tidak Sesuai Perencanaan Awal

Ditempat yang sama, Pastor Agus Ulahayanan Penanggung jawab teknis pelaksanaan seluruh pembangunan Keuskupan Amboina di Louw menyatakan kalau pekerjaan ini sudah tidak sesuai dengan desain perencanaan awal.

Pastor mengakui, desain awal pembangunan seminari sangat bagus tapi dalam perjalan ada banyak perubahan yang tidak diketahui oleh pihak keuskupan.

“Kami sebagai calon penerima manfaat sama sekali tidak mengetahui perubahan perencanaan tersebut. Bahkan WA grup dibentuk kala itu tiba-tiba tidak lagi berfungsi, dan mungkin saja terjadi miskomunikasi internal soal proyek tersebut dan apakah ada intervensi orang berpengaruh atau lainnya, kami sama sekali tidak mengetahui,”sesal Pastor Agus seraya mempertanyakan sejak awal proyek selalu membangun komunikasi dengan ibu Naomi tetapi entah bagaimana nomor handphone ibu Naomi sudah tidak aktif lagi. Ada apa sebenarnya.

Padahal sambung Pastor, jika perencanaan proyek pembangunan ini atas usulan pihak keuskupan, kenapa banyak terjadi perubahan pihak penerima manfaat tidak mengetahui. (L06)