AMBON, LaskarMaluku.com – Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon resmi menjadi tuan rumah Cornell Modern Indonesia Project (CMIP) 7th State of the Field Conference, sebuah forum internasional yang berfokus pada pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing — BIPA). Konferensi ini berlangsung di lantai dua Aula Rektorat Unpatti, menghadirkan 32 akademisi dari berbagai universitas di dunia.
Acara yang mengusung tema “Pedagogi Bahasa Indonesia sebagai Gerbang: Perspektif, Pendekatan, dan Sasaran dalam Mendukung Studi Bahasa Indonesia di Seluruh Dunia” ini diselenggarakan atas kerja sama Unpatti, Cornell Modern Indonesia Project, American Institute for Indonesian Studies (AIFIS), Southeast Asia Program (SEAP), dan Yale Consortium for the Teaching of Indonesian.
“Konferensi ini menjadi forum strategis untuk mempertemukan para pengajar BIPA dari berbagai negara, membahas pendekatan baru, serta memperkuat posisi Bahasa Indonesia di tingkat global,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, Dr Ruslan Tawari, M.Si mewakili Rektor Unpatti, Prof Dr Fredy Leiwakabessy, M.Pd
Konferensi ini dihadiri oleh akademisi terkemuka, di antaranya Erlin Barnard dan Ellen Rafferty (University of Wisconsin-Madison), George Quinn (Australia National University), Bambang Kaswanti Purwo (Universitas Atma Jaya Jakarta), hingga Evelyn Fettes dan Maz Do (Cornell University).
Menurut perwakilan CMIP, Jolanda M Pandin, fokus utama konferensi adalah memperdalam metode dan materi pengajaran BIPA, khususnya bagi penutur asing yang ingin memahami Bahasa Indonesia sekaligus budayanya.
“Tujuan utama pelaksanaan konferensi ini lebih banyak ditujukan untuk mempelajari Bahasa Indonesia bagi penutur asing. Lewat bahasa, mereka juga belajar memahami budaya Indonesia,” kata Jolanda M Pandin.
Selain sesi pleno, konferensi ini diawali dengan lokakarya pedagogi di American Corner Ambon. Kegiatan ini memberi ruang bagi peserta untuk berbagi praktik terbaik, materi ajar inovatif, serta strategi memperkenalkan kearifan lokal dalam pengajaran bahasa.
“Kami meyakini bahwa program BIPA tidak hanya terbatas pada pengajaran bahasa, tetapi juga mencakup pengenalan seni, tradisi, dan kearifan lokal Maluku, sehingga budaya daerah ini semakin dikenal dunia,” ujar Ruslan Tawari.
Peserta konferensi berasal dari universitas di Asia, Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. Forum ini diharapkan membuka peluang kolaborasi lintas negara, memperkuat jejaring akademik, dan menempatkan Maluku sebagai salah satu pusat studi Bahasa Indonesia di dunia.
“Dengan adanya forum ini, kami ingin mendorong kerja sama berkelanjutan antara lembaga pendidikan tinggi di Indonesia dan mitra internasional, sehingga Bahasa Indonesia semakin diakui sebagai bahasa internasional,” tegas Jolanda M Pandin.
Konferensi internasional Cornell Modern Indonesia Project 7th State of the Field ini akan berlangsung hingga akhir pekan, menampilkan presentasi penelitian, diskusi panel, dan sesi jaringan antar universitas. (L05)