AMBON LaskarMaluku.com – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, memperingati Dies Natalisnya yang ke-64. Dies Natalis dirangkaikan dengan dialog interaktif yang menghadirkan beberapa narasumber yang pakar di bidangnya.
Para narasumber tersebut masing-masing Dekan Fakultas KIP, Prof Dr Izak Wenno, M.Pd, Rektor Universitas Pattimura, Prof Dr Fredy Leiwakabessy, M.Pd, Rony Lopies, Ketua Tim Ambon Of Musik dan kepala Bidang (Kabid) guru dan tenaga kependidikan (GTK) dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Maluku, Yuspi Tuarita, mewakili Kadisnya. Dialog dipandu oleh Dosen Psikologi Fakultas KIP, Hermanus Wenno, M.Psi.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Pattimura Ambon, Prof Dr Izak Wenno, M.Pd mengemukakan, dunia pendidikan di provinsi Maluku harus ada solusi penyelesaiannya, yakni solusi peningkatan mutu pendidikan di provinsi Maluku.
Menurut Prof Izak Wenno, rekomendasi yang akan disampaikan kepada pemerintah provinsi melalui dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Maluku dijadikan sebagai acuan untuk pengelolaan sistem pendidikan di darah ini.
“Rekomendasi dialog interaktif hari ini terkait dengan solusi peningkatan mutu pendidikan di provinsi Maluku kita akan berikan dalam bentuk satu laporan khusus kepada pak gubernur lewat dinas untuk nantinya dijabarkan bagaimana pendidikan di Maluku bisa dikembangkan, ” Ucap Prof Dr Izak Wenno, ketika tampil menyampaikan sambutannya di hadapan para peserta dialog interaktif di Student Center FKIP Unpatti Ambon, Kamis, (5/6/25).
Dialog interaktif itu dihadiri oleh para akademisi dan ratusan mahasiswa di lingkungan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dies Natalis ke-64 FKIP Unpatti tahun 2025 dilaksanakan dengan tema, “FKIP Ceria Berkarya, dan Berdampak: Mari Kaleseng, Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”
Rekomendasi dianggap penting karena provinsi Maluku yang terdiri dari sembilan kabupaten dan dua kota, diperlukan sebuah konsep pendidikan kepulauan yang mesti diwujudkan, guna mengejar ketertinggalan kita dari sistem pendidikan.
“Konsep pendidikan ini harus di bumingkan di sembilan kabupaten dan dua kota agar peningkatan dan atau kualitas pendidikan kita bisa tercapai, ” ujar Wenno, M.Pd
Konsep pendidikan kepulauan yang hendak diterapkan di provinsi Maluku, lanjut Wenno, solusinya bukan pada penyelesaian problemnya melainkan pemecahan masalah (solving) pendidikan di daerah ini yaitu pada
mengenali masalah, menganalisisnya, dan menemukan solusi yang efektif, termasuk proses konsep pendidikan kutlur musik pada pengembangan pendidikan di provinsi Maluku
Dialog interaktif Dies Natalis ke-64 FKIP Unpatti Ambon ini molor selama beberapa jam karena menunggu kedatangan gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa SH, LLM yang nan tak kunjung tiba. Padahal 263 dosen, 104 doktor, 23 guru besar dan 151 Magister, saat itu menantikan orang nomor 1 di Maluku ini, guna memecahkan problem solving pendidikan Maluku sebab polisey kebijakan ada di tangan gubernur.
Sebelumnya gubernur Maluku Hendrik katakan, mundurnya sistem pendidikan di provinsi Maluku lantaran dinas pendidikan dan kebudayaan telah salah mengelolah anggaran. Pernyataan itu dia kemukakan dalam sebuah wawancara khusus dengan harian Kompas, di Bogor Jawa Barat, saat perhelatan partai Gerinda. (L05)