AMBON, LaskarMaluku.com – Dinas Pariwisata provinsi Maluku dalam rapat evaluasi bersama dengan Komisi IV DPRD Maluku, belum bisa memberikan kontribusi berarti bagi peningkatan pendapatan asli daerah.
Pada hasil evaluasi itu dinas dibawah asuhan Jais Elly ini pada enam bulan pertama target PAD baru hanya pada 34%, sedangkan untuk enam bulan kedepan, dinas pariwisata, belum samasekali memiliki perencanaan terukur bagaimana meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Terpantau kalau dalam rapat dengar pendapat dan evaluasi itu, terkesan kalau dinas ini miskin inovatif. Bahkan rapat komisi yang dipimpin oleh wakil ketua komisi IV, Dali Fahrul Syarifudin (Dapil Maluku II – Buru dan Bursel) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, sangat jelas kalau dinas pariwisata Maluku dalam enam bulan pertama belum memberikan kontribusi signifikan.
Padahal sektor pariwisata di provinsi Maluku, termasuk sektor unggulan, selain perikanan dan pertanian.

Dinas Pariwisata Maluku bisa berproses dengan baik untuk mengembangkan potensi pariwisata di daerah ini.

Pariwisata Maluku adalah satu sektor andalan yang perlu dikelolah dengan baik dan kedepan, harus dipikirkan untuk sektor andalan ini efektif mendatangkan peningkatan asli daerah sebab target dinas pariwisata Maluku pada tahun anggaran 2025, senilai Satu Milyar, sepuluh juta rupiah atau (Rp 1′ 10 M) sedangkan pada enam bulan pertama baru 34%.

bukan pada sibuk melobi jabatan ini dan jabatan itu. Rangkap jabatan akan mempengaruhi kinerja dan pencapaian Terget PAD tidak signifikan, apalagi rangkap jabatan menyalahi aturan. Apalagi sumber daya manusia SDM di kantor gubernur Maluku pada tumpah ruah, ” Kata politisi kawakan PDI Perjuangan, DPRD Maluku, Drs Lucky Wattimury, M.Si.

Enam semester pertama dengan skor 34 persen tersebut, artinya jauh dari seharusnya dan ini sangat disayangkan, Bukan asik untuk melobi ini dan itu. Orang di kantor gubernur sana harus juga bisa pahami aturan, karena sumber daya manusia di kantor gubernur cukup untuk ditempatkan.

pada rapat evaluasi itu, banyak anggota komisi pada percakapan itu, komisi mengusulkan supaya dinas pariwisata mengidentifikasi sumber-sumber PAD yang baru.

“Banyak teman-teman usulkan, goa di Tamilouw, pengembangan wisata bahari sebagai karakteristik Maluku, bagaimana memanfaatkan”Meti Key” dan setelah dari situ, wisatawan dikemanakan lagi, jadi harus ada promosi, jangan tunggu waktu baru buat ini dan itu, termasuk wisata bawa laut di pulau tujuh kabupaten Seram Bagian Barat, Surga Tersembunyi, “ujar anggota komisi IV, Lucky Wattimury, fraksi PDI Perjuangan.

Pendapatan Dinas Pariwisata Maluku yang saat ini mendukung pendapatan asli daerah PAD hanya pada tiga sumber yakni; tempat pariwisata pantai Liang, di Desa Liang, Kacamatan Salahutu, kabupaten Maluku Tengah (Malteng), pariwisata pantai Namalatu, Negeri Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe dan Gong Perdamaian, di pusat kota Ambon, kecamatan Sirimau, kota Ambon provinsi Maluku.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) Maluku I – Kota Ambon ini memberikan solusi agar dinas pariwisata membuat grand disain soal potensi pariwisata di provinsi Maluku. Sebab kalau grand disain tidak dibuat secara detail maka upaya kita untuk meningkatkan potensi PAD. Solusi yang segerah dilakukan saat ini adalah paket-paket pariwisata segerah dilakukan kerja sama dengan trevel-trevsl supaya mendatangkan orang dari luar dengan paket-paket wisata yang ditawarkan sebagaimana disebut kan sebelumnya misalnya *agenda meti Key di bulan Oktober” wisata laut di Pulau Tujuh, dan lain-lain semua itu harus ditawarkan ke revel dan tau pihak ketiga, ” itu saja sarankan agar kepala dinas Pariwisata supaya lebih KREATIF dan BERINOVASI supaya dinas pariwisata kedepan lebih eksis. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah provinsi Maluku pada upaya mengembalikan status bandara internasional Pattimura, maka dinas pariwisata Maluku secepatnya menggelar kegiatan-kegiatan yang sifatnya bertaraf internasional.

Sementara itu, kepala dinas Pariwisata provinsi Maluku, Jais Elly mengemukakan, kendati pihaknya dibatasi dengan persoalan-persoalan anggaran, tetapi pihaknya mampu mendorong PAD pada semester pertama senilai Rp tiga ratus empat puluh dua juta dua ratus lima puluh empat ribu rupiah atau 342, 254.000) atau 33’88%. Ini kata dia merupakan bukti terobosan yang dilakukan pihaknya memberikan kontribusi nyata terhadap pendapatan asli daerah PAD
Selain itu, program penguatan kapasitas SDM, promosi digital, hingga revitalisasi destinasi wisata terus digencarkan kendati diperhadapkan dengan terbatasnya anggaran akibat kebijakan pemerintah pusat dibawah kendali presiden Prabowo Subianto.

Menurut mantan Penjabat Bupati SBB ini, Dinas Pariwisata tengah aktif membangun sinergi dengan pelaku ekonomi kreatif, komunitas lokal, serta stakeholder lintas sektor.

Keberhasilan Dinas Pariwisata Maluku ini menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi dan inovasi dapat menjadi jawaban atas tantangan klasik birokrasi, khususnya dalam situasi penghematan anggaran. Langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi OPD lainnya untuk turut mengadopsi pendekatan serupa, demi mendukung keberhasilan Sapta Cita Gubernur dan Wakil Gubernur, sebagai arah pembangunan Maluku yang inklusif dan berkelanjutan.

“Dinas Pariwisata tidak bisa bekerja sendiri. Kuncinya adalah kemitraan. Kami mengajak semua pihak melihat potensi pariwisata sebagai investasi sosial-ekonomi jangka panjang bagi Maluku,” kata Jais Elly./, sebagaimana dikutip dari Media Online Jejak Kasus.

Dengan strategi ini, Dinas Pariwisata Provinsi Maluku menegaskan posisinya sebagai salah satu OPD yang adaptif, inovatif, dan mampu menghadirkan solusi dalam dinamika pembangunan daerah. Di tengah tekanan efisiensi anggaran, semangat untuk membangun pariwisata Maluku justru semakin menguat.

Walau begitu, visi yang dikemukakan ini, samasekali tidak dibeberkan ketika rapat evaluasi bersama dengan mitra Komisi IV DPRD Provinsi Maluku Selasa (8/7/25) Kadisnya sendiri tidak hadir ia diwakili oleh salah satu kepala bidang. Sehingga Komisi IV berpendapat kalau Dinas Pariwisata Provinsi Maluku kurang kreatif dan berinovatif. (L05).