AMBON, LaskarMaluku.com – Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Perhubungan melakukan rapat koordinasi bersama Organda dan perwakilan Pengemudi angkutan Kota Hunuth, Laha dan Passo.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon Yan Suitella menjelaskan, rapat yang digelar hari ini guna mendengarkan masukan dari Organda dan ketiga perwakilan jalur tersebut.

Yan mengatakan untuk kesimpulan akan disampaikan pada rapat berikutnya yang dijadwalkan berlangsung pada hari Jum’at (24/01/2025) sore pukul 15.00 WIT.

“Ada beberapa alternatif yang kita tawarkan dan juga masukan dari semua jalur yang menjadi pertimbangan. Dengan catatan kita sudah pertimbangkan dijalur A bagaimana, jalur B bagaimana, kita taruh ada empat nanti teman-teman balik lalu mereka berunding  dengan sopir -sopir angkot,”kata Yan Suitella, Selasa (21/01/2025). Usai rapat di Balai Kota Ambon.

Menurutnya, koordinasi juga telah dibangun dengan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku untuk jalur angkutan Hunuth, dimana akan ada penempatan personil di lokasi tersebut.

“Kita akan tempatkan personel di titik-titik yang telah di sepakati tadi,”tegasnya.

Menurut Kadis, aturan yang ditetapkan seharusnya dijalankan dengan baik oleh para pengemudi angkutan meskipun dititik -titik tersebut tidak ada personil Dinas Perhubungan kota Ambon maupun Provinsi Maluku.

Setelah mengikuti rapat bersama Dinas Perhubungan Kota Ambon, Selasa dini hari , para perwakilan pengemudi angkutan Hunuth, Passo dan Laha akan berembuk dengan para sopir angkot guna mendapatkan kesimpulan untuk disampaikan pada rapat berikutnya yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat (24/01/2025) di Balai Kota Ambon.

Yopi, perwakilan Pengemudi angkutan Waiheru dan Hunuth mengaku akan menyampaikan berbagai usulan yang ditawarkan Dinas Perhubungan Kota Ambon saat rapat tadi kepada para sopir angkot agar ada kesempatan bersama.

“Kami dari Perwakilan dari Hunuth dan Waiheru  apa yang disampaikan oleh Pak Kadis Perhubungan Kota Ambon Yan Suitela, nanti dari dinas Perhubungan yang punya wewenang untuk mengatur segalanya, Kita sebagai pengemudi tetap ikut aturan yang ada, dan terkait AKDP juga tadi pak Kadis sudah sampaikan bahwa tanggal 6 kita sudah sampai di Dinas Perhubungan Provinsi,”kata Yopi.

Dengan  demikian, dirinya mengaku kecewa dengan Dinas perhubungan Provinsi Maluku, karena tidak dapat menyelesaikan problem ini, padahal telah berlangsung sejak 8 tahun lalu.

“Kadis Perhubungan Provinsi katakan bahwa tanggal 7 itu mestinya ada 2 petugas yang turun ke lapangan di tugu Leimena dan ujung JMP di depan Indomaret, Namun sampai detik ini tidak ada realisasi sama sekali dari Dinas Perhubungan Provinsi. Oleh sebab itu kami sebagai pengemudi Waiheru sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan dari Dinas Perhubungan Provinsi itu sendiri,”ungkapnya.

Sementara, Izak Pelamonia, Ketua Angkot Jalur Passo mengatakan, terdapat Empat opsi solusi yang ditawarkan Pemkot Ambon kepada Jalur Passo.

“Kami Passo datang hari ini bicara mengenai revisi SK tapi ada empat opsi yang diberikan pemerintah Kota Ambon dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Ambon. Dari empat opsi itu kita harus berembuk dulu dengan seluruh pengemudi angkot Passo.

Menurutnya, yang menjadi permasalahan saat ini adalah (AKDP) angkutan Antar Kota Dalam Provinsi, sehingga peran Dinas Perhubungan Provinsi Maluku sangat penting.

“Karena Pemerintah terutama Dinas Perhubungan Provinsi mengeluarkan SK ada dua (2) yang di pegang oleh Hattu Alang dan Liliboy yakni SK Tarif dan SK Trayek. Malahan Hattu, Alang, dan Liliboy berpatokan terhadap SK Tarif. Tarifnya bisa lewat Passo bisa lewat JMP bisa putar Passo,”jelasnya.

Sedangkan, Perwakilan Angkot Laha Fredik Tuhehai berharap ada langkah tepat yang diambil Dinas Perhubungan Kota Ambon maupun Provinsi Maluku, sehingga permasalahan angkutan kota yang terjadi selama dapat terselesaikan.

“Nah kami meminta supaya, jalur angkutan kota yang sekarang ini ada tolong di bersihkan dari AKDP, Contoh dibawah JPO, kemudian di Wayame  depan pangkalan  Spead Wayame, dan Passo. Supaya kita ini bisa maksimal untuk melayani penumpang, jangan sampai nanti ada gara gara pangkalan atau terminal bayangan disitu akhirnya kita tujuan yang mau ke Tawiri  cuma dapat satu orang, sedangkan Bensin dari Wayame ke Tawiri itu pulang pergi habis 2 liter, siapa yang bisa kasih itu untuk kami,”papar Tuhehai.

Dirinya meminta agar aturan yang nantinya diberlakukan dapat dipatuhi oleh semua pengemudi angkutan, sehingga tidak menimbulkan konflik antar pengemudi. (L06)