AMBON, LaskarMaluku.com – Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Minggu, 23 November, Gereja memperingati Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Berdasarkan Kalender liturgi ini, Paroki Santa Maria Bintang Laut Benteng Ambon melakukan prosesi dan perarakan Arca Kristus Raja Semesta Alam dari serambi depan Katolik Center berarakan sambil menandu Arca Kristus Raja Semesta Alam diiringi lagu daerah Tanimbar berjudul Kristus Raja Rukun Santa Theresia”.
Mereka berarak sambil menari tradisional Toreh, khas Tanimbar Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) diikuti oleh ratusan umat paroki Santa Maria Bintang Laut Benteng Ambon.
Perarakan Arca Kristus Raja Semesta Alam menandai berakhirnya, Tahun Liturgi Gereja Katolik. Bahwa perayaan Kristus Raja Alam Semesta ini bukan hanya di Indonesia, melainkan gereja Katolik seluruh dunia ikut melaksanakan hal serupa, sebuah tradisi yang menggambarkan kehadiran Kristus sebagai Raja yang memimpin umatNya.
Proses Perarakan Arca Kristus Raja Semesta Alam dilaksanakan pada pukul 09.00 WIT dan diikuti dengan proses misa, perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh pastor paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon, RD Amandus Oratmangun.
Dalam Homilinya, RD Man menekankan bahwa hari raya Kristus Raja Semesta Alam bukan sekedar perayaan liturgi tetapi panggilan bagi umat untuk menempatkan Kristus sebagai pusat hidup dan menempatkan Kristus sebagai Raja dibhatj dan keluarga.
“Hari raya Kristus Raja Semesta Alam, mengingatkan kita bahwa hidup hanya menemukan kedalaman sejati bila kita menempatkan Kristus sebagai raja di hati dan keluarga kita, ” kata RD Man dalam Homilinya, Minggu (23/11/25).

RD Man Oratmangun, mengemukakan, cara pemimpin dunia, jika menduduki jabatan maka, akan menempatkan orang dan atau keluarga, kerabatnya maupun orang terdekatnya atau tim suksesnya menempati jabatan ini dan itu, tetapi berbeda dengan Tuhan Yesus Kristus yang keimanan kita akui, ia menempatkan semua kepentingan dan mengorbankan dirinya demi keselamatan dunia.
“Itu cara pemimpin dunia, maka cara berpikir seperti itulah saat itu, menghujat dan melempar kepada Tuhan, kalau Kau Raja, selamatlah diriMu sendiri, tetapi Raja bagi Yesus itu bukan, raja bagi ratusan bahkan ribuan orang yang saat itu hadir dan menyaksikan peristiwa itu hanya satu orang menentang arus, hanya satu orang yang berdiri dalam kebenaran hanya satu orang yang berdiri untuk menunjukkan bahwa Yesus itu adalah Kristus. Dan dia itu adalah PENJAHAT di sebelah Kanan ketika di salibkan bersama dengan Yesus ” (peristiwa Sengsara, kematian dan kebangkitan-red), “ungkap RD Man.
Dia menantang olok-olokan saat itu, dan dia sadar, dalam kerendahan hatinya dalam kata-katanya itu dia menegur penjahat di sebelah kiri Yesus.
“Bukan kah kita sebenarnya harus menerima hukuman yang setimpal karena perbuatan-perbuatan kita ini sebenarnya layak menerima hukuman yang setimpal tetapi dia bilang, orang ini tidak ada satu kesalahan maka dia berdoa kepada Tuhan’… “TUHAN ingatkan akan Daku, jika engkau datang sebagai RAJA, (KING) satu orang menentang semua orang saat itu, menentang arus, dan mengatakan ini adalah KRISTUS’ dan ketika penjahat itu mengatakan seperti itu, Yesus tunjukan kerajaannya, ujar Man seraya menekankan, Yesus tunjukan kuasaNya, dan mengatakan, “Hari ini juga, Engkau Bersama-sama dengan Aku dalam Firdaus” itu Titah (Perintah) Raja. Titah raja yang ditolak, yang di olok-olok yang fitnah, dan Titah Raja itu dia katakan, hari ini juga Engkau Bersama-sama dengan Aku dalam Firdaus. Yesus menunjukkan Beta dia adalah raja yang menerima kita jika kita menerima kesalahan kita dan bertobat dan kembali kepada Tuhan.
RD Man Oratmangun yang juga pastor paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon, provinsi Maluku, seraya mengulas soal persiapan renungan (homilinya) dan berdasarkan catatan dari Sekretaris Jenderal Sekjen KWI (Konfrensi Wali Gereja Indonesia) Mgr Adrianus Sunarko, OFM. Yang menjabat untuk periode 2025-2028.
Aman akui kalau selama ini dirinya tidak mengetahui nama dan identitas kedua penjahat atau penyamun tersebut. Namun nama keduanya ada yang menyandang nama mereka termasuk salah satu rekan pastor yakni Dismas.
“Saya ini sudah 55 tahun dan baru hari ini, Minggu (23/11/25) baru ketahui nama kedua orang penyamun sebelah kiri dan sebelah kanan itu, saat saya membaca catatan Sekjen KWI, Mgr Adrianus Sunarko, ” ujar Amandus Oratmangun sapaan akrab Aman dalam Homilinya.
Dismas adalah penjahat disebelah kanan, dan salah satu teman pastor di Manado Sulawesi Utara, namanya Dismas Saleh Tia, ini nama kitab suci, namanya Dismas, adalah penjahat di sebelah kanan, dan dia ini mewakili kita semua dan tidak ada seorangpun yang berdosa di dunia ini tanpa kita sadari.
“Semua orang termasuk saya juga adalah orang yang sangat berdosa tetapi dibalik dosa itu ada seorang raja yang mampu untuk menyelamatkan kita namanya Yesus, “tandas Aman.
Dismas diakhir hidupnya, ia mengakui sungguh bahwa Kristus adalah raja, dan ia bersama-sama Kristus dalam kerajaan surga. Sedangkan penjahat di sebelah kiri namanya Gestas. Gestas mewakili kita yang kadang ikut ramai dengan teriakan banyak orang meskipun itu salah, ikut ramai selalu untuk menuduh, seperti saat itu Yesus di olok-olok.
“Jadi orang yang sering tambah-tambah ditengah cerita ceritera yang tidak benar itu, dia sama dengan Gestas, jadi kalau orang tambah-tambah ditengah cerita itu bilang dia Kau Gestas, ” seloroh RD Man.
Dua pribadi ini mewakili kita semua sebenarnya yang kadang kita semua bersalah tapi ada yang bertobat tapi ada juga yang tidak bertobat, dan pilihan itu menjadi jalan bagi keselamatan kita.
“Semoga ditengah hiruk pikuk dunia saat ini, kita masih punya hati yang dingin, untuk mengakui Kristus sebagai raja, buka sebagai raja yang menguasai dunia ini, tetapi raja yang benar-benar datang dengan belas kasihnya dan datang membawa keselamatan dan pembebasan bagi kita semua yang percaya kepadaNya, “ingat RD Man Oratmangun mengakhiri renungan atau Homilinya.
Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari Minggu (23/11/25) adalah Bacaan Injil: Lukas 23:35-43.
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.”
Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!”
Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: “Inilah raja orang Yahudi”.
Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!”
Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”
Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”
Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (L05).
