100 hari pertama pemerintahan Bupati Ricky Jauwerissa dan Wakil Bupati Juliana Ratuanak menandai fase baru dalam perjalanan Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Kepemimpinan ini lahir atas mandat rakyat untuk perubahan, dan membawa visi besar menuju Tanimbar MAJU.
Dengan mewarisi “beban masa lalu yang carut-marut”, pasangan pemimpin ini berupaya menata kembali sistem pemerintahan dan pelayanan publik dengan pendekatan yang lebih transparan, melayani, dan akuntabel. Sejumlah terobosan pun telah mereka tempuh.
Capaian 100 Hari Pemerintahan Jauwerissa–Ratuanak
- RT Mandiri: Pilar Pemberdayaan Masyarakat dari Akar Rumput
Program unggulan ini membumikan semangat pembangunan partisipatif melalui tujuh fokus kegiatan: RT Sehat, RT Cerdas, RT Sahabat Anak dan Perempuan, RT Bersih, RT Bahari, RT Layak Huni, dan RT Ketahanan Pangan. - Penataan Kota Saumlaki
Penataan wajah Saumlaki difokuskan pada infrastruktur, estetika kota, dan kebersihan lingkungan—mewujudkan Saumlaki sebagai pusat pemerintaan yang tertib dan asri - Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Administrasi
Salah satu capaian signifikan adalah pelayanan administrasi kependudukan kini dapat diakses langsung di kecamatan, meringankan beban warga yang selama ini harus ke Saumlaki. Ini juga menjadi bagian dari upaya penghapusan praktik pungli. - Legalisasi Sopi sebagai Wujud Kemandirian Ekonomi
Pemerintah menetapkan Perda tentang Sopi, untuk mengatur dan memberdayakan produksi lokal secara legal. Ini membuka peluang peningkatan PAD dan mendukung UMKM lokal berbasis budaya. - Penataan Aset Daerah
Pemerintah juga mulai melakukan langkah-langkah penataan dan penertiban aset daerah. Penanganan aset secara profesional dan sesuai regulasi akan menjadi dasar penting bagi efisiensi penggunaan anggaran dan peningkatan kapasitas fiskal daerah - Optimalisasi RSUP PP Magreti
Meski telah diresmikan oleh bupati sebelumnya, rumah sakit ini belum beroperasi secara optimal. Kini Pemkab didorong untuk mengaktifkannya sepenuhnya. Upaya ini diperkuat dengan dukungan dana sebesar Rp 140 miliar dari pemerintah pusat untuk peningkatan layanan kesehatan.
Tak dapat dipungkiri, Jauwerissa Ratuanak mewarisi situasi yang tidak mudah. Istilah “beban masa lalu yang carut marut” mengindikasikan adanya berbagai permasalahan struktural, administratif, atau mungkin finansial yang menjadi tantangan besar. Penyelesaian isu-isu ini membutuhkan bukan hanya keberanian, tetapi juga strategi yang matang dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Diplomasi Nyata: Kunjungan Bupati ke Australia
Langkah progresif lainnya adalah kunjungan Bupati Ricky Jauwerissa ke Australia. Kunjungan ini ditegaskan bukanlah wisata, melainkan diplomasi pembangunan untuk membuka ruang kerja sama strategis demi kemajuan Tanimbar. Dalam pemberitaan sebelumnya kunjungan ke Australia hasilkan kerjasama 5 sektor strategis yakni kesehatan (pelatihan medis), pendidikan (beasiswa & pertukaran pelajar), pertanian & peternakan, budaya & pariwisata (promosi & ekowisata), dan transportasi—termasuk rencana peningkatan Bandara Mathilda Batlayeri menjadi bandara internasional. Ini membuktikan bahwa Jauwerissa Ratuanak Hadir kerja untuk rakyat
Seruan GMKI: Bangun Tanimbar dengan Hati dan Doa, Terima Kritik yang konstruktif
Di tengah upaya ini, suara Ketua GMKI Cabang Saumlaki, Urbanus Batkunde, menjadi penyejuk sekaligus pemicu semangat. Batkunde menegaskan pentingnya membangun Tanimbar dengan hati yang dilandasi doa, merujuk pada Yeremia 29:7 yang menyerukan untuk mengusahakan kesejahteraan kota dan berdoa bagi kota tersebut. Hal ini menandakan bahwa pembangunan Tanimbar tidak hanya soal kebijakan dan infrastruktur, tetapi juga tentang integritas moral dan spiritualitas kepemimpinan.
Lebih lanjut, Batkunde juga menyampaikan bahwa dalam demokrasi harus ada check and balance. kritik dari berbagai kalangan adalah hal yang wajar, yang penting tidak sebar fitnah yang ujungnya mencoreng wibawa pemerintahan padahal pemerintah adalah Wakil Allah. Pernyataan ini merefleksikan Roma 13:1-7, yang berbicara tentang ketaatan kepada pemerintah yang berkuasa, namun juga secara implisit mendukung adanya pengawasan dan koreksi yang sehat. Kritik yang konstruktif adalah bagian dari proses demokrasi yang sehat untuk memastikan pemerintahan berjalan pada jalur yang benar.
Mari Gandeng Tangan untuk Melangkah Membangun Tanimbar MAJU
100 hari Jauwerissa Ratuanak adalah permulaan dari perjalanan panjang membangun Tanimbar. Dengan tantangan yang besar dan harapan yang tinggi, Urbanus Batkunde menyerukan untuk “Mari kita gandeng tangan, melangkah bersama, membangun Tanimbar MAJU — Maju dalam pelayanan, maju dalam keadilan, dan maju dalam iman.” Ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan seluruh elemen Tanimbar untuk bersama-sama mewujudkan visi misi tersebut. (*/L05)