AMBON, LaskarMaluku.com – Insiden perdebatan antara warga bernama Waty Thenu dan Sekretaris Desa Passo, Simona Tomaluweng, di Kantor Desa Passo pada Rabu (15/10/2025), mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Ambon.
Insiden itu disampaikan Waty, warga Hutumuri, yang adalah Wartawan Siwalima, dalam acara Wali Kota Jumpa Rakyat (WAJAR), Jumat (17/10/2025) pagi, di Balai Kota Ambon.
Pada kesempatan itu, Waty membeberkan fakta yang terjadi di Kantor Desa Passo, Rabu siang itu. Waty bahkan menunjukan bukti foto dan video terkait kondisi Kantor Desa yang belum dibuka, dan tidak ada satupun pegawai di kantor itu saat Rabu pagi itu.
Selain itu, Waty juga menanggapi pernyataan-pernyataan Sekdes dibeberapa media yang dinilainya tidak sesuai fakta yang terjadi di lapangan. Alhasil, ada kebohongan Sekdes yang terungkap dalam WAJAR.
Diantaranya pernyataan Sekdes soal Waty manantangnya akan menelpon Wali Kota Ambon dengan mengatakan, ‘Malah saya di tantang balik oleh Waty yang mau menelpon wali kota.” Sementara dalam WAJAR, Sekdes secara langsung mengakui bahwa bukan itu yang Waty sampaikan saat berdebat dengannya, tetapi ‘Ibu Waty mengatakan, ibu mau telepon Wali, silakan.”
“Satu pernyataan yang berbeda ini saja sudah memperlihatkan, bahwa Sekdes berbohong. Dan faktanya, Dia (Sekdes) sendiri yang sampaikan, bahwa ketika dia (Sekdes) tanya, beta “ibu yang lapor katong di Wali, dan beta jawab ia, karena dia mengatakan, bahwa Wali yang mengirim video itu ke dia, maka beta jawab, kalau ibu mau telepon Wali silakan. dan itu faktanya. tapi di media dia bilang, seakan-akan beta bikin takut dia dengan mau telepon Walikota,”tutur Waty dengan dialeg Ambon.
Selain itu soal pernyataan Sekdes bahwa dia menghindar dari keributan dengan masuk ke ruangan lain, namun Waty menyebut Sekdes berbohong. Karena perdebatan terus terjadi sampai Sekdes sendiri yang meminta Waty untuk duduk, dengan mengatakan, ‘Ibu duduk dulu, antrian ada panjang.’ Dan faktanya seperti dalam foto yang ditunjukan Waty dalam WAJAR, bahwa tidak ada antrian.
“Seperti yang tadi beta sampaikan dalam Wajar, bahwa itu bohong, Sekdes berdebat dengan beta sampai terakhir dia dan beberapa staf disitu tanya, ibu warga mana, ibu ni kayanya bukan warga Passo, dan beta jawab beta memang bukan warga sini, beta warga Hutumuri, baru Sekdes meminta beta duduk, dan perdebatan selesai. Jadi kalau disampaikan dia memilih menghindar dan masuk dalam ruangan, itu bohong ,”ujar Waty.
Soal nada menantang yang disampaikan Sekdes di Media bahwa Waty mengekuarkan kalimat, bahwa ‘iya barang ada masalah.’ Namun Waty menegaskan ucapannya adalah, “Iya ibu, beta yang lapor, beta yang kirim video itu ke pa wali, lalu salahnya di mana?” hal itu disampaikan Waty dalam WAJAR tadi.
“Karena memang itu yang beta sampaikan. Maksud beta, beta lapor ke ibu pung atasan, dalam hal ini Walikota, lalu salahnya dimana. Kalau soal bahasa ” iya barang ada masalah,” itu karangan Sekdes,”tegas Waty.
Soal pengambilan video, yang mana Sekdes menyebut Waty hanya mengambil video di luar kantor, dan tidak mengambil video di dalam kantor, itu juga ditegaskan oleh Waty, bahwa “Bagaimana saya mau masuk, kantornya masih ditutup.”
Dalam acara tersebut, hadir Penjabat Kepala Pemerintah Negeri (KPN) Passo, Ivan Erick Pattinama, dan Sekdes Passo, Simona Tomaluweng, bersama sejumlah staf desa, mahasiswa KKN yang disebut Sekdes sebagai saksi.
Mereka bahkan tampak tertawa saat Waty menunjukkan bukti video dan foto yang memperlihatkan kondisi Kantor Desa Passo yang belum dibuka pada jam pelayanan yang seharusnya jam 8 pagi.
Penjabat KPN Passo bela diri dan beralasan, keterlambatan pembukaan kantor disebabkan oleh komputer yang belum dihidupkan. Sementara anak buahnya, Sekdes masih dengan pernyataan bohongnya seperti yang disampaikan ke media l.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Kota Ambon, Robby Sapulette, menegaskan bahwa keterlambatan pelayanan publik di kantor desa tersebut tidak dapat dibenarkan.
“Itu salah. Pelayanan publik seharusnya sudah dibuka pada jam kerja, bukan pukul 08.40 belum buka,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Ambon, Ely Toisutta, menegaskan pentingnya disiplin aparatur dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
“Kami harapkan pelayanan publik kepada masyarakat betul-betul maksimal. Perhatikan jam istirahat dan jam pulang, agar masyarakat yang membutuhkan pelayanan bisa terlayani dengan baik,” kata Ely.
Ia juga memberikan apresiasi kepada warga yang mengkritik pelayanan publik.
“Terima kasih Ibu Waty yang hari ini sudah melakukan sebuah kritikan terhadap proses pelayanan publik melalui Pemerintah Desa Passo.
Ini menjadi catatan penting bagi kita untuk melakukan evaluasi terhadap desa dan negeri. Mudah-mudahan persoalan di Negeri Passo ini yang terakhir,” ujarnya.
Diketahui, insiden pada kantor Desa Passo ini, bukan yang pertama kali, sebelumnya warga juga mengeluhkan insiden yang sama dalam acara WAJAR. Dengan itu sehingga Wakil Walikota memperingatkan untuk Desa Passo, tidak ada lagi keluhan seperti ini.
Toisutta menutup dengan menegaskan agar seluruh aparatur desa di Kota Ambon melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja pelayanan publik.
“Ini menjadi catatan penting untuk kita semua supaya bisa mengevaluasi diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya. (L06)