JAKARTA, LaskarMaluku.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025 merupakan ruang penting bagi gereja Katolik dalam memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Lantaran itu, Menag berharap SAGKI 2025 menjadi momentum untuk memperkuat semangat perdamaian dan persaudaraan lintas iman di Indonesia.

“Saya berharap sidang ini dapat menjadi media untuk memperkuat perdamaian serta meningkatkan peran gereja Katolik dalam mewujudkan perdamaian,” ujar Menag Nasaruddin Umar saat memberi sambutan dalam SAGKI 2025 di Jakarta, Senin (27/10).

Menag mengucapkan selamat atas terselenggaranya sidang tersebut. Ia menyebut tema “Berjalan bersama sebagai peziarah pengharapan: Menjadi Gereja Sinodal yang misioner untuk perdamaian” sangat relevan dengan semangat bangsa Indonesia untuk hidup dalam harmoni dan pengharapan bersama.

Dalam sambutannya, Nasaruddin menegaskan pentingnya peran gereja Katolik sebagai bagian dari komunitas beragama yang aktif memperjuangkan nilai kemanusiaan dan kedamaian. Ia mengutip pesan Paus Leo XIV yang menekankan bahwa “tidak ada lagi perang suci, yang ada adalah perdamaian suci.”

“Saya berharap sidang ini dapat menjadi media untuk memperkenalkan perdamaian serta meningkatkan peran Gereja Katolik dalam mewujudkan keadilan dan persaudaraan,” kata Menag Nasaruddin Umar menegaskan.

Ia menilai SAGKI 2025 yang mempertemukan para uskup, imam, biarawan-biarawati, dan umat Katolik dari seluruh Indonesia merupakan wadah penting untuk membahas berbagai tantangan sosial, moral, dan kemanusiaan yang dihadapi bangsa.

 “Saya yakin sidang ini akan menemukan solusi atas berbagai persoalan kebangsaan dan keberagaman, serta memperkuat kontribusi Gereja Katolik dalam membangun kehidupan yang rukun dan berkeadilan,” ujar Menag optimistis.

Lebih lanjut, Menag menyampaikan apresiasi atas kontribusi Gereja Katolik dalam memperkuat solidaritas lintas agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Semoga sidang ini melahirkan semangat untuk menebarkan kebaikan, keadilan, dan perdamaian bagi seluruh keluarga bangsa dan masyarakat dunia,” pungkas Nasaruddin Umar. (*/L02)