JAKARTA, LaskarMaluku.com – Ketua DPRD Maluku Tenggara Stepanus Layanan yang juga peserta Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025 dari Keuskupan Amboina, dipercayakan membacakan doa umat dalam Bahasa Kei saat Misa Penutupan SAGKI 2025 di ballroom Hotel Mercure Ancol, Jumat (7/11/2025) pagi.
Dihadapan 41 Uskup dan peserta SAGKI 2024, Step sapaan akrab Layanan mewakili Regio MAM (Makassar-Amboina-Manado) tampil dengan busana adat khas Kei berwana merah sambil mendoakan kehidupan keluarga agar tetap bertahan hidup dalam kesulitan dan selalu diberikan Rahmat Ilahi untuk tetap memelihara ikatan cinta kasih dan kesetiaan satu sama lain dan menjadi teladanan bagi anak-anak dan sesama.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, didampingi Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, bersama para uskup dan imam perwakilan dari seluruh keuskupan di Indonesia.
Puzzle Perdamaian
Misa penutupan diawali dengan perarakan sejumlah peserta yang membawa potongan puzzle menuju altar. Diiringi musik dan narasi yang menyentuh, satu per satu potongan itu dipasang hingga membentuk satu gambar utuh.
“Dalam setiap luka manusia, kita menemukan wajah Tuhan yang penuh kasih,” demikian bunyi narasi yang menggema di ruangan.
Puzzle itu menjadi simbol bahwa setiap keping kehidupan perlu saling mengisi, menyembuhkan luka, dan menyalakan harapan agar Gereja sungguh berjalan bersama, bergerak misioner, dan menabur damai.

Melanjutkan Pengharapan
Dalam homilinya, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa proses di SAGKI merupakan perjalanan bersama dalam tuntunan Roh Kudus.
“Roh Kudus turun dengan cara demikian, bukan dengan cara lain,” ujar Kardinal.
Ia menaruh keyakinan bahwa rumusan hasil SAGKI dapat dijalankan dan berbuah pada waktunya.
“Tentu ada hal-hal yang perlu dikembangkan, supaya rencana-rencana yang telah kita rumuskan sungguh sesuai dengan kebutuhan kita,” tambahnya.
Kardinal menutup homilinya dengan kutipan dari 1 Korintus 15:58, “Karena itu, saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan…”
Melalui ayat itu, ia mengajak umat untuk terus menumbuhkan niat baik dan berjalan dalam tanda-tanda pengharapan.
Penutupan Penuh Sukacita
Menjelang akhir Misa, para utusan membawa lilin misioner dari empat penjuru, melambangkan semangat perutusan. Suasana syukur semakin terasa ketika Luce and Friends mengiringi perjalanan misa dalam semangat Tahun Yubileum, disusul pemukulan gendang oleh para uskup dari enam regio sebagai tanda resmi penutupan SAGKI 2025.
Paduan suara dari Panti Asuhan Prima Unggul menutup perayaan dengan lagu Peziarah Pengharapan, disambut tepuk tangan meriah umat yang hadir.
Dalam sambutannya, Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto mengingatkan bahwa buah dari sidang ini tidak hanya untuk Gereja Katolik, tetapi juga bagi bangsa.
“Dalam membangun jembatan, kita perlu memperkuat budaya perjumpaan. Jadilah 100% Katolik, 100% Indonesia, dan 100% Pancasilais. Jadilah Peziarah Pengharapan,” pesannya. (L02)
