AMBON, LaskarMaluku.com – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa SH, LL.M menegaskan kalau gunung botak jika dibiarkan dengan segala aktivitas ilegal maka beresiko terhadap pencemaran lingkungan.
“Kalau aktivitas illegal itukan beresiko terhadap pencemaran lingkungan dan itu tinggi sekali tingkat pencemarannya. Kita tahu sudah banyak biota yang mati karena mercury dan sianida. Itukan logam berat beracun yang sangat berbahaya untuk lingkungan,”ujar Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa saat buka puasa bersama dengan keluarga besar Bank Maluku dan Maluku Utara, Kamis (6/3/2025) lalu.
Menurut Hendrik, jika proses pencemaran lingkungan yang kian meresahkan itu perlu diikuti dengan penanganan serius.
Gubernur Maluku mengakui kalau dirinya telah berkomunikasi dengan pemerintah Pusat agar turun tangan menangani emas di gunung Botak. Ini mesti dilakukan agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat.
“Saya sudah sampaikan kepada Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, waktu agenda Ret-Ret di Magelang. Saya minta perintah pusat segera turun tangan tangani kawasan, supaya manfaatnya bisa dirasakan masyarakat, termasuk rakyat pemilik hak ulayat sekitar,”kata gubernur Hendrik Lewerissa.
Dirinya berharap agar adanya kesadaran semua pihak untuk menjaga dan melestarikan kawasan sekitar dari proses pencemaran lingkungan.
“Sebab aktivitas illegal itu, beresiko terhadap pencemaran lingkungan,”tandas Gubernur Hendrik.
Sejauh ini beberapa wartawan dari berbagai media telah berada di Pulau Buru, guna memantau perkembangan aktivitas illegal masyarakat di gunung botak. Proses pemantauan dari jurnalis itu, pasca seorang wartawan diteror hingga dianiaya pihak-pihak terkait lantaran melakukan peliputan penambangan ilegal di tambang emas gunung Botak Pulau Buru, Namlea belum lama ini.
Proses penambangan illegal ini sejak Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan untuk ditutup. Sayangnya, perintah Presiden Joko Widodo tidak digubris, aktivitas ini berjalan terus hingga saat ini. (L05)