VATIKAN, LaskarMaluku.com – Takhta Suci Vatikan sedang dalam masa sede vacante setelah Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin Paskah (21/4/2025).

Sede vacante merupakan istilah dari bahasa Latin yang artinya ‘kursi kosong’ sepeninggal Paus.

Pada periode saat tidak ada paus tersebut, camerlengo menjadi semacam pejabat sementara yang menjalankan protokol kepausan.

Camerlengo pula yang mengesahkan kematian Paus, lalu menjalankan protokol hingga paus baru terpilih dalam konklaf.

Saat ini, posisi Camerlengo Vatikan dipercayakan kepada Kardinal Kevin Farell. Setelah Paus Fransiskus meninggal dunia, Kardinal Farell pula yang berwenang menerbitkan pengesahan atas wafatnya Pemimpin Tertinggi ke-266 Gereja Katolik tersebut.

Menurut tradisi Takhta Suci Vatikan, Camerlengo akan langsung menyegel tempat tinggal paus.

Selain itu, Camerlengo juga akan menghancurkan Cincin Nelayan Kepausan yang dipakai semasa Paus Fransiskus memimpin Takhta Suci Vatikan.

Penyegelan kamar Paus dan pemecahan cincin kepausan itu bukannya tanpa alasan. Hal itu sebagai simbol untuk mencegah penyalahgunaan.

Setiap Paus yang baru saja terpilih langsung berhak memilih sendiri cincin untuknya. Cincin itu akan dihancurkan saat masa kepausannya berakhir.

Memang hal itu terkesan seperti formalitas dalam akhir sebuah pemerintahan. Walakin, penghancuran cincin itu juga untuk mencegah pemalsuan.

Cincin itu dinamai Cincin Nelayan karena merujuk pada Petrus, salah satu dari 12 murid Yesus. Paus pertama itu merupakan nelayan dari Galilea.

Adapun masa berkabung setelah Paus meninggal dikenal dengan istilah Noviendale. Masa berkabung itu akan berlangsung selama sembilan hari. (vaticannews/newsweek.jpnn.com)