MASOHI, LaskarMaluku.com – Memasuki setengah semester (6) bulan terakhir, menejemen rumah sakit umum RSUD Masohi, Rumah Sakit milik pemerintah kabupaten Maluku Tengah hingga kini masih terus dililit utang pihak ketiga. Beberapa sumber dari internal rumah sakit mengungkapkan kalau, RSUD Masohi masih menunggak utang di dua perusahaan terbatas (PT) di kota Ambon. Dua perusahaan ini bergerak pada jasa tabung gas.
Kedua perusahaan ini telah berulang kali melakukan invoice pembayaran ke pihak menejemen rumah sakit untuk melunasi tunggakan dari bulan februari dan Maret, 2025, tapi sayangnya pihak menejemen kurang merespons penagihan dari dua perusahaan penyedia tabung gas elpiji ini. Padahal ketika terjadi kerusakan pada oksigen generator, menejemen menempuh kebijakan untuk melakukan permintaan tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan permintaan, tapi saat penagihan, menejemen terkesan lemban dalam merespon proses penagihan, ” ungkap sumber internal yang tak ingin disebutkan namanya ini.

Tunggakan pada masing-masing perusahaan tabung oksigen berkisar antara 97 juta hingga seratus juta di luar utang obat-obatan senilai Rp 4’2 milyar atau “(Empat koma dua milyar rupiah)

“Dari kurang lebih 700 tabung, terdapat 425 tabung oksigen yang belum dilunasi, ini baru satu perusahaan, belum perusahaan lainnya, jika dikalkulasikan sesuai E-katalog dengan harga satuan Rp 2.20.000/tabung. “(Dua ratus ribu, dua puluh ribu rupiah)”

“Saat ini pihak berwenang di RSUD Masohi menjanjikan sesuai follow Up 30 hari sejak invoice diterbitkan, tunggakan tersebut segerah dibayarkan, tapi sayangnya menejemen kurang merespons tagihan kedua perusahaan jasa layanan tabung elpiji ini, “kata sumber ini beberkan, seraya mengemukakan kalau menejemen berjanji untuk melunasinya pada Triwulan ke-3.

Ketika media ini mencoba untuk mengkonfirmasi sang direktur Anang Rumuar maupun pun pihak lainnya, enggan berkomentar kendati dihubungi melalui telpon ataupun samasekali tak merespon WA,

Sebelumnya Ketua Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Maluku Tengah, Deminaus Hattu mengapresiasi sejumlah kalangan masyarakat, termasuk LSM, insan Pers dan lain-lain yang terus-menerus menaruh perhatian besar terhadap menejemen RSUD Masohi soal sejumlah tunggakan, yang begitu besar ini. Tunggakan ini berdampak pada beban hutang daerah. Konsekwensi logis, menejemen dinilai kurang professional.

Sejumlah pihak menilai, kemungkinan tunggakan hutang yang membeludak itu, dimungkinkan pada faktor sistem pelaporan yang kurang tranparansi demikian halnya dengan masih sering dilakukan proses pelaporan pada sistem manual contoh kongkrit pada sistem pelaporan pasien peserta BPJS dan atau sistem pembelian obat-obatan yang kurang transparan.

Pemerintah kabupeten Maluku Tengah katanya telah mengambil alih persoalan tunggakan hutang pihak ketiga ini, sementara itu salah satu perusahaan PT penyuplaian tabung oksigen, keberatan ketika dikonfirmasi,

“Maaf saya belum bisa untuk saat ini, harus isin dulu sama menejemen di Surabaya kata salah satu penanggung jawab kepada media ini.
Walau begitu kedua perusahaan ini berharap kerjasama yang telah dibangun, harus juga diikuti dengan mempercepat proses pembayaran tagihan. (Andi Sagat)