AMBON, LaskarMaluku.com – Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon menyelenggarakan kegiatan Coaching Clinic Penulisan Proposal Penelitian dan PKM bagi para dosen, Selasa (18/11/2025). Kegiatan yang berlangsung melalui Zoom Meeting ini melalui narahubung Dr. Hellena Tehubijuluw, S.Si., M.Si.

Dalam sela-sela kegiatan, Ketua LPPM Unpatti, Dr. Estevanus K. Huliselan, M.Si., menjelaskan bahwa coaching clinic ini berorientasi pada peningkatan kapasitas dosen dalam penyusunan proposal penelitian dan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

“Kegiatan ini terbagi atas dua tahap. Tahap pertama berupa brainstorming untuk penyamaan persepsi dan pemberian tips dari para narasumber. Tahap kedua adalah coaching clinic, yaitu pendampingan langsung terhadap proposal yang telah disiapkan dosen.” jelasnya.

Dua narasumber dihadirkan untuk memperkuat materi yang diberikan, yakni;
Prof. Dr. Didik Prasetyoko, S.Si., M.Sc. (Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS) – mewakili kluster saintek dengan fokus pada penulisan proposal penelitian.

Dr. Febrianti, S.E., M.Si. (Universitas Malahayati Bandar Lampung) – mewakili kluster sosial ekonomi dan memberikan materi penyusunan proposal PKM.

Menurut Ketua LPPM, pembagian materi sesuai kluster ini bertujuan agar dosen menerima tips yang lebih terarah dan aplikatif.

Dr. Huliselan menegaskan bahwa Unpatti menargetkan peningkatan jumlah proposal penelitian dan PKM yang lolos pendanaan.

“Kami berharap pada 2026 setidaknya 5 sampai 10 persen dari total dosen Unpatti dapat meloloskan proposal mereka pada berbagai skema kompetisi, baik dari Kementerian Ristek, Kementerian Keuangan, maupun lembaga lainnya.”

Ia menambahkan bahwa walaupun buku panduan penulisan proposal sudah tersedia, dosen tetap membutuhkan bimbingan praktis dan trik lapangan agar proposal lebih kompetitif dan memenuhi standar administrasi maupun substansi.

Pada tahap coaching clinic, panitia melakukan pendampingan langsung terhadap proposal yang telah disiapkan.

Dari 123 peserta yang mengikuti kegiatan dari berbagai fakultas di Unpatti serta beberapa perguruan tinggi lain, panitia akan menyeleksi sekitar 20 proposal yang memenuhi persyaratan Bima (Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat).

Koordinator kegiatan sekaligus narahubung, Dr. Hellena Tehubijuluw, menjelaskan bahwa banyak dosen belum sepenuhnya memahami kaidah penulisan proposal sesuai sistem Bima.

“Rata-rata dosen sudah mengusulkan proposal, tetapi sering belum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bima. Karena itu, pendampingan ini penting agar proposal yang diajukan betul-betul memenuhi kaidah dan siap bersaing,” ujarnya.

Hasil seleksi peserta yang berhak mengikuti pendampingan lanjutan akan diumumkan dalam waktu dekat. Coaching clinic sendiri berlangsung hingga Desember 2025.

Sekretaris LPPM, Dr. Sherly Lewerissa, S.Pi., MP., menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah proposal dosen Unpatti yang diterima pada berbagai skema pendanaan.

“Selama ini tingkat penerimaan proposal melalui Bima terus meningkat. Tahun depan kami berharap bisa mencapai 100 sampai 200 persen. Kegiatan ini membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas penelitian dan PKM di Unpatti,” ungkapnya.

Ketua LPPM juga menegaskan bahwa tim pendamping yang membantu narasumber adalah dosen-dosen Unpatti yang telah berpengalaman dalam penyusunan proposal dari tahun ke tahun.

Kegiatan ini dimoderatori oleh Dr. Esther Kembauw, SP., M.Si. dan Dr. Intan P. N. Damanik, M.Si., keduanya dosen Unpatti.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Unpatti berharap dapat terus meningkatkan kapasitas dosen, mendorong penelitian interdisiplin, dan memperkuat daya saing proposal yang diajukan pada berbagai skema pendanaan nasional maupun internasional. (L05)