AMBON, LaskarMaluku.com – Uskup Diosis Keuskupan Amboina, Mgr Seno Ngutra mengakui kalau Panitia Jalan Salib Hidup Oikumene dan Rally Rosario telah bertatap muka dengan dirinya.

Pertemuan itu bagian dari audiensi tentang pelaksanaan kegiatan Jalan Salib Hidup Oikumene yang oleh sebagian orang menghendaki proses Jalan Salib Hidup Oikumene (JSHO) di laksanakan pada Hari Jumat Agung.

Pertemuan antara panitia JSHO dengan Mgr Seno dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2025 di Keuskupan Amboina di Jalan Pattimura Ambon.

Kendati begitu, keinginan dan harapan tersebut, tidak dipenuhi Uskup Mgr Seno Ngutra. Menurut Bapa Uskup, JSHO tetap dilaksanakan, tetapi tidak dilakukan pada saat Jumat Agung.

“Prinsipnya perayaannya tetap dilaksanakan, Jalan salib hidup yang melibatkan basudara juga dari GPM atau yang disebut sebagai Jalan Salib Hidup Oikumene tetap di laksanakan tetapi harinya bukan Jumat Agung tetapi dilaksanakan di hari Sabtu pagi, dimulai dari Katedral menuju ke MBL (Maria Bintang Laut). Karena itu, kita sudah sepakat seperti itu dan nantinya akan dirayakan dilaksanakan pada hari Sabtu setelah hari Jumat Agung,”urai Uskup.

Uskup Seno Ngutra menambahkan, alasan tidak boleh dilaksanakannya kegiatan akbar itu pada hari Jumat, karena pertama, hari Jumat itu adalah Ret-Ret Agung bagi umat Katolik dan umat Allah diam bermenung dan lain sebagainya.

Alasan kedua; perayaan itu melibatkan basudara dari GPM secara khusus maka mereka juga ada acara Perjamuan Kudus dan atau Peneguhan Sidi yang dilaksanakan pada hari Jumat itu.

“Jadi bagi saya jangan sampai kepentingan kita lalu merusak perayaan orang lain,”harap Bapa Uskup.

Lantaran itu, Monsignor berharap, proses Jalan Salib Hidup Oikumene (JSHO) untuk mengenang Sengsara Wafatnya Isa Almasih tercipta nuansa kebersamaan.

“Nuansa tersebut hanya tercipta jika para pemeran menghayati makna perjalanan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus yang kita imani. Semoga dengan Jalan salib hidup ini membangkitkan semangat keimanan orang-orang Kristen bahwa ada satu orang pribadi yang telah berkorban untuk kita yaitu Yesus sendiri dan DIA rela mati untuk kita bukan agar kita mati untuk DIA, tapi kita hidup untuk DIA,” pungkas Mgr Ino Ngutra usai memberikan keterangan Persnya di Keuskupan Amboina Jumat (21/2/25) siang. (L05)