AMBON, LaskarMaluku.com – Tim Pengendalian Inflasi Daerah, (TPID) provinsi Maluku memulai menunjukan kinerjanya guna menekan inflasi berbagai kebutuhan pokok.
Walau begitu kerja nyata di lapangan untuk menekan inflasi misalnya terhadap sejumlah kebutuhan pokok, belum dan bisa dikendalikan, bahkan terkesan masih ragu-ragu.
Padahal nampak dan nyata, terasa di masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, mulai terasa karena tidak stabilnya harga kebutuhan pokok dalam pemenuhan hidup sehari-hari.
Menyadari akan naiknya inflasi tersebut, pemerintah Provinsi Maluku, tengah berupaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat, terutama menjelang perayaan Idulfitri.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta pemantauan langsung di lapangan.
Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath mengemukakan, pemerintah telah mengantisipasi potensi inflasi yang meningkat selama bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri.
“Gubernur Maluku memberi perhatian serius pada bulan puasa, Ini dapat memicu inflasi, sehingga Gubernur telah memerintahkan pemantauan di 11 kabupaten/kota,” Ungkap Wakil Gubernur Maluku, Abdul Vanath, S.Sos kepada wartawan di lantai dua Kantor gubernur Maluku, Rabu (5/3/25) siang.
Untuk mengatasi lonjakan harga, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah jitu untuk melakukan operasi pasar di berbagai titik tertentu dengan tetap mempertimbangkan keberlangsungan usaha para pedagang kecil.
Selain itu, kata Wagub, Gubernur Maluku dijadwalkan turun langsung ke lapangan pada Jumat mendatang guna mengecek gudang-gudang distributor dan memastikan tidak ada penimbunan barang yang bisa memicu kenaikan harga.
Sementara itu, Asisten II Sekda Provinsi Maluku, Kasrul Selang, dalam laporannya menyatakan bahwa stok kebutuhan pokok di Maluku masih dalam kondisi aman hingga pasca-Idulfitri.
“Misalnya untuk beras, kebutuhan masyarakat Maluku sekitar 21.000 ton, sedangkan stok mencapai 47.000 ton. Ini cukup untuk 40 hari ke depan, bahkan masih akan ada pasokan tambahan,” ungkapnya.
Selain beras, stok bawang merah juga terpantau mencukupi, dengan ketersediaan 530 ton dibanding kebutuhan 430 ton. Begitu pula dengan stok daging, telur, gula pasir, dan minyak goreng yang dipastikan cukup hingga setelah Lebaran.
Pemerintah juga terus memantau sektor transportasi untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pokok, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem yang bisa mempengaruhi akses logistik.
Ketersediaan minyak tanah untuk rumah tangga dipastikan cukup hingga 60 hari ke depan. Tinggal bagaimana tata kelola distribusinya tepat sasaran,” pungkas Kasrul.
Langkah antisipasi dari
Tim Pengendalian Inflasi Daerah, (TPID) provinsi Maluku ini mesti diapresiasi lantaran bergerak untuk menekan lonjakan harga bahan pokok dapat dikendalikan, sehingga masyarakat Maluku dapat menjalani Ramadan dan Idulfitri dengan tenang. Langkah tersebut tidak hanya pada saat hari raya lebaran tetapi hendaknya proses pengendalian dapat dilakukan setiap bulan berjalan guna menekan inflasi ditengah efesiensi anggaran oleh kebijakan pemerintah pusat. (LO5)