Share
LASKAR, AMBON – Jauh sebelum bertemu Pendeta Ates Werinusa sebagai Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), cukong andalan Sam Latuconsina, Alfred Hongarta sesumbar, Paulus Kastanya dan Sam Latuconsina (PANTAS) telah mendapat dukungan langsung dari Ketua Sinode.
M. Shyai, salah satu relasi Alfred mengaku pernah ditelepon langsung oleh bos PT Sharlen Raya tersebut.Alfred mengingatkan tidak perlu bekerja keras memenangkan Richard Louhenapessy dan Syarif Hadler (PAPARISSA BARU).Sebab, Pendeta Ates Werinusa sudah berada di belakang PANTAS.
Alfred berupaya mencatut nama Pendeta Ates Werinusa, dan kepada relasinya yang nota bene beragama Kristen Protestan, dengan sengaja diberitahukan kalau pimpinan Sinode GPM sudah mendukung pasangan PANTAS. 
Tindakan Alfred ini patut diduga sebagai upaya mendongkrak dukungan kepada PANTAS. Apalagi, berdasarkan hasil survey Lingkaran Survey Indonesia (LSI), jelas terbaca Paulus Kastanya dan Sam Latuconsina kalah telak dari Richard Louhenapessy dan Syarif Hadler.
Alhasil, untuk mengejar ketertinggalan ini, maka salah satu cara yang dilakukan adalah memprovokasi warga dengan membawa-bawa nama Ketua Sinode GPM. Bahkan, sebelum Alfred menelepon M. Shyai, juga pernah beredar isu Ketua Sinode GPM, Pendeta Ates Werinusa telah bertemu dan berdoa secara bersama mendukung PANTAS.
Model provokasi yang dilakukan kubu PANTAS ini mendapat protes keras dari warga.Sebab, Sinode GPM adalah lembaga berwibawa dan tidak sepantasnya oknum-oknum tertentu berusaha mencatut lembaga dan tokoh pemimpinnya demi kepentingan politik sesaat.
Pertemuan Ketua Sinode GPM, Pendeta Ates Werinusa bersama PANTAS, sebetulnya biasa-biasa saja dan sebagai pemimpin umat sudah selayaknya, sama seperti Richard Louhenapessy dan Syarif Hadler, bertemu Pendeta Ates Werinusa dan tokoh pemimpin umat agama lainnya.
Hanya saja, kehadiran Alfred Hongarta justru tidak disukai karena sebelum pertemuan dilakukan, bersangkutan suka membawa nama Ketua Sinode GPM.
Bos PT Sharlen Raya yang tersangkut kasus suap Kemenpupera dan sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini, terkenal suka membocorkan informasi jika sudah bertemu pejabat penegak hukum.
Dikuatirkan, setelah ada dalam pertemuan bersama Ketua Sinode GPM, Alfred makin gencar memanipulasi informasi bagi kepentingan PANTAS.Oleh karena itu, Pendeta Ates Werinusa harus selektif, karena jauh sebelum Alfred hadir, dia sudah lebih dulu memanipulasi keberadaan Ketua Sinode GPM.
“Belum bertemu saja sudah menebar isu, membawa-bawa nama Ketua Sinode, apalagi kalau sudah bertemu langsung, pasti lebih gencar.Alfred hanya cari kesempatan sekaligus pembenaran dirinya ada dalam pertemuan itu,” ketus Mans Noya, warga GPM kepada Laskar di Ambon.
Dikatakan, pihak gereja sudah pasti akan berdiri di atas semua orang dan tidak membeda-bedakan. Apalagi, hanya kepentingan politik lima tahunan, lalu lebih memilih pasangan yang satu dan meninggalkan pasangan yang lain.
Senada dengan Mans, di tempat terpisah, Jonas warga GPM lainnya mengatakan, “Sebagai gembala umat, kami memberikan dukungan terhadap Ketua Sinode dan mendoakan beliau tetap menjadi gembala umat, berdiri di atas semua kepentingan.Pilihan kepada pasangan calon adalah pilihan sesuai dengan hati nurani, sehingga jangan ada pihak tertentu berusaha membawa nama pemimpin umat dan berupaya memecah-belah”.
Antonius Telehala, warga Tantui mengingatkan, Pilkada Kota Ambon, harus berlangsung dalam suasana damai dan jangan ada pihak-pihak yang berusaha membawa nama gereja.
“Geraja adalah hati kita. Hati yang penuh kedamaian jangan bawa nama gereja dan pemimpin umat untuk politik praktis. Hiduplah dalam cinta kasih bukan saling menjatuhkan dan membawa nama gereja dan pemimpin umat,” ujarnya.
Benang merah dari keberatan warga yang berhasil direkam adalah Alfred ternyata butuh pembenaran atas seluruh yang disampaikan sebelum pertemuan.
Oleh sebab itu, Pendeta Ates Werinusa sebagai Ketua Sinode GPM agar selektif dan jangan terjebak kepentingan politik praktis dari oknum yang tidak bertanggung jawab, dan dapat merusak martabat GPM.(L01/02)