Share

AMBON, LaskarMaluku.com – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Dr.Hj.Nihayatul Wafiroh , M.A , Anggota DPR RI Dapil Jatim III Partai PKB bersama tim melakukan kunjungan kerja ke RS.Leimena Kota Ambon Provinsi Maluku, Jumat (14/7/2023) sore.

Kunjungan kerja tersebut di lakukan untuk memantau langsung kualitas kamar, fasilitas dan kualitas infrastuktur kelengkapan rumah sakit  dalam pelayanan.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Plh Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dr Meike Pontoh, Komisi  IX DPR RI bersama tim.

Dalam paparannya, Direktur RSUP dr. J. Leimena, drg Saraswati menyampaikan bahwa yang pertama, konsolidasi pembiayaan pusat dan daerah untuk pembiayaan layanan masyarakat Maluku menjadi prioritas

Kedua, terkait tantangan SDM, referensi dan fasilitas penempatan tenaga spesialis dan sub spesialis untuk mendukung  KJSU-KIA dan juga beasiswa dan insentif yang lebih untuk tenaga Dinas Kesehatan

Ketiga, ketersediaan akses (penerbangan teritori) untuk rujukan dan perjalanan nakes. 

Dan keempat, infrastruktur adekuat  khusunya  jaringan internet (Sisrute Telemedicino data layanan).

“Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik karena ini merupakan mandat yang diberikan dari kementrian kesehatan untuk memberikan layanan di Kawasan Timur Indonesia,”ucapnya.

BACA JUGA:  Disdukcapil Ambon Bakal Sasar Warga Belum Ber-KTP Elektronik di Lapas, Desa dan Kelurahan

Dikatakanya, untuk pembiayaan pelayanan Kesehatan baik bersumber dari Pemerintah daerah maupun Swasta masih sangat minim dan berdampak sekali kepada kemampuan daerah untuk  membiayai warganya yang menjadi pasien-pasien di rumah sakit Leimena.

Oleh karena itu diharapkan adanya dukungan tidak hanya dari Pemerintah pusat saja tetapi juga pemerintah daerah.

Lanjut Direktur, SDM menjadi isu dan tantangan, sehingga kami mengharapkan mereka mendapatkan insentif dan fasilitas, serta hal-hal lain, agar retensinya baik sehingga mereka tertarik bekerja di Maluku ini.

Karena sesuai data, jumlah tenaga spesialis di Maluku sangat menguatkan.

“Rumah sakit Leimena ini merupakan rumah sakit terakhir untuk rujukan dan kondisi pasien biasanya sudah semakin buruk. Karena tujuannya, butuhkan waktu 8 jam atau 12 jam. Jadi kalau dirujuk pakai fery atau kapal laut tidak bisa dikejar, sedangkan untuk pakai pesawat juga tidak memungkinkan karena beberapa kabupaten tidak ada tersedianya  pesawat langsung,”jelasnya.

Selain itu, kondisi gedung RSUP dr J. Leimena menjadi salah satu perhatian Komisi IX DPR RI saat berkunjung, sehingga sempat menjadi perbincangan yang serius oleh Anggota DPR RI.

Pasalnya, sejak memasuki gedung rumah sakit besutan Pemerintah Pusat itu, tampak banyak lumut tumbuh subur dibagian atas gedung.

BACA JUGA:  HUT Kota Ambon, 32 Ahli Waris Terima Santunan Kematian Sebesar Rp 1.34 Miliar

Serta banyak dinding bangunan yang penuh rembesan air dan bagian plafon rumah sakit yang bocor.

Padahal, baru dua tahun Presiden RI Joko Widodo meresmikan RSUP dr. J. Leimena, tepatnya pada Maret 2021 lalu.

RS Leimena Tak Layak

Menurut Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago mengatakan kondisi RSUP dr. J. Leimena tak layak. Hal itu disampaikannya secara langsung saat diskusi bersama di Lantai IV Rumah Sakit Pusat pertama di Kawasan Timur Indonesia itu, Jumat sore.

“Saya cuma mau tanya rumah sakit ini ada biaya perawatan tidak bu? itunya kenapa kok jebol-jebol semua, kemudian plafonnya banyak lumut dan jamurnya. terus yang didepan teras, yang kaca itu kotor sekali, tidak menunjukkan harusnya rumah sakit itu bersih karena dia menyembuhkan. Nah ini kita lihat sepanjang jalan menuju ruangan semua plafonnya penuh lumut,”tegas Chaniago seraya menambahkan jika ada biaya perawatan RS tidak penuh dengan lumut.

Hal itu juga ditambah anggota lainnya, Abidin Fikri, yang menilai kerusakan sejumlah bagian gedung akibat salah konstruksi sejak awal pembangunan.

BACA JUGA:  SMP di Kota Ambon Akan Pembelajaran Tatap Muka

“Ini saya yakin bukan soal cuaca tapi masalahnya di konstruksi. Ini pasti nggak beres, sejak awal. Makanya saya tanya, kuat gak sih rumah sakit ini. Tidak bisa dibiarkan, sayang nantinya,” tambahnya.

Bahkan dari anggota H. Saleh Partaonan Daulay mengaku kondisi Rumah sakit rujukan tipe B ini bahkan tak seperti rumah sakit Pusat.

Malah seperti rumah sakit biasa yang ada di kampung halamannya.      

“Kontruksinya yang salah. Ini rumah sakit pusat, kasian rakyatnya. Tapi memang pembangunannya yang bermasalah, ketika proyeknya,” tambah Saleh.

Sementara itu, Direktur RSUP dr. J. Leimena, drg Saraswati mengaku telah melaporkan kondisi tersebut ke Wakil Menteri, namun masih nihil.

Saraswati pun mengaku, rembesan dan kebocoran juga semakin parah karena cuaca dan konstruksi.

Hal ini juga yang menyebabkan, pihaknya masih enggan untuk menambah peralatan kesehatan yang lebih canggih karena takut rusak akibat terkena rembesan air.

Meski demikian, Saraswati tetap yakin RSUP dr J. Leimena bisa naik menjadi tipe A dari rumah sakit tipe B.

“Tapi saya yakin ini bisa bertahan. Bertahan di level B dan bisa ke A,” katanya penuh optimis. (L06)