AMBON, LaskarMaluku.com – Seluruh patung sebagai Land Mark Ambon “City of Music” yang terpajang di sepanjang Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Donald Isacus Pandjaitan di kawasan Pattimura Park kondisinya saat ini rusak parah.
Bentuk patung-patung ini terlihat aneh. Kerusakan tampak pada bagian tubuh dan kepala patung hingga bentuk alat musik ikut dicopot.
Padahal ditempatkanya patung-patung tersebut merupakan bentuk dukungan atas ditetapkanya kota bertajuk Manise ini sebagai “City of Music” oleh United Nations Educational Scientific and Cultural (UNESCO) atau Organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa yang membidani urusan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Menanggapi hal itu, Direktur Ambon Music Office (AMO) Ronny Loppies mengingatkan Ikon Kota Musik yang telah ada harus diperhatikan dengan baik oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.
“Saya rasa prihatin atas kerusakan Land Mark dan Patung di sepanjang trotoar Lapangan Merdeka Ambon hingga Pattimura Park. Saya heran kerusakan tersebut tidak diketahui siapa penyebabnya,” kesal Loppies kepada awak media di Balai Kota Ambon, Selasa (24/1/2023).
Loppies mengutarakan Ikon Ambon Kota Musik itu merupakan Land Mark kota musisi, karena telah mengharumkan nama Maluku baik di Indonesia maupun Internasional.
“Ikon itu juga turut menjadi kontribusi, sehingga Kota Ambon terpilih sebagai City Of Music oleh UNESCO pada 31 Oktober 2019 lalu,” ujarnya.
Adapun nama-nama pesohor yang diabaikan pada ikon Ambon “City of Music” tersebut, yaitu, musisi hawaiian George de Fretes dan Rudy Wairata, Bram Titaley, Glennd Fredly Latuihamallo, Enteng Tanamal, Ade Manuhuttu, Broery Pesolima, Daniel Sahuleka, Bob Tutupoly, Christ Pattikawa, Jonas Souissa, Melky Goeslaw, Utha Likumahuwa, Ruth Sahanaya, Harvey Malaiholo, Joice Pupella, Minggus Taihuttu, serta sederetan musisi Maluku lainnya.
Pengabdian nama-nama musisi terkenal tersebut, tambah Loppies, sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi para musisi yang telah mengharumkan nama Maluku di Indonesia maupun Internasional.
“Meski sudah lama keberadaan patung-patung ini dirusak oleh tangan jahil, oknum yang tidak bertanggung-jawab, hingga saat ini belum ada sikap resmi dari pemerintah baik Provinsi maupun Kota Ambon,” kecamnya. (L06)