AMBON, LaskarMaluku.com – Asesmen sumatif adalah metode evaluasi yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar murid dalam mencapai tujuan pembelajaran atau capaian pembelajaran selama periode tertentu. 

Umumnya, metode ini berfokus pada ujian atau tes tertulis yang menilai kemampuan kognitif murid dalam mengingat, memahami, dan menerapkan informasi yang telah diajarkan. 

Seperti yang terjadi di SMA N 9 Ambon, asesmen sumatif ini menitikberatkan pada pemahaman kognitif murid. 

Namun, dengan penerapan kurikulum merdeka, para guru sebenarnya memiliki kebebasan untuk mengembangkan asesmen sumatif yang lebih bervariasi. Penting untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan pengetahuan murid, namun asesmen berbasis tes atau ujian saja kurang efektif dalam mendorong pengembangan keterampilan praktis, kreativitas, dan kolaborasi yang semakin penting dalam dunia kerja dan kehidupan nyata.

Seiring dengan kemajuan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) yang kini merambah ke pembelajaran, muncul kebutuhan untuk mengadaptasi asesmen sumatif yang lebih holistik dan relevan, terutama bagi generasi digital native atau Generasi Z. 

Hasil asesmen non-kognitif yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas murid lebih memilih pendekatan asesmen sumatif yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

Inovasi dalam asesmen sumatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif murid dalam mata pelajaran seperti kimia, tetapi juga memperkuat keterampilan praktis, kritis, kreatif, dan kolaboratif. 

Asesmen Sumatif Berbasis Proyek Kolaborasi Artificial Intelligence (ASIK LAI) pada topik Reaksi Reduksi Oksidasi diharapkan dapat menjadi solusi untuk tantangan pendidikan di abad 21.

Inovasi asesmen ini dikemukakan oleh Meilita Salamony, Guru SMA N 9 Ambon, yang juga merupakan Duta Teknologi Kemendikbud Ristek Provinsi Maluku Tahun 2017 dan Guru Inovatif Jenjang SMA yang mewakili Provinsi Maluku pada HGN Tahun 2023 lalu. Seiring dengan kemajuan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) yang kini merambah ke pembelajaran, muncul kebutuhan untuk mengadaptasi asesmen sumatif yang lebih holistik dan relevan, terutama bagi generasi digital native atau Generasi Z.

Asesmen sumatif topik Reaksi Redoks (Reduksi Oksidasi) dibuat dalam bentuk projek, dimana murid akan melakukan praktikum baik secara berkelompok maupun secara mandiri di rumah dengan menggunakan bahan yang ditemui dalam kehidupan sehari hari. 

Tujuan menggunakan bahan yang ditemui dalam kehidupan sehari hari, supaya murid dapat memahami bahwa penerapan reaksi redoks dialami atau ditemui dalam kehidupan sehari hari. Sehingga pemahaman konsep murid bukan saja pada konsep pengetahuan kimia tetapi juga kontekstual.

Adapun yang dilakukan oleh ibu Meilita yaitu dengan membuat website di google sites yang dinamakan ASIK LAI. Pembuatan  website ini, menggunakan kolaborasi beberapa jenis artificial intelligence ( AI), yaitu : ARU di PMM, Leonardo AI, Copilot ai, dan Type bot ai. Menu yang terdapat pada website ASIK LAI antara lain : 

1. Menu Beranda, yang berisi pengenalan dan penyambutan bagi murid saat mengakses  website ini. Selain itu, terdapat link asesmen non kognitif yang dibuat penulis. Sebelum murid melakukan asesmen sumatif topik ini, murid akan mengikuti asesmen non kognitif. Hasilnya menunjukkan sebagian besar murid memilih jenis asesmen dalam bentuk projek dengan menggunakan teknologi yang relevan saat ini. Selain itu, ada juga biografi penulis di bagian akhir menu beranda.

2. Menu Asesmen, terdapat rubrik asesmen yang sudah dirancang guru. Adapun rubrik asesmen yang dirancang tidak berfokus pada hasil akhir dari yang dikerjakan murid, tetapi juga berfokus pada kolaborasi dan kerjasama tim, presentasi dan komunikasi murid, serta pemanfaatan teknologi pada media proyek yang dihasilkan. Rubrik yang jelas menjadi panduan bagi murid untuk menghasilkan produk atau karya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain rubrik asesmen, ada juga chatbot ai yang dirancang oleh penulis menggunakan Type Bot ai. Type Bot ai sebagai layanan komunikasi murid untuk mengakses panduan asesmen yang akan dipilih murid dalam pengerjaan proyek asesmen sumatif, yang disebut dengan chatbot ai. Murid akan berinteraksi dengan Chatbot ai  secara real time dan dimana saja. 

Salah satu inovasi yang dibuat penulis adalah mengintegrasikan chatbot ai dengan google spreadsheet, sehingga semua murid yang mengakses chatbot ai akan terdata pada spreadsheet. 

Tujuan penggunaan chatbot ai untuk mempermudah murid dalam komunikasi apa yang harus dikerjakan murid, tanpa bertanya ke guru. Bagi guru sendiri, dengan chatbot ai guru dapat mengetahui pilihan proyek yang dipilih murid, dan seberapa sering serta murid siapa saja yang sering mengakses chatbot ai. 

Jenis- jenis  percobaan serta panduang praktikum  yang ada di chatbot ai ada 6 yaitu : 

a. Betadin dan Vitamin C

b. Reaksi redoks dengan air putih

c. Cuka & Pemutih

d. Perkaratan paku

e. Cuka dan baking soda.

3. Menu Galeri Produk, merupakan tempat untuk pameran hasil karya murid dalam bentuk base data digital. Karya yang dibuat murid adalah praktikum reaksi redoks, kemudian jelaskan projek praktikum dalam bentuk animasi dengan menggunakan kolaborasi artificial intelligence (AI). 

Hasil karya murid diupload pada medsos youtube masing-masing kemudian dikumpulkan link youtubenya dengan menggunakan google form. Dilanjutkan dengan guru mengupload link youtube ke menu galeri produk.

4. Menu Refleksi, sebagai sarana umpan balik murid terhadap pelaksanaan ASIK LAI. 

Dari hasil umpan balik dari murid, ada beragama pendapat murid, namun secara umum ASIK LAI menjadi tantangan baru bagi murid, karena walaupun mereka adalah generasi zaman ini yang merupakan digital native tapi dalam hal pemanfaatan teknologi mereka perlu belajar lagi. Bagi murid yang memiliki minat dalam teknologi, mereka sangat bersemangat dan antusias karena minat dan bakat mereka dapat diasah lagi. 

Ada juga murid yang merasa dengan projek ini, menyadari bahwa kimia itu dekat dengan kehidupan sehari hari kita di rumah, dan artificial intelligence (AI) mempermudah dalam pengerjaan yang dianggap sulit bagi mereka. 

Disisi lain ada murid yang merasa senang dengan chatbot ai, yang dapat diakses kapan saja dan terdapat panduan yang jelas, sehingga murid dapat langsung bertanya kepada chatbot ai tanpa menunggu lama.

Kerja sama antara murid dalam proyek ASIK LAI berdampak besar pada kemampuan sosial dan komunikasi mereka. Dalam hal ini murid dapat belajar berkomunikasi dengan baik, menyampaikan gagasan dengan jelas, dan mendengarkan pendapat orang lain. 

Kegiatan ini meningkatkan keterampilan sosial seperti empati, toleransi, dan penyelesaian konflik secara konstruktif. 

Selain itu, proyek kolaboratif ini memungkinkan murid dengan keahlian berbeda untuk saling belajar dan berbagi. Mereka yang lebih menguasai aspek teknis dapat membimbing teman-temannya, sedangkan mereka yang memiliki kreativitas dan keterampilan pemecahan masalah dapat memberikan ide-ide inovatif. 

Interaksi ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dimana setiap murid merasa dihargai dan dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan mereka, memperkaya proses pembelajaran untuk seluruh tim.

Guru menilai proyek yang disusun oleh murid dengan memanfaatkan rubrik penilaian yang tersedia di platform web asesmen. Selain itu, guru bisa memberikan umpan balik tambahan yang konstruktif untuk membantu murid menemukan area yang perlu diperbaiki dan mengembangkan keterampilan mereka dengan lebih baik.

Ibu Meilita juga melakukan desiminasi dengan rekan guru pada komunitas belajar SMA Negeri  9 Ambon untuk berbagi praktek baik ASIK LAI ini. 

Hasilnya semua guru tertarik dengan pendekatan ASIK LAI. 

Dengan demikian, asesmen sumatif yang inovatif ini akan membantu mempersiapkan murid untuk menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan yang lebih komprehensif dan relevan di zaman ini. 

Inovasi ini adalah salah satu inovasi yang termasuk 5% besar dalam ajang Jambore GTK Inovatif jenjang SMA Tahun 2024 ini, dimana sedang di finalisi oleh BGP Maluku yang akan berlangsung 6-9 November nanti.(L02)