LASKAR – Masyarakat Kepulauan Tanimbar mendapatkan hadiah special dari pemerintah, karena bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2022, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo resmi mencanangkan Kabupaten Kepulauan Tanimbar sebagai Kabupaten Pancasila bertepatan.
Dalam sambutannya Ketua MPR mengatakan penetapan Kabupaten Kepulauan Tanimbar sebagai Kabupaten Pancasila akan ditandai dengan pembangunan Tugu Pancasila di kabupaten Bumi Duan Lolat itu.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada hari ini menurut Bamsoet menjadi momentum yang sakral dan sangat berkesan setidak-tidaknya ada tiga alasan, pertama karena dari bumi Maluku ini terlahir pemuda-pemudi pejuang kemerdekaan yang rela mengorbankan jiwa harta raga dan masa muda mereka karena telah gugur sebagai Kusuma Bangsa Demi cita-cita Indonesia merdeka salah satunya adalah Martha Christina Tiahahu yang gugur di usia yang sangat belia 17 tahun.
Kedua, momentum peringatan sebelum 4 tahun Sumpah Pemuda saat ini bertepatan pada dua momentum penting yaitu momentum kebangkitan pasca pandemi covid-19 dan momentum bonus demografi di mana komposisi demografi akan didominasi oleh kelompok usia muda produktif khususnya anak muda milenial.
“Kedua momentum penting ini harus dapat dioptimalkan sebagai sumber daya untuk bangkit dan memulihkan diri setelah lebih dari 2 tahun terdampak oleh badai pandemi kemudian,”ungkap Bamsoet seperti dikutip dari chanel youtube berdurasi 6 menit 22 detik tersebut.
Dan yang Ketiga, peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar bersamaan dengan pencanangan pembangunan Tugu Pancasila memiliki makna simbolis yang sangat mendalam dimana Kepulauan Tanimbar yang berbatasan langsung dengan Australia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang paling terdepan dan paling terluar.
Menurut Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini, pencanangan Tanimbar sebagai Kabupaten Pancasila mengisyaratkan batas teritorial ini telah dibangun benteng ideologi yang akan menjaga kedaulatan NKRI. Sebab membangun benteng ideologi ini penting karena seiring perkembangan zaman ancaman terhadap.
Dirinya menambahkan, Pancasila terasa semakin kompleks dan dinamis saat ini komunisme sebagai sebuah paham dan ideologi bukanlah satu-satunya ancaman laten dari faktor eksternal derasnya arus globalisasi yang telah membawa serta beragam paham dan ideologi Global yang tidak selalu selaras dengan nilai-nilai Pancasila bahkan cenderung menegasikan eksistensi Pancasila.
“Seberapa besar ancaman eksternal ini dapat kita tanggulangi akan bergantung pada seberapa kuat kita mampu mencegah masuknya paham narasi dan gerakan kontra ideologi negara dalam berbagai dimensi,”ungkapnya seraya menambahkan, dari faktor internal kita harus berani mengakui bahwa hadirnya berbagai persoalan patagonia terkait ideologi negara antara lain disebabkan oleh kelemahan kita dalam merawat dan mentransformasikan ideologi kebangsaan kita dari bentuk rumusan-rumusan ideal abstrak menjadi praktik kolektif kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Bamsoet menambahkan, hadirnya ancaman ideologi yang bersumber dari faktor eksternal dan internal tersebut mengisyaratkan bahwa ada ugensi untuk menghadirkan Pancasila pada setiap ruang publik dan menghidupkannya kembali pada memori kolektif setiap anak bangsa khususnya generasi muda
“Untuk mewujudkan Indonesia emas 2045 kita akan dihadapkan pada berbagai tantangan dan rintangan. Pada titik ini sepertinya kita semua sepakat bahwa kita butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan membuat kita bisa melompat dan mendahului bangsa-bangsa yang lain. kita butuh inovasi – inovasi yang mampu menggebrak, yang membalik ketidakmampuan menjadi peluang, yang membalik tidak mungkin menjadi peluang dan yang paling penting dari semuanya itu ada kita butuh sumber daya manusia yang unggul yang berhati Indonesia dan berjiwa Pancasila,”tutup Ketua MPR RI ini sambil berharap sebagai sebuah ideologi Pancasila hanya akan bermakna ketika kehadirannya dapat dirasakan dalam setiap denyut nadi. Tarikan nafas dan gerakan kehidupan masyarakat kesadaran inilah yang penting kita bangun bersama untuk mendorong implementasi revitalisasi dan reaktualisasi daripada nilai-nilai Pancasila dengan cara yang sederhana membumi tetapi tetap nyata. (*/L03)