Share
MARTIN LANGODAY
PERSEPSI buruk politik sebetulnya pada pernyataan, janji tidak seratus persen ditepati. 
Fakta memperlihatkan bahwa ada janji terpenuhi, total, seratus persen. 
Ada yang setengah, bahkan janji itu sering kosong. Ucap dan tindak tidak sejalan. 
Tentang janji, pasca kekalahan pasangan Said Assagaff – Anderias Rentanubun (SANTUN) di Kota Ambon, muncul tuntutan mundur politisi Partai Golkar Maluku, Richard Rahakbauw, dari jabatan Wakil Ketua DPRD Maluku. 
Kursi itu pasti sesuatu yang sangat mahal milik beringin. Dia rela melepaskan jika SANTUN kalah di Kota Ambon. 
Syadan, terhadap janji dimaksud, banyak yang mendesak mundur. Meski begitu, tidak sedikit pula yang ingin Richard Rahakbauw bertahan. 
Nah, lantaran semalam tak ada siaran bola sepak dunia di Russia, terbangun “pagi buta” saya membaca kabar politisi Partai Golkar itu benar-benar mengundurkan diri dari jabatan. 
Proses sedang menunggu sikap partai bersangkutan. Sebab surat pengunduran diri sudah dilayangkan.
Dalam hati kecil, saya coba mengingat-ingat diskusi lepas di RK Moro, beberapa waktu lalu bersama seseorang yang saya kagumi. 
Tidak serius tetapi kami saling memahami jika langkah mundur ditempuh Richard Rahakbauw, maka kekalahan SANTUN dan efek bandul politik dikendalikan secara positif oleh Richard Rahakbauw.
Tindakan seperti ini, tentu tidak lazim dalam budaya politik kita. Tetapi mengambil sikap tegas mengundurkan diri, sesungguhnya dirindukan rakyat. 
Richard Rahakbauw membuktikan komitmen walau pada mulanya desakan mundur bisa terindentifikasi datang dari lawan politik yang memenangkan perebutan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur.
Lawan politik pun hanyalah mereka-mereka yang bekerja untuk pasangan pemenang, bukan Murad Ismail – Barnabas Orno. 
Kini Pilkada sudah berakhir. Richard Rahakbauw telah memberikan semangat baru, hal ihwal mengenai arti penting memenuhi janji politik. 
Karena itu, menyambut Maluku baru, pemimpin baru, langkah politisi muda ini bisa diikuti oleh Murad Ismail – Barnabas Orno. Ada banyak janji sudah kita dengar bersama.
Semoga Maluku baru yang dirindukan itu, terus bergerak maju bersama pemimpin baru.
Janji-janji tersebut biarlah sementara waktu diingat saja, simpan di dalam hati, jangan dituntut. 
Kita tunggu setelah pelantikan Murad Ismail – Barnabas Orno. Bagi yang tidak memilih Murad Ismail – Barnabas Orno, ingat jangan tagih janji, namun selalu berpartisipasi dengan cara masing-masing, membangun Maluku, secepatnya keluar dari kemiskinan. 
Kekalahan di Kota Ambon mungkin saja menyesakkan dada sehingga butuh ruang baru guna menata sebuah kebaruan. 
Apa mungkin itu bisa dirajut dari Pulau Seram? Terserah pemimpin baru Maluku. Salam DEMOKRASI..!! (*)