Share


LASKAR – Sosok pemimpin Maluku yang diusung PDI-P adalah mereka yang punya komitmen melanjutkan rencana pemindahan ibukota provinsi ke wilayah Pulau Seram. 

“Ini salah satu kriteria PDI-P karena pada prinsipnya setiap program pembangunan harus berkelanjutan. Tidak bisa pemimpin yang satu naik berkuasa lalu menganulir apa yang sudah dicanangkan pemimpin sebelumnya,” tegas Benhur Watubun kepada LASKAR, Jumat (6/10/2017) di Ambon.
 Menurut Benhur, pencanangan pemindahan ibukota provinsi Maluku ke Makariki, oleh Gubernur Karel Ralahalu mestinya dilanjutkan dalam kepemimpinan Gubernur Said Assagaff.
 Apalagi, yang bersangkutan saat pencanangan di Makariki menjabat sebagai wakil gubernur.
“Sangat disayangkan ketika menggantikan Pak Karel, pencanangan pemindahan ibukota ke Pulau Seram itu tidak dilanjutkan. Malah, sebagai pengganti Pak Karel, gubernur saat ini terkesan menganulir apa yang telah dilakukan,” sesalnya. 
Dikatakan, dengan tetap memaksakan pembangunan kantor gubernur baru di kawasan Hunut Durian Patah, Kota Ambon, dapat dibaca sebagai upaya menolak pemindahan ibukota provinsi Maluku ke Pulau Seram. 
“Oleh karena itu, tindakan ini tentu menjadi pertimbangan sangat serius bagi PDI-P untuk memberikan rekomendasi menghadapi Pilkada Maluku tahun 2018 mendatang,” tegasnya.
Wakil Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPD PDI-P Maluku ini menegaskan, figur yang diusung maju bertarung memperebutkan kursi Gubernur Maluku, setidaknya harus memenuhi salah satu kriteria yaitu berani melanjutkan pemindahan ibukota provinsi Maluku di Makariki, Pulau Seram Maluku Tengah.
Masih menurutnya, pemindahan ibukota disana, juga merupakan bagian dari sebuah perjalanan sejarah. Sebab ketika Ir Soekarno menginjakan kaki di Masohi, Maluku Tengah, sebagai Presiden pertama di republik ini, Soekarno telah menyatakan secara tegas.
“Bahwa ibukota provinsi Maluku layak dipindahkan ke sana. Pikiran Soekarno adalah pikiran yang futuristic. Dengan melihat kondisi Kota Ambon saat ini, maka pikiran Soekarno tersebut telah dilakukan dalam kepemimpinan Gubernur Karel Ralahalu,” ujarnya. 
Namun, Gubernur saat ini, kata Benhur, bukannya melanjutkan tetapi justru membatalkan. “Jadi bagi PDI-P, figur pemimpin Maluku yang dicari untuk lima tahun kedepan yaitu para figur yang berkomitmen memindahkan ibukota ke Pulau Seram,” tutupnya. (L1R)