Share

BANDANEIRA, LaskarMaluku.com – Tanggal 18 Oktober 2024 merupakan tanggal bersejarah bagi umat Katolik di Stasi Pulau Banda, Paroki St Fransiskus Xaverius Katedral Ambon.

Ini merupakan tanggal dimana Gereja Katolik Santa Lidia di Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah ini akan ditahbiskan dan diresmikan oleh Uskup Diosis Keuskupan Amboina, Mgr Senno Ngutra dalam perayaan misa kudus.

Proses pembangunan hingga pentahbisan dan acara peresmian Gereja Santa Lidia Banda ini, merupakan kontribusi dan dedikasi penuh dari keluarga Ronny Rambitan, sebagai ungkapan kasih atas penyertaan dan kemurahan Tuhan bagi kehidupan keluarganya.

Sebelum ditahbiskan dan diresmikan oleh Mgr Senno Ngutra, sebanyak 3 orang anak yang berada di Stasi Banda menerima komuni suci pertama dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin Pastor Paroki St Fransiskus Xaverius Katedral Ambon RD Paul Kalkoy didampingi RD Paul Titirloloby, Minggu (13/10/2024) malam, yang dihadiri umat Katolik Banda dan panitia peresmian dari Paroki Katedral Ambon.

Pastor Paroki St Fransiskus Xaverius Katedral Ambon, RD Paul Kalkoy saat menyampaikan homili di Gereja Katolik Santa Lidia Stasi Banda

RD Paul Kalkoy dalam homilinya mengajukan dua pertanyaan, pertama,  siapa yang baru pertama kali datang ke Banda?

Sutan Syahrir mengatakan, “jangan mati sebelum datang di Banda”

“Jadi sudah boleh mati karena sampai di Banda,”jawaban Pastor disambut umat dengan senyum dan tertawa lebar

Pastor lantas bercerita awal berkunjung ke Pulau Banda, pada Bulan Oktober tahun lalu bersama beberapa umat paroki Katedral, dan melihat kondisi umat Katolik yang selama ini mendiami Pulau Banda.

“Jadi setelah kunjungan pertama itu, kemudian diikuti dengan kunjungan-kunjungan berikutnya oleh Pastor Paul Titirloloby  dan beberapa frater yang bergantian mengunjungi Banda Naira untuk melakukan misa dengan umat,”jelasnya seraya menambahkan, saat itu gedung gereja yang lama hanya tinggal reruntuhan dan kita berproses hingga saat ini sudah berdiri gedung gereja yang megah yang akan ditahbiskan dan diresmikan oleh Mgr Seno Ngutra.

Dan pertanyaan yang kedua, sambung Pastor Paul Kalkoy, berhubungan dengan Firman Tuhan hari ini (Markus 10 :17-30), Paus Fransiskus dalam kunjungan apostoliknya ke Indonesia kemarin, minimal di dua tempat beliau mengulangi kata-kata yang sama di Katedral Jakarta maupun di stadium GBK, berkaitan dengan uang dalam arti yang luas dan arti yang sempit.

“Uang dalam arti yang luas bisa menjadi setan yang merusak hidup kita. Saya selalu menasehati orangtua jangan utamakan kerja untuk kasih uang kepada anak-anak, tetapi yang paling utama adalah kasih spiritualitas, kasih moral, kasih ajaran iman untuk anak-anak,”ungkap Pastor Paul.

Bukan saja itu, Pastor Paul Kalkoy mengajak umat agar bukan cuma memberi uang tetapi sentuhan tangan.

“Tidak cukup membawa sumbangan untuk orang miskin, tetapi menyentuh mereka dengan kasih, karena sentuhan itu sangat penting. Sebab Firman Tuhan hari ini mengatakan bahwa kalau kitab isa tiba pada perilaku Kristiani yang seperti itu, maka Kerajaan Allah yang menjadi tujuan hidup kita itu pasti akan kita miliki,”ungkap Pastor.

Foto bersama Pastor dengan 3 anak yang menerima Komuni Suci dan anak yang dibaptis beserta orangtua dan saksi

Komuni Suci

Sementara itu, Perayaan Ekaristi Kudus yang dilaksanakan malam itu diikuti dengan penerimaan sakramen pembabtisan dan komuni pertama dari anak-anak dan keponakan dari Daniel Reyaan.

Daniel Reyaan adalah seorang petugas Avsec (Aviation Security) salah satu personal Bandara dibawah Kementrian Perhubungan yang memiliki tanggungjawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan dan ketertiban penerbangan.

Bayi perempuan yang dibaptis adalah; Felecia Greatania Reyaan dan yang menerima sakramen komuni pertama masing-masing:

Adrianus Januar Reyaan, Grace Cinska Reyaan, Yohanes Sutrisno Reyaan dan Anggelo Aprilio Rahanluan, (Keponakan) dari bapak Dany Reyaan.

Daniel Reyaan selain tugas utamanya sebagai petugas keamanan Bandara setempat, sebagai seorang ayah dan umat gereja, kesehariannya mengajar agama untuk anak-anak Katolik yang berada di wilayah itu.

Dia mengakui, karena tidak ada guru agama disana, maka dirinya meluangkan waktu untuk mengajar dan menyusun soal-soal agama untuk pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Tingkat Lanjutan.

“Saya berharap kepada pembimas Katolik, kedepan harus ada guru agama yang ditempatkan di Banda Naira, agar anak-anak kami bisa memperoleh pendidikan agama dengan baik, “pinta Dani seraya menceritakan kalau dirinya sudah bertugas di banda Neira selama 14 tahun, sejak Bulan Maret 2011 hingga saat ini.

“Disini kami hanya 14 kepala keluarga, ketua Stasinya itu bapak Hary, satuan Polairud Polda Maluku yang diperbantukan disini, saya lupa marganya tapi bapak itu orang Flobomora (Timor), “ujar Dani Reyaan, seraya berharap kedepan Pembimas Katolik menempatkan guru agama disini.

“SD, SMP tidak ada guru agama Katolik, jadi saya sering menyusun soal-soal agama, untuk mereka jika ada ujian,”ujar Dany yang ngaku kalau isterinya orang Toraja, NiRahel Mongan ini.

Mereka telah dikaruniai empat anak dua perempuan dan dua putra dan ditambah lagi dengan salah satu keponakan yang tinggal di Banda Neira hingga saat ini.

Sekilas Tentang Santa Lydia

Lidia dari Tiatira adalah salah satu tokoh perempuan dalam Alkitab, khususnya dalam bagian Perjanjian Baru, pada kitab Kisah Para Rasul.

Ia dikenal sebagai penjual kain ungu. Perempuan ini adalah seorang penganut agama Yahudi yang berasal dari kota Tiatira (di wilayah Asia Kecil).

Tiatira adalah sebuah kota kecil yang terletak di Asia Kecil (Asia Minor). Ia bertemu dengan Paulus dan Silas ketika Paulus dan Silas hendak memberi pengajaran tentang Kristus di kota Filipi (di benua Eropa). Awalnya, kota tersebut belum mengenal Kristus dan belum mendapatkan pengajaran tentang Kristen.

Ia tertarik dengan pengajaran yang diberikan oleh kedua rasul tersebut di sebuah rumah sembahyang Yahudi dan mendengarkannya dengan baik.

Pengajaran yang diberikan oleh Paulus membuatnya memilih untuk menjadi seorang Kristen. Akhirnya, perempuan ini memutuskan untuk dibaptis beserta seisi rumahnya.

Setelah itu, ia memberi tumpangan kepada Paulus dan pengikutnya untuk tinggal semalam di rumahnya. Ia adalah seorang Eropa pertama yang bertobat dan memberi diri dibaptis oleh pengajaran Paulus di wilayah Eropa, khususnya di kota Filipi. (L05)