AMBON, LaskarMaluku.com – Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena berharap jalan santai dan pengobatan gratis yang dilakukan DPD Wanita Katolik RI Maluku dan Maluku Utara dalam rangka perayaan 100 tahun HUT WKRI tanggal 26 Juni 2024 mendatang, dapat memupuk persaudaraan, hidup ade kaka, hidup orang basudara di Maluku dan Kota Ambon khususnya.
Hal ini disampaikan Bodewin Wattimena dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Satuan Pamong Praja Kota Ambon, Richard Luhukay, pada pembukaan acara jalan santai yang dipusatkan di Lapangan Merdeka Ambon, Kamis (23/5/2024) pagi.
Orang nomor satu di Kota Ambon ini berharap kegiatan positif seperti ini terus dilakukan, bukan saja untuk perayaan ulang tahun tetapi bisa diagendakan secara rutin.
“Kegiatan ini dapat memupuk tali persaudraaan, dan semoga kita semua bisa bergandengan tangan menjadikan Kota Ambon sebagai rumah bersama yang maju, aman, nyaman, indah sehat dan sejahtera,”harap Walikota.
Sebab menurutnya, realita perjalanan panjang masyarakat dalam bergereja di Maluku khususnya di Kota Ambon telah membuktikan bahwa dari warga organisasi gereja telah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin gereja maupun pemimpin masyarakat dibidangnya dengan sejumlah prestasi yang luar biasa dan membanggakan, dan yang mampu memimpin umat dan masyarakat pada suatu perubahan yang lebih baik.
Dirinya menambahkan, WKRI dalam kiprahnya telah memiliki tekad sebagai pengikat dalam rangka mewujudkan bela rasa dan keprihatinan bersama terhadap perempuan khususnya dan bagi mereka yang tidak mendapatkan keadilan pada umumnya.
“Pemimpin ini yang pada akhirnya menuntun kita membangun NKRI. Selaku pemerintah kami bersyukur memiliki WKRI sebagai mitra kerja yang turut bersama bekerja menjalankan karya-karya pengabdian social untuk mewujudkan kesejahteraan bersama serta menegakan harkat dan martabat manusia, bukan saja di kawasan perkotaan tetapi juga di tempat-tempat yang jauh dan terisolir,”ungkapnya.
Sementara itu, Uskup Diosis Keuskupan Amboina Mgr Seno Ngutra berharap Wanita Katolik RI di Maluku menjadi Wanita Katolik yang hebat, yang setia, tetapi juga yang sejati.
Uskup mencontohkan seorang ibu yang sementara membersihkan sampah di Lapangan Merdeka tanpa memperdulikan hujan.
“Contohilah ibu tersebut. Dia menjadi seorang Wanita hebat, yang melakukan pekerjaan yang kecil dengan cinta yang besar. Dan saya tidak pernah meragukan para ibu, karena kalian baik ibu-ibu Katolik, Muslim, Protestan, Hindu, Budha, telah melaksanakan tugas dengan baik dalam rumahtangga masing-masing,”ungkap Uskup Seno Ngutra.
Karena itu, ketika hari ini anda melakukan kegiatan di tengah guyuran hujan saat ini, maka Tuhan mau mengingatkan akan beberapa hal :
Pertama, air atau hujan tidak hanya menjadi lambang atau sumber kehidupan dan kesuburan, tetapi juga untuk membersihkan. Karena itu pelajaran penting para ibu pun apalagi nanti Pilkada, maka saya berharap dan percaya bahwa para ibu nantinya akan menjadi sumber kehidupan, sumber ketenangan, sumber inspirasi bagi kita sekalian di provinsi ini.
Kedua, hujan ini akan membatasi langkah-langkah anda, tetapi ketika anda semua terkumpul disini, ini mengingatkan bahwa persatuan dari hati ke hati itu lebih penting dari pada gerakan yang luar biasa diluar sana.
“Karena zaman ini orang tidak lagi duduk bercerita dari hati ke hati karena handphone, tetapi hari ini jika hujan membuat anda berteduh disini, maka anda dituntun duduk bercerita, lihat orang punya muka dan tanpa main hp,”tandas Uskup.
Ketiga, tentu dengan kehadiran ibu-ibu hebat lintas agama, juga dari ibu-ibu TNI-Polri, bahwa hanya dalam kebersamaan jalan bersama, negeri ini, negara ini akan maju, akan aman, akan damai dan akan menjadi negeri yang hebat.
Usai melakukan jalan santai, dilanjutkan dengan pengobatan gratis, bukan saja oleh anggota WKRI tetapi pelayanan kesehatan gratis ini juga dilakukan bagi masyarakat umum. (L02)