TIAKUR, LaskarMaluku.com – Di Era Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Barnabas Orno, banyak kebobrokan yang terjadi, diantaranya banyak pejabat dan kontraktor terjerat tindak pidana korupsi serta sarat politik dinasti
Demikian disampaikan juru kampanye Benyamin Thomas Noach dan Agustinus Lekwardai Kilikily, ketika pasangan petahana itu kampanye terbatas yang dihadiri lebih dari seribu orang di lapangan Ruko, Tiakur, Sabtu (23/11/2024).
Dia berharap, para pasangan calon lain dan juru kampanye tidak melakukan fitnah dan pembodohan kepada masyarakat.
“Mari kita jadi mitra, tapi jangan fitnah. Kita tetap orang saudara. Tapi, Bapak pendeta bilang fitnah itu 4 generasi bisa kena. Paslon 02 tidak fitnah siapapun,”ingat mantan anggota DPRD Provinsi Maluku dua periode itu.
Dia mengaku, dalam proses perjuangan dan realisasi pemekaran MBD, dirinya banyak dihujat warga Nuswotelu (Letti, Moa, dan Lakor).
“Ada yang bilang pemerintahan Benyamin-Ari, sakit. Padahal pemerintahan terdahulu lebih sakit. Kenal Melki Frans dalam perjuangan pemekaran. Khusus di Nuswotelu. Tapi apa yang disampaikan itu bohong. Terbukti jadi Bupati dan katanya tokoh nasional peradaban Moa babak belur. Karena mereka mau jadi tokoh adat. Pemerintahan babak belur. Koruptor terbanyak sejak kepemimpinannya selama 8 tahun,”bebernya.
Namun, ingat dia, ketika Benyamin yang pernah mendampingi Orno, tidak ada koruptor yang di proses dan ditahan.”Toh, itu ada pada pemerintahan sebelumnya. Siapa terima uang dan siapa masuk penjara,”terangnya.
Ironisnya, ketika itu Benyamin hendak mencalonkan diri menjabat Bupati MBD, dilawan karena adiknya ingin jadi Bupati MBD. ”Apakah itu ketakutan. Apakah MBD ini dinasti dan kerajaaan. Makanya, lahirlah Benyamin-Ari melakukan perlawanan,”ingatnya.
”Lalu jabatan besar selama jadi Wakil Gubernur Maluku, apa yang dilakukan bantu MBD nol rupiah. Datang justeru menyampaikan hoax, padahal tanganya menjadikan Benyamin Wakil Bupati MBD,”lanjutnya.
Mestinya, harap Frans sebagai tokoh yang baik lakukan kaderisasi dorong Benyamin jadi Bupati menggantikanya.”Tapi sekarang lakukan nepotisme berlebihan,”kesalnya.
Selain itu, Frans mengaku, secara matematika politik Benyamin-Ari, kembali berpeluang besar memenangkan Pilkada MBD.
“Selain survei nasional Indobarometer tertinggi 72 persen, didukung 9 parpol dan memiliki 12 kursi di DPRD MBD. Nah, kalau voting pembangunan di Moa, parpol koalisi Benyamin-Ari yang menang karena dari 20 kursi ada 12 kursi anggota dewan dari parpol koalisi,”paparnya.
Meski begitu, dia mengaku, ada anggota dewan yang menjadi juru kampanye paslon lain mengatakan bahwa di dewan tidak mengenal voting itu tidak benar. “Kalau ada anggota dewan yang mengatakan bahwa tidak ada voting, selama ini duduk di belakang kantor dewan,”sebutnya.
Tak hanya itu, dia menyikapi pernyataan Barnabas Orno, kalau paslon 01 sudah meraih elektabilitas 7 persen.”Namun, kita tidak tahu nama lembaga survei. Survei kapan, berapa sampel dan tidak tahu atai masa mengambang berapa. Jangan lakukan pembodohan. Padahal. Benyamin-Ari, berdasarkan hasil survei nasipnal Indobarometer 73 persen,”tegasnya.
Frans juga menyoroti, Orno yang mengaku, tanam lambang garuda ketika melepaskan jabatan Bupati di tengah Kota Tiakuar, sangat konyol. “Itu bunuh diri namanya. Jabatan itu dari Tuhan, tapi lambang ditanam,”ujarnya.
Tak hanya itu, dia juga menyoroti, Orno yang pernah diperiksa Hendrik Cristian, yang merupakan calon Bupati MBD.”Abas Orno dipriksa mantan penyidik senior KPK, tapi sampai sekarang kita tidak tahu perkembanganya. Kita tahu juga bahwa ketika kepemimpinanya banyak perjabat dan kontraktor di tahan. Kalau Benyamin pimpin tidak ada yang diproses dan ditahan,”bebernya.
Frans juga mengaku, kepemimpinan Abas Orno, Semi Letelay jabat Asisten I Pemkab MBD dinonjob jadi kepala Pol PP. “Tapi, ketika itu Semi Letelay gugat dan menang di PTUN, tapi tidak punya kekuatan eksekusi. Tapi pak Semi Letelay selarang gabung dengan Barmabas Ormo. Apakah Pak Semi maafkan atau masih ingat. Kita juga tahu Mos Maahury dinonjobkan, tapi tidak jalankan tugas, namun terima gaji. Apakah ini contoh yang baik,”sebutnya.
Terakhir, dia mengaku, kampanye paslon dan tim pemenangan lain kalau Benyamin jika menang atau kalah tetap ditahan.”Pak Benyamin itu tidak pernah diperiksa. Nah,,kalau orang ditahan itu Operasi Tangkap Tangan (OTT) atau sudah ditetapkan tersangka, tapi masuk daftar pencaharian orang lalu Polisi dan Jaksa sementara cari,”pungkasnya. (L02)