AMBON, LaskarMaluku.com – Sebanyak kurang lebih 124 siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Negeri 65 Ambon diajar untuk lebih percaya diri serta berpikir kritis mengenal lingkungan sekitarnya.
Kepala Sekolah SDN 65, Paskalina Theresia Talaud, S.Pd, M.Pd mengemukakan, terdapat beberapa kriteria yang harus diikuti oleh para siswa sebagai pelajar Pancasila.
Menurutnya tema sentral yang diangkat pada semester pertama dalam tahun 2024 ini, yakni; “Gaya Hidup Berkelanjutan” yakni suatu cara yang diajarkan kepada anak-anak untuk bisa melakukan hal-hal baik ketika berada ditengah masyarakat.
“Kita ajarkan tanpa dibilang pun anak-anak sudah bisa melakukan hal-hal yang baik, bagaimana anak-anak menjadi duta untuk mempromosikan kebudayaan yang ada ditengah masyarakat kepada masyarakat luas,”urai Lina Talaud kepada LaskarMaluku.com, seraya menceritakan sebuah kisah mengenai “Air Majapahit di Negeri Emma”
Konon cerita masyarakat setempat, asal muasal Air Majapahit setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, 1527 Masehi, para rakyat ada melarikan diri hingga sampai pada Negeri Emma.
“Latar belakang dari runtuhnya kerajaan Majapahit lalu rakyatnya dia tersebar bahkan ada yang lari sampai di Maluku salah satunya Desa Ema, itu akhirnya Putri tersebut dia juga secara garis besar dia ingin tinggal dan diselamatkan oleh penduduk setempat dalam hal ini ”Malessy Kapitan’.
Suatu waktu itu Putri itu ingin masuk ke daerah dusun petuanan yaitu, Malessy sempat bercakap-cakap dengan putri tersebut. Dan putri itu meninggalkan Kendi, Tombak, dan gamelan sebagai bukti bahwa dia pernah ada di Maluku dan dia menyerahkan “Kendi itu,” setelah dia minum sedikit dari air kendi itu, dan mengeluarkan air.
“Tiba-tiba putri dan 20 dayang-dayanya meninggalkan jejak sejarah sampai saat ini, “kata Ibu Lina sebagaimana mengingatkan cerita dari masyarakat Emma ketika dirinya dan para dewan guru membawa siswa-siswinya ke lokasi wisata Air Majapahit di Negeri Emma Kecamatan Leitimur Selata, Kota Ambon, Provinsi Maluku.
Masih menurut ibu Lina, sejarahnya ada pada lambang tombak teratai, yang juga berhubungan dengan lambang Brimob satuan pasukan khusus Polisi Republik Indonesia (Polri).
“Saya sempat dengar ceritanya, tetapi paling tidak ada relasi ada hubungan antara peninggalan – peninggalan sejarah yang di air di Emma atau ” Air Majapahit” kepada sesuatu pelestarian jadi budaya. Ini harus dilestarikan dan anak-anak negeri bisa menjadi duta informasi untuk menyampaikan informasi ini ke orang lain,”ungkapnya.
Anak-anak SD Neg 65 bukan hanya sekedar mengunjungi tetapi kegiatan pembersihan lingkungan pada area sekitar juga dikerjakan anak-anak asuhnya.
Untuk diketahui, Kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1527 Masehi. Runtuhnya kerajaan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya, perang saudara setelah kematian Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389.
Perebutan takhta antara Kusumawardhani, putri mahkota, dan Wirabhumi, putra dari selir Raja Hayam Wuruk
Serangan dari Kerajaan Demak, yang dipimpin oleh Patih Udara dan kemudian Sultan Trenggana.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di Mojokerto, Jawa Timur, antara tahun 1293–1527 Masehi. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, yaitu pada tahun 1350–1389.
Program P5 yang dilakukan SD Negeri 65 yakni Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Program ini anak-anak mengenal, beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia ini lebih kontinue berakhlak kepada Tuhan, kepada sesama, kepada alam bahkan akhlak kepada diri sendiri.
Bergotong-royong ada kolaborasi kerjasama yang menguatkan profil anak-anak sebagai pelajar Pancasila.
Kebhinekaan suku bangsa agama warna apa merasa bahwa dia ini berbeda dari yang lain anak-anak yang mulainya dia menyendiri dia bisa percaya diri bisa bekerja sama anak-anak yang dulu tidak bisa bikin apa-apa kreativitas yang muncul kegiatan kuliner ini dan Ada kolaborasi antara orang tua juga terlibat dalamnya, bukan hanya sekolah tapi ini telah terjadi pendidikan wartawan juga seperti untuk bagaimana menyuarakan dan menjadikan anak-anak ini menjadi anak-anak yang punya pribadi yang kuat. (L05)