Share

AMBON, LaskarMaluku.com – Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menyebut hanya 80.000-an orang yang bisa mengikuti misa bersama Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia itu di kompleks Gelora Bung Karno.

Sebanyak 95 persen di antaranya sudah terisi. Misa akbar bersama Paus Fransiskus diagendakan diselenggarakan pada tanggal 5 September 2024.

“Misa tersebut masuk dalam rangkaian kunjungan Pimpinan Takhta Suci ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Saat misa akbar bersama Paus Fransiskus di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) akan ada dua stadion yang digunakan, yaitu di Stadion Madya dan Stadion Utama GBK. Kapasitas Stadion Madya sekitar 26.000 (orang) dan kapasitas Stadion Utama GBK itu 60.000 (orang),” ujar juru bicara sekaligus Sekretaris II Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia RD Thomas Ulun Ismoyo seperti dilansir dari kompas.com, Jumat (2/8/2024).

Namun, tidak semua dari total kapasitas 86.000 orang tersebut akan digunakan. Di Stadion Utama GBK, misalnya, dari kapasitas 60.000 orang, panitia hanya akan menggunakan 54.000 orang. Hal itu terkait dengan keamanan dan sistem pengendalian kerumunan.

Ulun mengatakan, Stadion Madya akan digunakan untuk komunitas pendidikan, terutama anak sekolah. Adapun batasan usia anak sekolah yang hadir ialah minimal pelajar sekolah menengah pertama.

Sementara Stadion Utama GBK, kata Ulun, akan digunakan untuk umat pada umumnya. Sebelumnya, panitia sudah membagi kuota untuk umat sesuai permintaan dari tiap-tiap keuskupan (wilayah gerejawi). Selain digunakan untuk perwakilan umat dari keuskupan-keuskupan se-Indonesia, Stadion Utama GBK juga akan digunakan untuk perwakilan sejumlah organisasi dan tamu undangan lainnya.

”Saat ini data yang kami terima, sudah 95 persen kuota terisi. Kalaupun ada perubahan, itu hanya perubahan nama yang didaftarkan. Misalnya, satu gereja akan mengirimkan 50 orang, jumlah tersebut tidak berubah. Kalaupun ada perubahan, hanya nama yang didaftarkan, berubah dari bapak A ke bapak B,” tutur Ulun.

Ulun juga memastikan, saat misa digelar, rumput Stadion Utama GBK tetap akan dijaga. Panitia tidak akan menggunakan area lapangan rumput di Stadion Utama GBK untuk tempat duduk umat selama misa.

Gereja Dibuka

Ulun mengakui, kapasitas untuk umat mengikuti misa akbar bersama Paus Fransiskus memang terbatas. Umat di wilayah Keuskupan Agung Jakarta hanya mendapat kuota 13.700 orang. Padahal, jumlah umat di Keuskupan Agung Jakarta hampir mencapai 600.000 orang.

Menanggapi terbatasnya jumlah umat yang bisa mengikuti misa akbar, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo berpesan, kedatangan fisik Paus memang penting. Namun, yang tidak kalah penting adalah teladan serta pesan-pesan keimanan dan kemanusiaan beliau.

”Sejak awal, saya yakin pasti akan banyak yang kecewa karena Paus Fransiskus di Indonesia hanya berkunjung ke Jakarta. Bayangkan, banyak orang pasti ingin bersalaman dan bertemu dekat dengan Paus. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi. Pertemuan pasti sangat formal dan waktunya terbatas dengan protokol yang sangat ketat,” ujarnya.

Pihak gereja juga menyiarkan secara langsung prosesi selama misa. Kardinal Suharyo menambahkan, Kuria Keuskupan Agung Jakarta akan meminta agar gereja-gereja di wilayah Keuskupan Agung Jakarta dibuka saat Paus Fransiskus merayakan ekaristi di GBK. Umat yang tidak mendapat kesempatan misa di GBK bisa mengikuti misa secara daring dan bersama-sama di gereja terdekat.

”Saat Paus Fransiskus memimpin misa di GBK, umat bisa datang ke gereja. Saat di GBK dilakukan penerimaan komuni, umat di gereja-gereja juga bisa menerima komuni. Ini dilakukan agar kerinduan umat juga turut terpuaskan,” ujar Kardinal Suharyo. (*/L02)