AMBON, LaskarMaluku.com – Ketua Majelis Latupati Kota Ambon Reza Maspaitella mengatakan, karakter kepemimpinan adat Maluku membutuhkan integritas diri dan etika, sehingga pemimpin akan bertindak berlandaskan nilai dan menghormati prinsip etika.

“Pemimpin dengan integritas diri yang berdiri teguh dalam nilai dan prinsip, akan mampu membuat keputusan berdasarkan yang benar dan bertindak sesuai nilai keyakinannya. Pemimpin yang mengatakan kebenaran, mengakui kesalahan, dan menghidari manipulasi atau penipuan,”ujar Maspaitella dalam forum Business Matching dan Penguatan Ekosistem Kemitraan 2024 yang diselenggarakan Politeknik Negeri Ambon (Polnam) dan Politeknik Perikanan Negeri (PPN) Tual, Selasa (16/7/2024).

Menurutnya, kepemimpinan adat Maluku juga bersandarkan pada kasih sayang berupa perhatian dan rasa empati kepada anggota dalam organisasi yang akan membangun kepercayaan dan ikatan yang kuat, serta lingkungan yang menyenangkan dalam organisasi

Selain itu menurut Maspaitella, struktur organisasi adat yang ada di Maluku mampu menciptakan sifat saling menghormati dan saling mendukung sebagaimana tercerminkan dalam budaya Masohi, rela berkorban untuk mencapai sebagai satu keluarga.

“Karakter kepemimpinan adat Maluku juga memiliki keteladanan dan kesetiaan. Sehingga pemimpin tersebut mampu menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai etika dan menjadi contoh bagi orang lain yang dipimpinnya.

Pendidikan Berkarakter Penting Bagi Pemimpin

Pada kesempatan yang sama, Sosiolog IAIN Ambon Abdul Manaf Tubaka mengatakan, secara sosio-antropolgis, manusia Maluku telah dengan sadar dan sistematis mengajarkan pola pendidikan karakter secara informal.

 “Persoalannya adalah apakah kita masih terdengar di telinga kita nasehat para tetua itu? dan apakah nasihat para tetua itu masih berlaku?,” ujarnya dengan nada tanya.

Dosen Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Ambon ini menjelaskan, pendidikan karakter kena mengena dengan pendidikan akhlak, yaitu upaya sadar dan sistematis membentuk kepribadian manusia seutuhnya (jiwa dan raga) yang cinta pada kejujuran dan kebenaran dan bertanggung jawab.

“Pendidikan berkarakter sangat penting bagi para pemimpin kita, karena berkaitan denan kebijakan yang akan diambil berkaitan dengan kepentingan rakyat,”ungkapnya.

Dirinya menambahkan, pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia dalam pembangunan peradaban, maka Pendidikan karakter berujung pada kesadaran mengenai Tuhan dalam posisi sebagai hamba dan khalifah.

Dalam Islam akhlak berelasi dengan khalik (pencipta, Tuhan) sehingga setiap orang yang berakhlak mengimplementasikan ajaran agama dan budaya yang bertujuan untuk ketertiban sosial (social order) demi mencapai kesejahteraan hidup bersama yang diupayakan secara sistemik dalam bentuk hidup bernegara. (L02)