Share

AMBON, LaskarMaluku.com – Pemerintah sepertinya agak sulit menghentikan lajunya harga-harga kebutuhan pokok masyarakat. Ini terlihat dari berbagai kebutuhan bahan pokok di pasar terus meroket. Namun sejauh ini upaya untuk mengendalikan inflasi terkesan lamban. Akibatnya masyarakat ekonomi lemah hanya sebisa mungkin memenuhi kebutuhan pokok seadanya.

Kondisi ini jika tidak secepatnya tertangani maka menimbulkan kondisi kesehatan masyarakat kian memburuk lantaran daya beli masyarakat akan kebutuhan ekonomi tidak terjangkau. Umumnya kebutuhan hidup sehari-hari.

Naiknya sejumlah kebutuhan pokok, seperti beras, telur, ikan sayur mayur dan kebutuhan jasa lainnya dalam beberapa bulan terakhir tidak bisa dikendalikan pemerintah daerah akibat tingginya inflasi. Ketidakmampuan pemerintah daerah Maluku dalam menekan sejumlah harga kebutuhan pokok, membuat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terpaksa harus mengambil langkah koordinasi dengan pemerintah daerah guna menekan lajunya inflasi.

Ketidakmampuan pemerintah daerah dalam menekan lajunya inflasi di sebelas kabupaten kota di provinsi Maluku selama berapa bulan terakhir’ dimungkinkan karena konsentrasi penjabat gubernur Maluku, Ir Sadalie Ie yang tengah diperhadapkan pada tekanan publik, terkait dengan indikasi korupsi. Utamanya kasus dana reboisasi dan dana Covid 19. Kedua kasus ini tengah berada di meja Kantor Kejaksaan Tinggi Maluku.

Rapat Koordinasi (Rakor) yang dipimpin oleh Mendagri Tito Karnavian, dan diikuti oleh jajaran pemerintah provinsi Maluku itu “Terkait upaya Langkah kongkrit Pengendalian Inflasi Daerah”

Rapat Koordinasi itu diikuti secara daring dan diikuti oleh Penjabat Gubernur, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup pemerintah provinsi Maluku.

Pada Rakor itu, Mendagri Tito Karnavian meminta kepada pemerintah daerah untuk segerah mengambil langkah-langkah kongkrit untuk bisa mengendalikan inflasi.
“Pemerintah pusat dan daerah perlu membangun sinergi untuk mengendalikan inflasi, langkah strategis kata Karnavian perlu diambil untuk terus memantau harga bahan pokok, peningkatan produksi lokal, serta dibangunnya koordinasi intensif dengan semua pemangku kepentingan, “pinta Mendagri Tito Karnavian pada Rakor tersebut, Senin (24/06/24).

Sementara itu, Penjabat Gubernur Maluku, Ir Sadalie Ie, M.Si, IPU mengharapkan kepada tim pengendalian inflasi Provinsi Maluku untuk secepat melaksanakan rapat koordinasi dengan beberapa kabupaten kota yang hingga kini belum mampu menekan lajunya inflasi dimaksud.
“Langkah-langkah perlu diambil untuk pengendalian inflasi yakni operasi pasar, di gelarnya pasar murah menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN), “harap Sadalie”

Para bupati dan Walikota, terutama tiga (3) wilayah yang masuk penilaian indeks harga konsumen (IHK) itu yakni kota Ambon, kota Tual, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dan termasuk kabupaten Buru yang memiliki angka inflasi yang cukup tinggi.

Apa itu Inflasi

Inflasi adalah istilah dalam dunia ekonomi yang merujuk pada kondisi kenaikan harga barang dan jasa di pasar pada periode tertentu.

Fenomena ini dapat berdampak pada roda perekonomian negara, baik itu bagi konsumen maupun produsen, serta kestabilan harga pasar.

Tingkat keparahan inflasi bisa dilihat dari laju inflasi yang merupakan presentasi kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus.

Dampak Inflasi

Dampak Inflasi biasanya terjadi disebabkan pada beberapa faktor; Daya beli masyarakat berkurang, nilai uang menurun, suku bunga tinggi dan pertumbuhan ekonomi terhambat.
Salah satu hal yang menandakan terjadinya inflasi adalah meningkatnya peredaran uang kertas akibat penurunan nilai mata uang sehingga berimbas pada kenaikan harga barang dan jasa. Naiknya harga barang dan jasa secara keseluruhan ini membuat biaya hidup semakin meningkat.

Umumnya inflasi adalah kondisi kenaikan barang dan jasa yang diukur selama satu tahun oleh lembaga statistik negara. Peran ini dipegang oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS bertugas untuk melakukan survey guna mengumpulkan data dari harga berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili kebutuhan konsumsi masyarakat.

Data yang didapat tersebut nantinya dibandingkan dengan periode sebelumnya untuk mengukur tingkat inflasi.

Salah satu penyebab Inflasi adalah peredaran uang yang meningkat dimasyarakat akibat merosotnya nilai mata uang. Hal tersebut membuat harga barang ikut naik.
Semakin banyaknya uang yang beredar,. maka nilai mata uang pun akan semakin berkurang. Akibatnya, harga barang dan jasa naik sementara daya beli masyarakat menurun.

Umumnya, fenomena peredaran uang yang tak terkendali tersebut disebabkan oleh kebijakan moneter yang longgar.
Inflasi juga disebabkan ketika permintaan barang atau jasa meningkat namun tidak diimbangi dengan pasokan yang mencukupi. Adapun Inflasi bisa disebabkan oleh penawaran yang menurun akibat adanya kenaikan biaya produksi. (L05)