Share

AMBON, LaskarMaluku.com – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberikan kepercayaan kepada Politeknik Negeri Ambon dengan anggotanya Politeknik Perikanan Tual untuk menyusun Workforce Planning dan Innovation Planning Berbasis Potensi Daerah, Program Penguatan Ekosistim Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daearah di Provinsi Maluku.

Penyusunan Workforce Planning dan Innovation Planning ini sendiri merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Maluku terutama dalam hak penguatan ekosistim kemitraan, dan pengembangan inovasi potensi daerah. 

“Poltek Ambon dan Politeknik Perikanan Tual tidak bisa berjalan sendiri namun sering dengan dunia usaha. Oleh sebab itu kemitraan sangat penting,”demikian disampaikan Direktur Politeknik Negeri Ambon (Polman) Dady Mairuhu,ST, MT saat membuka kegiatan FGD Penyusunan Workforce Planning dan Innovation Planning Berbasis Potensi Daerah. Program Penguatan Ekosistim Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daearah di Provinsi Maluku, Kamis (13/6/2024), di Golden Place Hotel Ambon.

Menurutnya, kebijakan yang direkomendasikan dalam solusi membangun daerah melalui kegiatan ini yakni penguatan ekosistim kemitraan yang menjadi fokus utama, sehingga diharapkan pendidikan vokasi dapat duduk bersama saling bersinergi dengan pemangku kepentingan utamanya dengan Pemda, untuk menciptakan inovasi yang berbasis pada kebutuhan serta potensi daerah. 

Lantaran itu, kolaborasi  dengan pemangku kepentingan dari berbagai lini menjadi perhatian bersama, sehingga dengan program ini dapat mendorong penyelarasan, permintaan dan penawaran, beserta keahlian yang dibutuhkan di masa depan. 

“Dunia usaha dan industri kita libatkan karena bicara Perguruan Tinggi untuk menentukan bagaimana arah kebijakan yang akan dicapai mahasiswa, kita butuh stakeholder, dunia usaha, industri dan dunia kerja. Dan kami siap berkolaborasi,”ungkapnya. 

Sementara itu, Tim Pakar Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Berbasis Daerah Kemendikbudristek, Alan D Koropidan,PhD, kepada pers disela-sela kegiatan mengatakan, publik selama ini menilai Politeknik seolah-olah dibawah perguruan tinggi akademik, padahal faktanya tidak demikian. Lantaran itu, Kemendikbudristek Politeknik Negeri Ambon sebagai salah satu konsorsium dari 20 konsorsium nasional diberikan kepercayaan untuk membangun ekosistem kemitraan di Maluku.

Alan mengatakan, dari 20 konsorsium pasti mempunyai keunikan tersendiri dan potensi di daerahnya masing-masing. Nah, bagaimana caranya agar keunikan dan potensi daerah ini bisa masuk dalam agenda pembangunan. Makanya mereka di wajibkan untuk membuat policy paper, nantinya usernya pemerintah.

“Makanya Kemendikbud menggandeng Kemendagri supaya Kemendagri mengeluarkan surat edaran ke sekda-sekda ibaratnya ketuk pintulah, ini ada binaan Politeknik yang kami mandatkan kami kasih tugas supaya bisa berkomunikasi. Selain Kemendagri kami juga menggandeng Bapenas. Nah kebetulan metode yang kami gunakan ini sama yang digunakan Bappenas ketika menyusun ketika RPJPN. Sehingga policy paper future of  world dapat menjawab kebutuhan dunia usaha dan bisnis,”jelas Alan.

Dirinya mengaku sudah bertemu Pj Gubernur Maluku Sadali Ie, supaya melibatkan Bapedda agar ini masuk dalam agenda pembangunan karena kita juga dibackup oleh Bappenas.

“Jadi kita harapakan kombinasi ini akan mempengaruhi pembangunan di Maluku.  Kita mendorong mereka untuk membangun ekosistem secara kelembagaan yang bisa melibatkan semua pihak. Makanya saya minta untuk bangun kolaborasi dengan dunia usaha, dunia industri, BUMN, media, sehingga usulan-usulan ini bisa masuk dalam perencanaan pembangunan nasional,”harap Alan.

Kegiatan FGD difasilitasi staf dosen Politeknik Negeri Ambon Roy Alan Wattimena, MSc dengan menghadirkan 3 narasumber diantaranya, Kepala Bapedda Provinsi Maluku, Anthon Lailosa, perwakian APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia), Reimon Setiabudi dan Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Charles G. Anidlah.

Usai mendengar paparan materi dari narasumber, para peserta FGD yang juga berperan sebagai narasumber memberikan ide, gagasan juga kritikan bagi tim konsorsium yang nantinya akan dirangkum dalam policy paper. (L02)