NAMROLE, LaskarMaluku.com, – Komisi III DPRD Provinsi Maluku meninjau Pekerjaan jalan Namrole Leksula Kabupaten Buru Selatan yang dikerjakan oleh PT. Mutu Utama Konstruksi (MUK) sejak Tahun 2023-2024 ini telah hampir rampung 100 persen. Sayangnya Jalan dengan panjang 17 Kilo meter yang sudah dilakukan pengaspalan itu kembali mengalami kerusakan.

Rusaknya jalan yang menghubungkan Namrole ke Leksula itu. Namun hingga kini masih terus dilakukan perbaikan akibat curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan longsor dan pohon tumbang menutup badan jalan akibat longsor yang hampir setiap hari terjadi. Curah hujan yang tinggi persulit pekerja yang ada dilapangan.

Hal itu diketahui, saat Komisi III DPRD Maluku melakukan pengawasan di Kabupaten buru selatan (Bursel), pada Rabu (29/05/2024) kemarin, dan meninjau langsung lokasi pekerjaan jalan Namrole menuju Leksula.

Proyek milik Kementrian PUPR melalui Balai Jalan Provinsi Maluku yang dikerjakan PT. MUK sepanjang 17 kilo meter telah menelang total anggaran sebesar Rp. 1.14 Milyar yang dianggrakan dari APBN.

Wakil ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Saudah Tuankotta/Tethool, SH, mengatakan terkait dengan pekerjaan Jalan menuju Leksula yang dikerjakan oleh pihak Balai Jalan. Kemarin kita komisi III melakukan pengawasan di ruas jalan di Namrole Leksula, yang dimana kondisi jalannya itu rusak berat akibat dari pada hujan beberapa hari belakangan ini.

“Jadi Jalan itu sudah dikerjakan oleh Balai Jalan dengan sempurna dengan baik, tapi ternyata kondisi Alam ini tidak bisa di halangi. Maka itu dengan kerja kerasnya dari Balai Jalan untuk resapasi kembali ruas jalan dari Namtole ke Leksula,” ujar Tethool.

Menurutnya, dengan perbaikan jalan tersebut itu cukup memguras tenaga karena harus mengangkat pohon-pohon yang tumbang, ada longsoran tanah menutupi jalan. Bahkan banyak Drainase yang tertup oleh longsoran.

” Tapi syukur bahwa dengan kerja keras ruas jalan itu sudah bisa dibersihkan dan diperbaiki yang rusak ringan maupun yang rusak berat,” jelasnya.

Tethool menambahkan, Sementara ini juga memang masih ada perbaikan-perbaikan jalan yang terputus akibat dari aliran anak sungai dari tebing-tebing itu yang membuat putusnya jalan.

“Tapi Balai jalan juga tidak diam, mereka juga tetap bekerja keras untuk bagaimana menyelrsaikan pekerjaan ruas jalan tersebut,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Politisi Senior asal Partai Hanura ini juga, menjelaskan, Dan hasil pekerjaan yang disampaikan oleh pihak PT Mutu Utama Konstruksi untuk 17 km itu sudah 100 persen, dan termasuk jalan yang terputus pun sudah mencapai 100persen. Mulai dari kerusakan yang cukup berat pun sudah ada terselesaikan. Hanya ada pengangkat sendimen- sendimen yang masih menutupi Drainase itu yang sementara dilakukan.

“Jalan yang rusak dengan cuaca alam yang begitu berat tapi mereka tetap memperbaiki untuk aktifitas masyarakat dari Leksula ke Namrole,” tandasnya.

Sementara, Manager Pelaksana PT. Mutu Utama Konstruksi (MUK) Nanang mengemukakan, pekerjaan jalan dengan panjang 17 kilo meter yang dikermrjakan sejak 2023-2024 dengan dana Multiyears yang senilai Rp. 1.14 Milyar itu sudah hampir rampung seratus persen, dan pekerjaan pun masih terus dilakukan.

“Curah hujan yang begitu tinggi di daerah Buru Selatan terutama di daerah pegunungan yang menjadi titik pekerjaan mengakibatkan jalan yang sudah selesai pun kembali rusak akibat terbawah longsor. Bahkan aspal ada yang hancur. Tapi kita tetap dilakukan perbaikan,” ujarnya.

Dikatakan, begitu juga dengan got saluran Air dan talud penahan tanah, banyak mengalami kerusakan karena longsor akibat curah hujan yang begitu tinggi.

Kerusakan jalan akibat longsor katanya, akan dilihat jika dimungkinkan untuk di aspal ulang akan dilakukan dan itu harus diperbaiki. Sedangkan, paket yang ditangani 17 kilo meter dan Multiyears.

“Dan pekerjaan sudah hampir seratus persen, namun pada beberapa titik terjadi longsor hingga menutupi badan jalan kita lakukan pembersihan lagi, yang rusak aspal dilakukan perbaikan ulang. Karena masih di masa pemeliharaan, sehingga wajib bagi kami untuk menangani kerusakan yang ada, hanya saja kita diperhadabkan dengan kondisi alam saat ini,”tandas Nanang. (L04)