LASKAR – Komisi IV DPRD Provinsi Maluku waktu dekat akan memanggil Dinas Pendidikan Provinsi Maluku guna membicarakan skema SMA Siwalima dengan mengundang pihak Komite untuk dibicarakan, salah satunya terkait dengan nilai kontrak dengan jumlah siswa yang tersedia. Demikian disampaikan Wakil ketua komisi IV DPRD Maluku, Rovik Akbar Afifudin.

Menurutnya, data tidak sesuai, dimana, jumalah siswa yang dikontrakan dengan jumlah siswa yang tersedia di sekolah itu tidak seimbang.

“Jadi kalau di kontrak itu kan 3,8 itu diperuntukkan untuk 220 siswa. Sementara faktanya di sana ada 460 siswa. Jadi tentu pasti ya itu pasti tidak tidak seimbang kan itu yang pertama,” ujar Afifudin, kepada wartawan di kantor DPRD Maluku, Jumat (2/12/2022).

Ditambahkan, yang kedua dapur dan ruang makan yang tidak hyginis, makanya tahun ini kita minta agar dapurnya direhabilitasi termasuk dengan ruang makan, apalagi ruang makan itu kan siswa 420.

Ruang makan itu kalau kita sama-sama lihat kan tidak cukup, sehingga makan itu pake shift dan akhirnya berpengaruh semua. “Kami kami minta yang pertama rehap itu ruang makan dan dapur. SMA Siwalima terkait skema harus punya sesuatu yang unik dan berbeda, itu nanti akan dibicarakan tersedniri dengan dinas pendidikan bagaimana ada kebijakan yang akan diambil,”bebernya.

Afifudin menegaskan, pihaknya akan membicarakan masalah ini sampai tuntas dengan pihak Dinas Pendidikan, sebab ada informasi juga jika orangtua siswa yang mampu membayar uang makan setiap bulan Rp 1,5 juta, tetapi pihak sekolah belum merealisasikan

“Mungkin di minggu-minggu depan sudah harus dibicarakan, karena memasuki tahun ajaran baru itu sudah harus ada sikap yang jelas soal SMA Siwalima itu,” janjinya.

Politisi muda PPP Dapil Kota Ambon ini juga mengatakan, karena kalau bilang unggulan sekarang SMA 1, SMA 2, SMA lain dan sebagainya tapi perlakuannya tidak sama, fasilitasnya dan sistimnya dan timnya juga tidak sama, makanya harus di bicarakan baik-baik agar ketika kebijakan itu diambil tidak kemudian menimbulkan kecemburuan pada sekolah lain.

Sementara menyangkut penambahan 200 siswa, maka siswa yang mampu itu menyetor Rp. 1,5 juta tiap bulan untuk biaya makan dan minum

“Karena kalau misalnya 3,8 miliar itu untuk  memberikan makan dan minum 460 siswa itu kan tidak mungkin, dan butuh Rp.9 miliar, tapi faktanya demikian. Ini yang harus dibicarakan dan disesuaikan,” tadasnya. (L04)