LASKAR – Status Kota Ambon yang ditetapkan masuk dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro Level 1 oleh Pemerintah Pusat disadari Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, sebagai bukti kebesaran Tuhan bagi kota ini.

“Kita memuji Tuhan akan kebesaranNya, sebab hampir dua tahun lamanya kita ada dalam ketidak pastian kapan suasana ini berakhir, dan setelah lama kita bergelut dengan Covid-19, akhirnya Menteri Dalam Negeri mengeluarkan instruksi baru, dimana satu-satunya kota di Provinsi Maluku yang turun level hanya Kota Ambon,” kata Walikota dalam Kebaktian Pencanangan Minggu – Minggu Adventus, di Jemaat Imanuel Karang Panjang, yang digelar di Rumah Jabatan Walikota, Jumat (26/11/2021) malam.

Walikota menjelaskan, sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 61 Tahun 2021 tentang PPKM, dimana Kota Ambon ditetapkan masuk dalam level 1, itu artinya tingkat keterpaparan Covid-19 di kota ini sudah sangat rendah bahkan dalam beberapa hari terakhir berada pada angka nol.

Menurutnya, hal itu bukanlah an-sich upaya Pemkot Ambon, tetapi dukungan semua warga kota, khususnya lewat doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan.

“Kita bekerja bukan andalkan teknologi, ilmu, atau uang, tetapi selalu kita minta kepada Tuhan. Oleh sebab itu, kita tidak boleh sombong, karena Ambon turun ke level 1 adalah pekerjaan semua warga kota, dengan doa dari para janda yang tidak perhitungkan, doa anak yatim piatu yang kehilangan orang tua, doa dari banyak orang yang kehilangan saudaranya, dan jika kali ini kita turun pada level 1 ini bukanlah pekerjaan yang gampang,”terangnya.

Diakuinya, masyarakat Kota Ambon memiliki kesadaran tinggi dalam upaya membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok melalui gerakan vaksinasi massal Covid-19.

Tingkat kesadaran warga kota ini sangat signifikan untuk vaksinasi. “Dari target 274.194 jiwa yang harus divaksin kita sudah 84,20 persen. Sementara untuk vaksinasi Lansia sudah diatas 60 persen. kalau untu kualifikasi kota yang herd immunity, maka kota Ambon sudah masuk kategori tersebut,” jelasnya.

Hal lain yang patut disyukuri, ujar walikota, adalah tidak adanya dokter atau tenaga kesehatan (nakes) di Kota Ambon yang meninggal karena terpapar Covid padahal di luar Ambon, lewat pemberitaan media diketahui banyak sekali dokter atau nakes yang meninggal dunia karena Covid-19.

“Dari sekian banyak dokter dan nakes yang meayani di kota ini tidak satu pun dipanggil Tuhan, mereka terpapar, sembuh, dan melayani lagi, sementara di luar pada waktu puncak Covid banyak dokter dan nakes  yang meninggal dunia,” imbuhnya.

Memasuki minggu-minggu adventus yang merupakan masa penantian menyambut Natal Kristus 25 Desember 2021, Walikota mengajak umat Kristiani di Kota Ambon untuk terus memuji dan menyembah Tuhan lewat perilaku hidup yang baik.

“Masa penantian biasanya adalah sesatu yang menjengkelkan, namun Adventus bukanlah penantian biasa tapi penantian yang pasti, karena kita yakin pada waktunya kita diangkat dan diselamatkan. Dalam proses penantian itu yang harus kita lakukan adalah memuji dan menyembah lewat perilaku kita,” pungkasnya.

Doa Syukur atas turunnya Ambon ke PPKM mikro level 1, selain dilakukan bertepatan dengan pencanangan Adventus, juga akan dilaksanakan secara agama Islam oleh Wakil Walikota (Wawali), Syarif Hadler bersama para Pejabat stuktural Muslim di Rumah Jabatan Wawali.  (L02/MCAMBON)