Share

LASKAR – Ketua Program Studi, (Kaprodi) Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan DR. Ruslan Tawari, MSi menduga kuat kalau limbah air panas dari radiator PLTD Poka yang menyebabkan matinya sejumlah besar pohon mangrove di pantai Desa Poka.

Ruslan mengungkapkan, jika penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa matinya pohon mangrove ini penyebabnya adalah limbah air panas yang kemudian membuat pertumbuhan mangrove menjadi terhambat atau mati.

Namun demikian, persoalan ini kemudian dapat diatasi dan dikondisikan secara baik sehingga tanaman pohon mangrove ini tumbah subur dengan baik tetapi, tanaman ini belakangan kering dan tak punya harapan hidup.

Pendapat dan analisis dari Kaprodi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Universitas Pattimura Ambon ini, sekaligus menjawab kebimbangan dari Manajer PLTD Poka, Mohamad Alwin Wahid.

Menurut Ruslan Tawari, pihaknya belum mengetaui secara pasti, apakah PLTD Poka mempunyai bak penampungan limbah air panas maupun limbah lainya atau tidak, tetapi yang pasti bahwa PLTD Poka, harus bertanggungjawab penuh terhadap matinya pohon-pohon mangrove di kawasan itu.

“Saya tidak mengetahui secara pasti, apakah ada bak penampungan disana atau tidak, tetapi fakta bahwa mangrove tumbuh secara baik dan kejadian lagi. Dan bukan kejadian baru, tapi kejadian berulang. Jadi patut diduga bahwa ada human error disitu dan PLN harus bertanggungjawab,”tegasnya.

Dirinya sangat menyayangkan pihak PLN berkilah dengan alasan belum ada pembuktiannya, sementara ini bukan hal baru sebab kasus-kasus sebelumnya telah membuktikan bahwa limbah air panaslah yang kemudian membuat pertumbuhan mangrove menjadi terhambat atau mati.

Tawari yang juga Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IKAPATTI ini kepada wartawan di Kampus Unpatti Ambon, Minggu, (21/8/2022) mendiskripsikan adanya limbah air panas yang memasuki kawasan mangrove secara kontinue, dan berlangsung selama tiga bulan yang disertai dengan pasang surut yang kemudian menyebar membawa limbah air panas membuat sedimentasi yang menjadikan lubang pori terbuka sehingga terserap kedalam mangrove.

Disamping faktor pendukung lainnya berupa tumpahan minyak dan sebagainya yang masuk kedalam resapan mangrove.

Tawari mengatakan IKAPATI mempunyai tenaga untuk melakukan riset untuk membuktikan secara bersama.

“PLN mengatakan belum ada hasil penelitian dan ini harus dibuktikan. IKAPATI punya tenaga riset, dan ini bisa digunakan oleh pihak PLN untuk dibuktikan secara bersama-sama sehingga kedepan penanaman mangrove tidak lagi menimbulkan kerusakan dan limbah mereka juga diatur secara baik tidak boleh mereka beralibi,”tegasnya.

Sebelumnya Manager Perusahan Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Poka, Mohamad Almin Wahid mengemukakan kalau dalam loporan secara berkala selama setahun berjalan pihaknya memperoleh pelaporan biru; artinya kinerja mereka memperoleh kewajaran yang baik.

Menurut Almin Wahid, setiap tiga bulan sampai enam bulan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) memberikan penilaian bahwa kinerja PLTD Poka berkerja baik dan mengikuti ketentuan penataan pengelolaan lingkungan.

 “Tiap bulan itu kita mengambil sampel untuk pemantauan lingkungan jadi diawasi, bahkan tiap tahun itu peroleh pelapor biru. Artinya peroleh penilaian penataan pengelolaan lingkungan itu kategorikan aman, “ungkap Almin Wahid.

Meski memberi dalil bahwa LTD Poka mendapat rapor biru, namun disisi lain, Almin Wahid mengaku kalau pihaknya masih menuggu hasil telaah dari pihak terkait.

Dia berpendapat, apabila dalam telaah itu ditemukan indikasi yang mengarah pada pencemaran yang disebabkan dari dalam PLTD maka pihaknya mendukung upaya melestarikan kembali mangrove-mangrove tersebut. (L05)