Share

Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon, SH,MH didampingi Moderator Liberatus Fenanlampir,SE dalam Diskusi dengan Tema “Akar Budaya Duan Lolat” di Kedai Kopi Kumal Duan, Senin (21/09/2020)

LASKAR – Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon, SH,MH meminta untuk segera dibentuk tim guna menyusun kamus Bahasa Tanimbar, sehingga bahasa Tanimbar tetap terpelihara dan bisa mengakar pada setiap generasi. 

Permintaan ini disampaikan Bupati Fatlolon dalam acara Diskusi di Kedai Kopi Kumal Duan dengan tema, “Akar Budaya Duan Lolat” Senin (21/09/2020).

Dikatakan, sebagai orang Tanimbar, adat istiadat harus dinomor satukan dan budaya Duan Lolat yang diwarisi harus tumbuh, berkembang serta dipelihara, dan diwariskan kepada generasi-generasi saat ini.

BACA JUGA:  Kelanjutan Pekerjaan Jembatan Penghubung di Kei Kecil Tunggu Hasil Kajian Komisi KKJTJ

“Saya sepakat ada tim yang menyusun kamus bahasa daerah dan mewakili wilayah. Jadi ada Bahasa Fordata, Bahasa Yamdena, Bahasa Selaru, Bahasa Selwasa dan Bahasa Makatian. Saya berharap dari diskusi ini ada rekomendasi untuk membuat Kamus Bahasa Daerah dan yang pasti ada keterwakilan masing-masing. Segera bentuk tim untuk kita tugaskan menyusun kamus bahasa daerah,”janji Fatlolon disambut tepuk tangan peserta diskusi.

Menurutnya, bahasa merupakan pemersatu dan mengenal suatu bangsa itu dari bahasa. “Kita bisa mengenal orang Tanimbar dari logat dan bahasa yang digunakan. Oleh sebab itu kita harus bisa mengajarkan bahasa daerah untuk anak-anak kita,”harapnya.

Fatlolon mengakui tidak lahir di Tanimbar tetapi di Ambon, namun dalam komunikasi dengan orangtua didalam rumah menggunakan bahasa Tanimbar. “Sampai saat ini saya bisa berbicara bahasa Tanimbar 60-70 persen walaupun belum sempurna tetapi saya sangat bangga dan terus mau belajar bahasa Tanimbar,”aku Fatlolon dalam diskusi yang dipandu moderator Liberatus Fenanlampir,SE.

Lembaga Adat Penting 

BACA JUGA:  Dampak Covid-19 Shell Mundur dari Blok Gas Abadi Masela

Orang nomor satu di Bumi Duan Lolat ini memberikan apresiasi kepada beberapa tokoh masyarakat yang telah menggagas pembentukan lembaga adat di Tanimbar.

Dirinya berharap, lembaga adat ini bisa menjadi pemersatu masyarakat Tanimbar secara keseluruhan, sehingga tidak ada ego dari masing-masing wilayah.

“Saya keliling semua daerah dan wilayah, ternyata masih ada dari masing-masing daerah. Ini yang harus disatukan melalui Lembaga Adat Tanimbar yang didalamnya representasi semua komponen masyarakat,”harapnya seraya menambahkan, lembaga adat ini menjadi modal dan kekuatan serta kepentingan masyarakat Tanimbar secara bersama. (L03)