Share
Bupati KKT, Petrus Fatlolon SH.MH, membersihkan drainase yang tersumbat akibat sampah plastik. 
HARI MINGGU (3/5/2020) pagi langit Kota Saumlaki dan sekitarnya tampak mendung. Tak banyak warga yang ke luar rumah. 
Ibadah Minggu di Gereja untuk sementara waktu dihentikan. Pandemi Covid-19, mengharuskan umat Nasarani, menerima pelayanan rohani dari rumah.
Mendung di atas langit Kota Saumlaki akhirnya berubah. Hujan pun turun deras membasahi tanah ibu negeri Bumi Duan Lolat. Volume air yang begitu kuat tak terbendung dan akhirnya meluap menggenangi jalan raya.
Beberapa titik dalam kota terpaksa menerima imbas dari mampetnya drainase, seperti di Jalan Prof. Dr. Boediono, di depan Markas Batalyon 734/SNS, ruas Jalan Mathilda Batlayeri dan Kampung Babar.
Tak tinggal diam di rumah, Bupati Petrus Fatlolon SH.MH, langsung turun ke lokasi. Orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini bersama beberapa staf Rumdis berusaha membereskan saluran yang mampet. 
Dia berharap ke depan ada kesadaran bersama agar tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat. Apalagi di lokasi, terdapat begitu banyak sampah plastik, juga banyak potongan kayu yang semakin memperparah keadaan.
Bersama staf Rumdis dan beberapa warga, Bupati Petrus Fatlolon berusaha membersihkan sampah yang menyumbat aliran air dan meluap hingga menggenangi jalan raya.
Bahkan beberapa waktu berlalu, Bupati Petrus Fatlolon kembali mendatangi lokasi bersama Plh Sekda KKT, Ruben Moriolkosu, Kepala Bappeda, Kadis Bina Marga dan Kadis Cipta Karya, guna melihat dari dekat titik rawan langganan banjir.
“Setelah didata, maka titik-titik rawan ini segera ditangani. Instansi terkait agar secara rutin memantau kondisi drainase dan harus segera dilakukan perbaikan,” tegasnya sembari menghimbau warga tidak membuang sampah sembarangan di drainase yang berujung aliran air tersumbat dan meluap kemana-mana.
Bupati Petrus Fatlolon mengatakan, perlu kesadaran bersama untuk menyikapi ancaman hidrometeorologi seperti banjir. 
“Ancaman hidrometereologi ini harus sungguh-sungguh diperhatikan. Ya, kali ini kita bisa lihat sampah-sampah plastik dan kayu yang dibuang sembarangan mengakibatkan banjir. Kita harus sadar di kesempatan lain, ancaman hidrometereologi itu bisa muncul dalam bentuk lain,” jelasnya mengingatkan.
Bupati Petrus Fatlolon melanjutkna,  ancaman hidrometereologi dimaksud, seperti kekeringan, kebakaran hutan, gelombang laut tinggi, siklon tropis, dan cuaca ekstrim, sehingga kita harus hidup bersama alam. 
“Hindari perilaku menyimpang seperti membuang sampah sembarangan. Jadi harus ada kesadaran dan pengetahuan yang holistik tentang potensi bencana,” terangnya.
Potensi bencana, urai Bupati Petrus Fatlolon, akan berdampak pada lima bidang pembangunan yang sensitif terpapar dan rentan oleh pengaruh iklim yaitu, bidang air bersih, bidang perikanan, bidang pertanian, bidang perhubungan laut, bidang perumahan dan pemukiman penduduk. 
“Untuk itu, aspek tanggung jawab, pola pikir dan perilaku mengenal potensi bencana itu sangat penting, Sehingga sekali lagi mari kita sadar dan hidup bersama alam,” pungkasnya. (Mercy Fanumby)