Share

LASKAR – Sikap diam dan lambannya hasil laboratorium yang belum diekspose Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku, membuat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Alumni Universitas Pattimura (IKAPATTI) tidak tinggal diam. Pasalnya, IKAPATI tetap konsisten bersuara dalam menyikapi rusaknya eksosistem “Mangrove Pantai Desa Poka”.

Sikap diam dari DLH Provinsi Maluku ini, tentu membawa PLTD Poka dan PT PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara berada pada posisi sulit untuk keluar dari tudingan terhadap kinerja PLTD Poka bahwa seakan-akan mereka berada dibalik keringnya pohon-pohon mangrove.

Ketua Dewan Harian DPP IKAPATTI Dr Ruslan Tawari, MSi menegaskan bahwa dalam waktu dekat, Tim Kajian dan Pengendalian Ekosistem  Mangrove IKAPATTI segera melakukan pertemuan.

Pertemuan dimaksud lanjut Rusland Tawari, sebagai bagian dari sikap mereka terhadap lambannya kinerja Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku.

Tim ini kata Tawati, akan bekerja untuk mengungkap tragedi rusaknya ekosistem mangrove di depan PLTD Poka ini.

“Hari Senin 29 Agustus 2022 pukul 13.00 Wit, ada pertemuan Tim Kajian dan Pengendalian Ekosistem Mangrove di Ikapatti. Tim ini bekerja secepat mungkin untuk mengungkapkan penyebab keringnya ekosistem mangrove,“tandas Ketua Program Studi, (Kaprodi) Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Universitas Pattimura ini, kepada Laskar Maluku.com melalui whatsapp, Sabtu, (27/8/2022).

Sebelumnya, DR Ruslan Tawari, menduga kuat kalau limbah air panas dari radiator PLTD Poka yang menjadi penyebab rusaknya ekosistem mangrove di pantai Desa Poka.

Dugaan dari DPP IKAPATTI itu menyusul bantahan yang disampaikan Manager PLTD Poka kalau mereka bekerja sesuai dengan ketentuan dan tidak melakukan pencemaran lingkungan.

Dan penegasan itu diperkuat dengan laporan dari Dinas Lingkungan Hidup yang memberikan angin segar kepada PLTD Poka dengan memberikan “Raport Biru” artinya perusahaan negara ini, tidak melakukan pencemaran lingkungan.

Meski ada pembantahan, namun fakta lapangan membuktikan yang terjadi adalah sejumlah besar pohon mangrove layu dan mati.

Kendati demikian, PLTD Poka ketika “Dengar Pendapat” dengan DPRD Kota Ambon belum lama ini mengemukakan kalau indikasi keringnya mangrove ini salah satu penyebab adalah limbah plastic dan sampah-sampah botol bekas yang berisikan minyak yang berselewaran masuk kedalam area mangrove. (L05)