AMBON, LaskarMaluku.com – Mantan Direktur RSUD Dr M Haulussy Ambon, dokter Nazaruddin kabur dari Maluku meninggalkan hutang obat-obatan di 30 apotik di Kota ambon maupun di luar Maluku dengan nilai hutang sebesar Rp 12 Miliar.
Akibatnya Rumah Sakit plat merah ini berada dalam kondisi kolaps karena kekurangan obat-obatan dan harus melunasi beban hutang yang ditinggalkan mantan direktur.
Lantaran itu, Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Kesehatan, membantu mengatasi kekurangan obat-obatan di RSUD Dr. M.Haulussy dengan mendistribusi obat-obatan senilai Rp 5 miliar untuk mengisi kekosongan stock.
Wakil Direktur, (Wadir) Pelayanan Medis, dokter Novi Riyanti, Sp.OG (Spesialis Kandungan) menjelaskan, RSUD Dr.M.Haulussy ini sebenarnya sudah kolaps, sehingga Dinas Kesehatan memberikan bantuan obat-obatan senilai Rp 5 miliar.
“Kami punya hutang obat-obatan di 30 apotik, sehingga mereka tidak mungkin membantu kita lagi, sehingga pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan membantu kami mengatasi krisis obat-obatan,”jelas dr. Novi Riyanti
Dirinya menambahkan, dari hutang obat-obatan sebesar Rp 12 miliar, pihaknya sudah melakukan pembayaran secara cicil sebesar Rp 5 miliar.
“Jadi masih tersisa Rp 7 miliar lagi”, kata PLT Direktur RSUD Haulussy, dr.Novita Nikijuluw, kepada LaskarMaluku.com Rabu (20/11/2024) siang.
Terungkapnya hutang obat-obatan dari Rumah sakit rujukan milik pemerintah provinsi Maluku ini, sebagai akibat dari kebijakan yang tidak populis dari mantan direktur, Nasaruddin.
Akibat beban hutang tersebut, kini Plt Direktur RSUD Haulussy, dokter Novita Nikijuluw melalui kebijakannya telah membayar secara cicil sebesar Rp 5 miliar, dan sisanya sebesar Rp 7 miliar harus dilunasi pihak Rumah Sakit selama tahun 2024 ini.
“Kami akan mengupayakan tahun ini sudah bisa dilunasi,”kata dokter Novita Nikijuluw, ketika mendampingi kunjungan Sekretaris Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Welem Daniel Kurnala di RSUD dr Haulussy.
Blusukan Welem Kurnala adalah untuk melihat dari dekat pelayanan rumah sakit kepada setiap warga negara yang berobat di rumah sakit milik pemerintah provinsi Maluku ini.
Kurnala mengakui masih terdapat kekurangan yang harus diperhatikan, salah satunya hutang obat-obatan dari mantan direktur sebelumnya, yakni dr. Nasaruddin.
“Soal tunjangan kinerja para pegawai (TPP). Ini diperlukan sinergitas antara semua pihak sehingga sistem pelaporan terakurasi dengan baik, itu yang menjadi atensi kita, “ujar Welem Daniel Kurnala disela-sela kunjungan kerjanya.
Kendati begitu, wakil rakyat dari dapil enam ini mengapresiasi kinerja baik dari tim work rumah sakit RSUD Haulussy.
“Saya pribadi mengajak masyarakat untuk berobat di rumah sakit ini. Saya melihat ada perubahan besar dari tata kelola manajemen, jadi baiknya datang dan berobat di rumah sakit ini, “ajak Welem Kurnala seraya menambahkan, sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku, saya berkewajiban untuk terus memantau kinerja mereka.
Kurnala juga bertekat kedepan akan membantu memperbaiki manajemen rumah sakit termasuk fokus memonitor serta mengoptimalkan perubahan anggaran yang cukup guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Welem Daniel Kurnala, sebelum melakukan pertemuan dengan para dokter dan pihak manejemen rumah sakit, ditemani Plt Kepala Dinas Kesehatan Promal Yan Aslian Noor, Plt Direktur dan para Wadir serta humas rumah sakit dr Haulussy. Termasuk meninjau proyek rehabilitasi rumah sakit yang kunjung tak selesai sampai memasuki akhir tahun 2024 ini.
Proyek yang berasal dari dana APBN itu dikerjakan oleh salah satu kontraktor menelan anggaran puluhan milyar rupiah. Tapi sayangnya proyek dibawah pengawasan kementerian PUPR ini belum menunjukkan perubahan berarti. (LO5)