AMBON, LaskarMaluku.com – Setelah vakum beberapa waktu, Maluku Media Center (MMC) sebagai rumah bersama jurnalis di Maluku kembali eksis.

Eksisnya MMC setelah sejumlah jurnalis senior yang pernah tergabung dalam MMC bertemu dan membahas keberadaan MMC yang dibentuk di tengah konflik Maluku.

Mantan Koordinator MMC Dino Umahuk mengatakan, MMC perlu hadir untuk mendukung kerja-kerja jurnalis di Maluku, terutama jurnalisme damai. 

Menurutnya, MMC sebagai rumah bersama akan membuat program-program untuk memperkuat kapasitas para wartawan, terutama para wartawan muda, dan calon wartawan.  Apalagi, saat ini media online semakin meriah di tengah arus informasi yang kompleks.

“Jadi  MMC harus kembali eksis, untuk menjawab itu. Karena tantangan saat ini beda dengan saat MMC dulu,” ujar Dino Umahuk.

Dikatakan, MMC harus hadir untuk ikut menjaga marwah pers di Maluku, karena itu harus ada lembaga yang fokus akan hal ini.

“Dan itu menjadi fokus MMC  ke depan,” tandas Dino Umahuk, yang mengatakan kehadiran MMC tidak akan mengganggu organisasi pers lain karena MMC adalah rumah bersama semua organisasi pers di Maluku.

Mantan Koordinator MMC lainnya, Rudy Fofid menyambut baik akan eksisnya kembali MMC. Pasalnya, banyak ruang tidak masuk dalam  organisasi pers saat ini. Misalnya jurnalisme hukum dan HAM, jurnalisme lingkungan, jurnalisme anak, jurnalisme perempuan, jurnalisme agama, jurnalisme sejarah, dan lain-lain.

“Banyak perspektif jurnalistik yang harus jadi fokus MMC ke depan,” tandas Rudy Fofid.

Hal lain disampaikan jurnalis senior, Novi Pinontoan. Menurutnya MMC itu sudah dikenal di tingkat nasional dan internasional karena kampanye jurnalisme damai. Bahkan MMC ikut mendorong terciptanya perdamaian di Maluku.

“MMC itu bukan organisasi baru, tapi sudah dikenal di dunia. MMC bukan organisasi pers dan tidak akan menjadi saingan bagi organisasi pers.  Justru MMC butuh organisasi pers untuk berkolaborasi dan tetap membina hubungan baik,” tandasnya.

Hal senada dikemukakan Mantan Koordinator MMC lainnya Vonny Litamahuputty. Dia mengaku kehadiran MMC akan memberikan dampak positif bagi perkembangan per di Maluku.

Apalagi, marwah MMC sebagai rumah bersama jurnalis Maluku tetap dikedepankan guna menciptakan pers yang berkualitas melalui program-program peningkatan kapasitas.

Sementara itu, mantan Sekretaris MMC, Saswaty matakena juga menambahkan, sejak dibentuk tahun 2000 saat konflik Maluku, kehadiran MMC sebagai saksi sejarah ikut terlibat dalam proses-proses perdamaian Maluku. MMC sebagai rumah bersama jurnalis Maluku terus melakukan pelatihan secara berkesinambungan tentang jurnalis damai bagi para wartawan yang kala itu sempat terdikotomi akibat konflik bernuansa SARA.

Namun karena terus diberikan penguatan kapasitas tentang jurnalisme damai, maka pemberitaan media tidak lagi provokatif dan propaganda, tetapi media juga ikut mendorong proses-proses perdamaian melalui pemberitaan yang sejuk dengan mengedepankan konsep jurnalisme damai dan bukan jurnalisme perang.

“Semoga dengan aktif kembali MMC dapat memberikan kontribusi positif bagi teman-teman jurnalis di Maluku. MMC akan bersinergi dan berkolaborasi dengan organisasi pers, organisasi perusahan pers, dengan pemerintah, pihak swasta, TNI-Polri dan semua pihak untuk bersama membangun Maluku,”harapnya. (L02)