Share

JAKARTA, LaskarMaluku.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah resmi menyetujui Revisi 2 Rencana Pengembangan I (Plan of Development/ POD I) Lapangan Abadi, Blok atau Wilayah Kerja (WK) Masela di Laut Arafura, Maluku pada 28 November 2023.

Persetujuan Revisi 2 POD I ini termasuk untuk persetujuan untuk kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture & Storage/ CCS).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan total investasi untuk pengembangan Lapangan Gas Bumi Abadi Masela ini diperkirakan mencapai US$ 20,95 miliar atau setara Rp 323,86 triliun (asumsi kurs Rp 15.462 per US$).

Perkiraan investasi tersebut termasuk untuk biaya CCS sebesar US$ 1,08 miliar atau sekitar Rp 16,8 triliun.

BACA JUGA:  Indey Terima Penghargaan Gerakan 10 Juta Bendera Merah Putih dari Kemendagri

Dia menyebutkan pengembangan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendukung ketahanan energi nasional dan mencapai target produksi gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD), yang sejalan dengan pencapaian target Net Zero Emisions (NZE).

Dengan disetujuinya Revisi 2 POD I Blok Masela ini, maka pemerintah meminta operator Blok Masela, yakni Inpex Masela Ltd, bisa segera melaksanakan aktivitas untuk pengembangan blok migas ini.

“INPEX dapat melaksanakan kegiatan pengembangan Lapangan Abadi sesuai POD,” ungkap Tutuka dalam keterangan resmi, dikutip, Senin (4/12/2023).

Selain membutuhkan investasi sekitar US$ 20,95 miliar tersebut, proyek gas “raksasa” ini diperkirakan akan menelan biaya operasi sebesar US$ 12,98 miliar, dan biaya pascatambang atau Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar US$ 830 juta.

BACA JUGA:  Polda Metro Jaya Tetapkan Politisi Asal Maluku Azis Samual Tersangka Pengeroyokan Haris Pertama

Sebagai informasi, total cadangan gas Lapangan Abadi diperkirakan mencapai sebesar 18,54 triliun standar kaki kubik (TSCF) dengan kumulatif produksi gas 16,38 TSCF (gross) atau 12,95 TSCF (sales) dan kondensat 255,28 MMSTB.

Kapasitas produksi sebesar 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas alam cair (LNG) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa), 150 MMSCFD (gas pipa), dan kondensat 35.000 barel per hari (bph).

Pengembangan Lapangan Abadi sesuai POD adalah pengerjaan Front End Engineering Design (FEED) untuk OLNG, FPSO, GEP dan SURF pada tahun 2024, Site Preparation pada tahun 2025 dan Drilling preparation pada tahun 2026.

Semula, Lapangan Abadi Blok Masela memiliki nilai investasi sebesar US$ 19,8 miliar (belum termasuk biaya CCS) dan diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027.

BACA JUGA:  Semakin Kabur Pembangunan ANP dan LIN, Paguyuban Maluku Temui Wakil Rakyat di Senayan

Namun kini proyek gas “raksasa” Blok Masela ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2030 mendatang.

Pemegang hak partisipasi (Participating Interest/ PI) di Blok Masela ini antara lain Inpex Masela Ltd (65%) dan juga bertindak sebagai operator, lalu ada PT Pertamina Hulu Energi Masela (20%), dan Petronas Masela Sdn Bhd (15%).

Kontrak Kerja Sama (PSC) WK Masela ditandatangani pada 16 November 1998 untuk jangka waktu 30 tahun dan telah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055. (*/L02)