LASKAR – Sejumlah besar pohon mangrove layu dan kering (mati) berjejar disepanjang pantai Poka atau tepatnya di depan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Desa Poka.

LaskarMaluku

Belum diketahui penyebab pasti keringnya sejumlah besar tanaman mangrove tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Universitas Pattimura (IKAPATTI), Agus Ufie, mengemukakan, pihaknya belum mengetahui pasti sebab musabab keringnya tumbuhan mangrove disekitar pantai Desa Poka tersebut.

LaskarMaluku

Tetapi setidaknya pihak PT.PLN Poka harus memiliki kepekaan terhadap tanaman mangrove ini. Karena menurutnya, tanaman itu menjadi kenangan tersendiri dari Mantan Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI AD, Doni Monardo dan tentunya harus menjadi perhatian PLN setempat untuk ikut memeliharanya bukan membinasakannya.

LaskarMaluku

“PLTD Poka harus memberikan perhatian khusus terhadap tanaman mangrove ini, karena tanaman ini buah tangan dari mantan Pangdam Doni Monardo. Dan PT.PLN Maluku harus memelihara dan memperhatikan tanaman ini,”tegasnya seraya menambahkan, pihak PLN Maluku harus bertanggungjawab terhadap keringnya sejumlah besar tanaman mangrove itu karena berada pada wilayah aliran air sungai dan jika dibiarkan, maka tanaman mangrove akan mati semuanya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Universitas Pattimura (IKAPATTI), Agus Ufie,

“Saya menyarankan kepada pihak PLN supaya melalui Dana CSR yang mereka punya untuk menanam kembali mangrove yang sudah mati dan membersihkan area sekitar itu karena itu mangrove berada di depan kantor mereka dan perlu ditangani secara serius,”tandas jebolan S2 Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini, kepada wartawan di kantor IKAPATI Kampus Unpatti Poka Ambon, Kamis (18/8/2022).

LaskarMaluku

Menurut Ufie, hasil diskusi teman-teman DPP IKAPATTI sempat mempertanyakan area mangrove yang dulunya tumbuh subur tetapi tiba-tiba berubah dan menjadi ancaman akan musnah.

“Awalnya disitu terdapat abrasi tetapi dengan adanya tanaman mangrove ini, tumbuh subur dengan baik tapi sekarang itu banyak yang mati kering dan itu menurut hasil diskusi kita mempertanyakan terutama PLN mungkin saja ada rembesan minyak atau limbah ngalir sampai ke laut dan mengakibatkan itu, jadi mungkin saja. Tapi ini memerlukan penelitian untuk membuktikan apakah adanya pencemaran limbah atau apa,”ungkap Ufie.

Sekjen DPP IKAPATTI ini sangat menyesalkan pengrusakan mangrove diareal ini karena tanaman mangrove yang mati dan kering itu terdapat didepan PLTD PLN Poka. Dia berharap dana CSR yang dipunyai PLN bisa digunakannya untuk proses penghijauan kembali.

Soal kemungkinan limbah dari PLN, Dosen FKIP Unpatti ini belum bisa memastikannya. Namun demikian untuk membuktikan itu, DPP IKAPATTI saat ini tengah membentuk tim guna mengumpulkan bukti-bukti untuk kemudian meneliti kenapa mangrove disitu bisa mati. Karena sedari awal proses penanaman mangrove tumbuh subur, tetapi kemudian kenapa sudah kering.

Kendati begitu, pihaknya berharap agar kedepan PLN Poka harus menata pembuangan limbah secara baik. 

Belum terhitung secara pasti berapa banyak tanaman mangrove yang mati di areal sekitar PLTD PLN Poka tersebut.

Namun fakta yang terlihat disana kondisi dibawah pohon mangrove terdapat kotoran sampah berupa, gelas plastic dan botol-botol plastik berserakan disana. Dan tampak kekentalan lumpur berwana hitam pekat dan bau tak sedap tercium jika kita merapat di sekitar area mangrove.

“Kita bisa melihat dari dekat ataupun setiap orang yang melintasi jalan di depannya bisa melihat tampak tanaman mangrove ini berdiri tapi tak bernyawa lagi bahkan ada sebagian yang kelihatan sakit tapi tidak diobati. Sekiranya tanaman ini perlu mendapat perhatian kita bersama,”harap Ufie.

Hal senada juga dikemukakan, Robianto kepala sub Informasi dan kerjasama Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon.

Menurutnya, pihaknya juga merasa miris dengan kondisi keringnya tanaman mangrove ini. Kendati begitu pihaknya belum memastikan apakah ada indikasi pencemaran limbah, tentu diperlukan suatu pembuktian.

“Kalau kita lewat disitu, hati kita sangat miris ‘kenapa’ banyak tanaman mangrove yang kering dan ini sangat disayangkan dan kedepan jika tidak teratasi segera bisa menimbulkan abrasi yang parah dan tentu berpengaruh terhadap kehidupan biota dipesisir Teluk Dalam Ambon,” ujarnya”.

Menurut Robianto, sering terjadi limbah minyak yang menyebar diatas perairan Teluk Dalam Ambon ini, namun pihaknya tidak mengetahui pasti, darimana limbah-limbah ini berasal. Dan jika itu terjadi pihaknya mengingatkan kepada “Keramba Jaring Apung” (KJA) dipesisir Teluk Dalam Ambon, untuk waspada dan tidak memberikan makanan kepada ikan peliharaan karena ikan dalam keramba bisa mati. (L05)